Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia tidak hanya berkutat pada kisah pertempuran yang terjadi di masa lalu saja. Ada juga kisah dari "orang-orang kecil" yang turut berjuang dengan cara mereka masing-masing untuk mempertahankan momentum ini.
Salah satu kisah dari "orang-orang kecil" tersebut bisa Kawan simak dari artikel yang pernah diterbitkan di surat kabar Nasional edisi 15 Agustus 1959. Dalam artikel tersebut, dikisahkan tentang tiga orang dalang yang memiliki caranya tersendiri untuk berjuang dalam merebut Hari Kemerdekaan Indonesia tersebut.
Perjuangan dari ketiga dalang ini tidak angkat senjata seperti pasukan tentara pada umumnya. Namun mereka berjuang dengan cara dan kemampuan yang dimiliki masing-masing.
Lantas bagaimana kisah dari ketiga dalang yang turut berjuang dalam mempertahankan Hari Kemerdekaan Indonesia tersebut?
Dalang Penerangan, Dalang Banteng, dan Dalang Jenggot
Dikutip dari artikel "Kalau Dalang Bertjantjut Tali Wondo" yang terbit di surat kabar Nasional edisi 15 Agustus 1959, kisah dari ketiga dalang ini disampaikan oleh Hardjosatoto, salah seorang pengawal dalang pada waktu itu. Ketiga dalang yang turut berjuang dalam mempertahankan Hari Kemerdekaan Indonesia tersebut adalah Dalang Penerangan, Dalang Banteng, dan Dalang Jenggot.
Ketiga nama tersebut tentu bukanlah nama asli dari sang dalang. Dalang Penerangan merupakan panggilan yang disematkan kepada Ki Slamet, yang waktu itu juga menjadi carik di Desa Tanggung, Semarang.
Sementara itu, Dalang Banteng merupakan gelar yang disematkan kepada Ki Njototjarito. Terakhir, Dalang Jenggot merupakan julukan yang diberikan kepada Ki Susiloatmodjo.
Dari ketiga dalang tersebut, hanya Dalang Jenggot yang tergabung dalam pasukan tentara pada waktu itu. Hal ini membuat dirinya juga dikenal dengan nama Dalang Tentara.
Ketiga dalang ini beroperasi di daerah Jawa Tengah. Dalang Penerangan lebih banyak tampil di daerah Gundih dan Grobogan.
Di sisi lain, Dalang Banteng lebih banyak tampil di daerah Sumberlawang dan Simowalen. Sementara itu, Dalang Jenggot lebih banyak tampil di daerah Sulursari, Kradenan, dan Semarang.
Kisah 3 Dalang dalam Mempertahankan Hari Kemerdekaan Indonesia
Ketiga dalang ini memiliki caranya tersendiri dalam memperjuangkan Hari Kemerdekaan Indonesia. Alih-alih mengangkat senjata secara langsung, ketiga dalang ini menyampaikan pesan-pesan perjuangan lewat penampilan mereka masing-masing.
Hal ini juga berlaku bagi Dalang Jenggot. Meskipun tergabung dalam pasukan tentara, tugas utamanya justru lebih banyak pada malam hari lewat mendalang dan menyampaikan pesan-pesan perjuangan untuk membangkitkan semangat rakyat.
Situasi yang sama juga dilakukan oleh kedua dalang lain dalam pementasannya. Tidak jarang, ketiga dalang tersebut, utamanya Dalang Jenggot, sering menyampaikan pidato di akhir pementasannya.
Pidato ini berisi pesan-pesan perjuangan yang disampaikan kepada masyarakat yang hadir menonton. Tidak hanya itu, akhir pidato dari Dalang Jenggot sering ditutup dengan pekikan "Merdeka" sebanyak tiga kali bersama semua masyarakat yang menyaksikan.
Meskipun menyampaikan pesan perjuangan lewat penampilan wayang, bukan berarti cara yang ditempuh oleh ketiga dalang ini berlangsung dengan mudah. Banyak cobaan yang dirasakan oleh Dalang Penerangan, Dalang Banteng, serta Dalang Jenggot untuk bisa tampil di berbagai daerah.
Misalnya, akses ke setiap desa yang ada di waktu itu tidaklah sebagus seperti saat sekarang. Ada kalanya ketiga dalang ini mesti menyebrangi sungai agar bisa sampai ke sebuah lokasi, sebab banyak jembatan yang roboh pada masa perjuangan tersebut.
Hardjosatoto dalam artikel tersebut menceritakan pernah suatu waktu Dalang Jenggot hampir menemui ajalnya dalam perjalanan tersebut. Pernah suatu kali rakit yang ditumpangi Dalang Jenggot terbalik akibat arus deras sungai yang disebranginya.
Dalang Jenggot yang tidak bisa berenang sempat terancam nyawanya akibat kejadian tersebut. Untungnya orang-orang yang ikut membersamainya sigap membantu, sehingga hal buruk tidak terjadi pada waktu itu.
Di balik tantangan yang dihadapi, para dalang ini tetap memenuhi undangan untuk tampil di berbagai daerah. Bahkan ada satu masa para dalang mesti tampil sebulan penuh dari satu desa ke desa lainnya.
Namun lewat cara inilah, Dalang Penerangan, Dalang Banteng, serta Dalang Jenggot menyampaikan pesan-pesan serta semangat menyongsong Hari Kemerdekaan Indonesia kepada setiap masyarakat lewat penampilan mereka pada waktu itu.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News