Desa Cianaga, yang terletak di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, sejak lama dikenal sebagai salah satu pusat penghasil domba ternak terbesar di wilayahnya. Dengan bentang alam yang subur dan masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai peternak, desa ini memiliki potensi besar dalam sektor peternakan. Hampir di setiap rumah warga dapat ditemukan kandang domba, menjadikan peternakan sebagai denyut nadi perekonomian desa.
Namun, di balik potensi tersebut, masih terdapat tantangan yang dihadapi para peternak. Sebagian besar masih menggunakan metode konvensional dalam pengelolaan ternak, mulai dari desain kandang hingga pengaturan pakan. Sumber pakan pun sebagian besar mengandalkan hijauan alami dari lahan pertanian, yang keberadaannya bergantung pada musim. Hal ini sering kali membuat ketersediaan pakan menjadi tidak menentu, terutama saat musim kemarau tiba.
Melihat peluang sekaligus permasalahan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB SUKABUMIKAB09 tahun 2025 merancang program Cianaga Smart-Farm. Program ini hadir sebagai upaya mendorong modernisasi sistem peternakan, meningkatkan produktivitas, serta membangun kesadaran peternak akan pentingnya inovasi dalam pengelolaan ternak.
Kegiatan Cianaga Smart-Farm meliputi:
- Sosialisasi Kandang Ideal, peternak diberikan pemahaman mengenai desain kandang yang memenuhi standar kesehatan ternak, sirkulasi udara, serta kemudahan perawatan. Hal ini penting untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kenyamanan ternak.
- Perhitungan Kebutuhan Pakan, mahasiswa memberikan panduan cara menghitung jumlah pakan yang dibutuhkan ternak berdasarkan umur, bobot badan, dan kondisi kesehatan. Perhitungan yang tepat dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan produktivitas.
- Distribusi Bibit Pakan Unggul, Sebanyak 200 bibit rumput odot dan bibit rumput red napier dibagikan kepada para peternak. Rumput ini dikenal memiliki kandungan nutrisi tinggi dan produktivitas yang baik, sehingga mampu menjadi sumber pakan utama yang stabil.
“Kami sangat mengapresiasi pembagian bibit rumput odot dan red napier ini. Dengan adanya bibit ini, kami berharap para peternak bisa menanam dan membudidayakan pakan ternak secara mandiri sehingga tidak lagi bergantung sepenuhnya pada pakan alami dari lahan sekitar,” ujar Bapak Aep, selaku Kepala Dusun Desa Cianaga.
Pelatihan Pembuatan Silase
Salah satu bagian penting dari program ini adalah pelatihan pembuatan silase, yaitu teknik pengawetan hijauan pakan ternak melalui proses fermentasi. Silase memiliki beberapa keunggulan:
- Tahan lama, dapat disimpan berbulan-bulan tanpa kehilangan banyak nutrisi.
- Kaya gizi, proses fermentasi meningkatkan kecernaan pakan.
- Solusi musim kemarau, menjadi cadangan pakan saat hijauan segar sulit ditemukan.
Bahan utama pembuatan silase umumnya adalah rumput segar yang dicacah seperti rumput odot kemudian dicampur dengan bahan tambahan konsentrat, molase, dan cairan EM4 untuk mempercepat fermentasi. Prosesnya sederhana, rumput yang sudah dicacah dimasukkan rapat-rapat ke dalam wadah kedap udara seperti drum atau kantong plastik tebal, lalu ditutup rapat untuk mencegah masuknya udara. Setelah didiamkan selama kurang lebih 7–30 hari, silase siap digunakan sebagai pakan bergizi untuk ternak.
Program ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari para peternak domba di Desa Cianaga. Antusiasme terlihat dari aktifnya mereka bertanya, berdiskusi, dan mencoba langsung teknik-teknik baru yang diperkenalkan. Beberapa peternak bahkan langsung mempraktikkan pembuatan silase di tempat, menunjukkan minat kuat untuk mengadopsi metode baru ini.
Dengan adanya Cianaga Smart-Farm, diharapkan peternakan Desa Cianaga tidak hanya bergantung pada metode tradisional, tetapi mulai mengadopsi teknologi dan manajemen modern. Langkah ini akan membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing produk ternak desa di pasar yang semakin kompetitif.
Ke depan, jika inovasi ini terus dikembangkan dan diikuti oleh regenerasi peternak muda, Desa Cianaga berpeluang menjadi contoh desa peternakan modern di Kabupaten Sukabumi, bahkan di tingkat provinsi.
”Kami berharap program ini menjadi awal dari perubahan besar dalam sistem peternakan di Desa Cianaga. Dengan pakan berkualitas dan manajemen yang baik, kesejahteraan peternak pun akan ikut meningkat,” ujar Candra, selaku Koordinator Desa Cianaga pada kegiatan KKN-T IPB 2025.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News