maggot si imut penjalin hubungan antara biologi unesasekolah insan cendekia mandiri melalui kegiatan pkm - News | Good News From Indonesia 2025

Pelatihan Perancangan Pembelajaran Berbasis SDGs bagi Guru Sekolah UNESA

Pelatihan Perancangan Pembelajaran Berbasis SDGs bagi Guru Sekolah UNESA
images info

Tim Pengabdian Masyarakat (PKM) S1 Pendidikan Biologi Unesa, telah melaksanakan kegiatannya yang pertama pada Rabu, 13 Agustus 2025.

Tema yang diangkat kali ini adalah “Pelatihan Perancangan Pembelajaran Berbasis SDGs untuk Membekalkan Nilai-Nilai Keberlanjutan” yang dilaksanakan di Sekolah Insan Cendekia Mandiri Boarding School, Sidoarjo.

Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Ulfi Faizah, S.Pd., M.Si. sebagai ketua PKM dan beranggotakan beberapa orang.

Dalam sambutan UNESA, Saat ini Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan bagian tak terpisahkan dalam segala bidang termasuk pendidikan.

Para guru perlu memiliki keterampilan dalam merancang pembelajaran berbasis SDGs untuk membekalkan nilai-nilai keberlanjutan.

Soal Komunikasi Publik, Pakar UNESA: Pemerintah Perlu Lebih Banyak Mendengar Masyarakat

Tujuan SDGs yang menjadi fokus di PKM ini adalah SDGs 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.

Kegiatan ini memanfaatan maggot (larva Black Soldier Fly/ BSF) sebagai solusi pengolahan sampah organik. Maggot juga berpotensi ekonomi sebagai pakan hewan dan pupuk.

Kegiatan PKM hari itu disampaikan 2 materi. Materi pertama tentang “Perancangan Pembelajaran Berbasis SDGs untuk Membekalkan Nilai-Nilai Keberlanjutan” disampaikan oleh Ulfi Faizah.

Para guru dibimbing membuat modul ajar yang di dalamnya mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan. Modul ajar yang dibuat secara umum terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan rencana asesmen.

Nilai-nilai keberlanjutan yang dibekalkan antara lain terdiri dari berpikir kritis, antisipasi, normatif, strategi, kolaborasi, berpikir kritis, kesadaran diri dan pemecahan masalah.

Materi kedua tentang “Budidaya Maggot dalam Pembelajaran: Strategi Edukatif untuk Mendukung SDGs 12” yang disampaikan oleh Walib Abdullah. Maggot BSF (Hermetia illucens)memiliki perbedaan dengan lalat rumah biasa (Musca domestica).

Lalat ini fokus pada proses reproduksi selama masa hidup dewasanya dengan siklus hidup terdiri dari lima tahapan: Telur, (Egg) - Larva (Maggot) - Prepupa - Pupa - Imago (Lalat Dewasa).

Budidaya maggot merupakan kegiatan membiakkan larva lalat BSF dalam lingkungan yang dikendalikan.

Terdapat 4 tahap budidaya maggot: 1) Persiapan dan Penetasan Telur, 2) Pembesaran Larva, 3) Panen Maggot, 4) Pemeliharaan Koloni BSF (melanjutkan siklus reproduksi).

Pengamat Politik UNESA: Pilkada Usai Jangan Ditinggal, tetapi Tetap Dikawal

Tujuan kegiatan ini untuk menghasilkan maggot dalam jumlah besar sebagai sumber pakan ternak, pengelola limbah organik, dan bahkan sebagai bahan baku industri.

Melalui kegiatan PKM, diharapkan para guru dapat mengembangkan modul ajar berbasis nilai-nilai keberlanjutan yang mendukung tercapainya SDGs 12.

Pelaksanaan modul ajar tersebut nantinya kepada para siswa dapat melatih kemandirian mereka untuk bersama-sama meningkatkan ekonomi sambil menjaga kelestarian bumi.

Jejak lingkungan yang ditinggalkan dapat dilakukan secara bijak dalam memproduksi dan mengonsumsi makanan serta sumber daya alam lainnya. Semangat Kawan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

UF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.