jejak panjang pesantren di indonesia dari dakwah wali songo hingga pendidikan modern - News | Good News From Indonesia 2025

Jejak Panjang Pesantren di Indonesia: Dari Dakwah Wali Songo hingga Pendidikan Modern

Jejak Panjang Pesantren di Indonesia: Dari Dakwah Wali Songo hingga Pendidikan Modern
images info

Jejak Panjang Pesantren di Indonesia: Dari Dakwah Wali Songo hingga Pendidikan Modern


Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua yang tumbuh dan berakar kuat di Indonesia. Sejak masa awal penyebaran Islam di Nusantara, pesantren menjadi tempat menimba ilmu agama, sekaligus wadah pembentukan moral, sosial, dan kebangsaan.

Secara etimologis dikutip dari laman Tirto.id istilah pesantren berasal dari kata santri, yang dalam bahasa Sanskerta shastri berarti “orang yang memahami kitab suci.” Sementara kata pondok berasal dari bahasa Arab funduq, yang berarti tempat tinggal sederhana atau asrama. Maka, pondok pesantren dapat dimaknai sebagai tempat tinggal para penuntut ilmu yang mempelajari ajaran Islam secara mendalam.

Konsep pendidikan berbasis pesantren diyakini muncul pada abad ke-14 hingga ke-15, bertepatan dengan berkembangnya dakwah Islam di tanah Jawa. Tokoh-tokoh Wali Songo memainkan peran penting dalam memperkenalkan sistem ini. Salah satunya adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim, atau yang dikenal sebagai Sunan Gresik, yang dianggap mendirikan lembaga pendidikan Islam pertama di Gresik, Jawa Timur.

Ketika jumlah muridnya semakin banyak, rumah tempat pengajaran tidak lagi mencukupi, sehingga dibangunlah pondok atau tempat tinggal bagi para santri.

Selain itu, terdapat pula pendapat yang menyebut Raden Rahmat atau Sunan Ampel sebagai pendiri pondok pesantren pertama yang berdiri secara terorganisir, yaitu Pesantren Ampel Denta di Surabaya. Dari sinilah sistem pendidikan berbasis asrama dan pengajaran kitab-kitab Islam mulai berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah.

Perkembangan dan Peran Sosial Pesantren

Seiring berjalannya waktu, pesantren tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar agama, tetapi juga sebagai pusat penyebaran dakwah Islam. Dukungan dari kerajaan-kerajaan Islam seperti Samudra Pasai, Demak, Banten, dan Mataram turut mempercepat perkembangannya. Pesantren menjadi lembaga yang menyatu dengan kehidupan masyarakat, menyesuaikan diri dengan budaya lokal tanpa kehilangan nilai-nilai keislaman.

Pada masa penjajahan, pesantren memiliki peran strategis dalam perjuangan kemerdekaan. Para kiai dan santri ikut berjuang melawan penindasan kolonial, baik secara fisik maupun melalui dakwah dan pendidikan. Pesantren menjadi benteng pertahanan spiritual bangsa, menanamkan semangat nasionalisme sekaligus menjaga moral masyarakat agar tetap berpijak pada nilai-nilai Islam.

Pesantren berperan penting dalam membentuk masyarakat madani. Melalui ajaran keikhlasan, kemandirian, dan kebersamaan, pesantren melahirkan generasi yang tangguh dan berintegritas. Sistem pendidikan di dalamnya juga mengajarkan pentingnya disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab sosial.

Struktur dan Sistem Pendidikan Pesantren

Pesantren memiliki lima unsur utama yang menjadi ciri khasnya: kiai, santri, masjid, pondok (asrama), dan pengajaran kitab klasik. Unsur-unsur tersebut membentuk sistem pendidikan yang unik dan berbeda dari lembaga pendidikan umum.

Kiai menjadi figur sentral sekaligus teladan moral di lingkungan pesantren. Peran kiai bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing spiritual dan panutan dalam kehidupan sehari-hari. Para santri, sebagai penuntut ilmu, tinggal di asrama yang disebut pondok dan menjalani kehidupan sederhana namun sarat makna.

Masjid berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan pembelajaran. Di sinilah santri melaksanakan salat berjamaah, mengikuti kajian kitab, dan berdiskusi tentang ilmu keislaman. Sementara itu, sistem pengajarannya dikutip dari artikel ilmiah karya Zaimir Syah dan Iswantir yang berjudul Asal usul dan perkembangan pesantren di Indonesia tahun 2023 menggunakan dua metode utama, yaitu sorogan dan wetonan.

Metode sorogan memungkinkan santri belajar langsung kepada kiai secara individual, sehingga terjadi interaksi yang mendalam. Sedangkan metode wetonan dilakukan secara berkelompok, di mana kiai membaca dan menerjemahkan kitab, lalu memberikan penjelasan kepada para santri. Sistem ini menumbuhkan kedekatan emosional antara guru dan murid serta membentuk tradisi keilmuan yang kuat.

Peran Pesantren dalam Pembentukan Karakter Bangsa

Dari sekadar tempat belajar, pesantren merupakan wadah pembentukan karakter dan moral bangsa. Nilai-nilai seperti kesederhanaan, kemandirian, gotong royong, dan tanggung jawab sosial tertanam kuat dalam kehidupan sehari-hari para santri. Sistem asrama menumbuhkan rasa kebersamaan dan solidaritas di antara mereka.

Selain itu, pesantren juga berperan dalam melestarikan ajaran Islam yang moderat dan toleran. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk, pesantren menjadi contoh nyata penerapan Islam rahmatan lil ‘alamin—Islam yang membawa kedamaian dan manfaat bagi sesama.

Para lulusan pesantren tidak hanya menjadi ulama atau pendakwah, tetapi juga berperan aktif di berbagai bidang kehidupan: pendidikan, sosial, ekonomi, bahkan politik. Mereka membawa nilai-nilai pesantren ke tengah masyarakat, memperkuat moral bangsa, dan mendorong terciptanya kehidupan yang harmonis.

Pesantren merupakan warisan pendidikan Islam yang berharga bagi Indonesia. Dalam menghadapi tantangan global, pesantren tetap menjadi pusat pembelajaran moral, spiritual, dan intelektual yang mampu melahirkan generasi berilmu dan berakhlak mulia.

Melalui perpaduan antara tradisi dan inovasi, pesantren telah membuktikan kemampuannya sebagai garda terdepan dalam membangun peradaban bangsa. Selama nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan tetap dijaga, pesantren akan terus menjadi cahaya yang menerangi perjalanan pendidikan di Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.