menggemaskan macan akar si kucing liar mungil yang keberadaannya penuh misteri - News | Good News From Indonesia 2025

Menggemaskan! Macan Akar si Kucing Liar Mungil yang Keberadaannya Penuh Misteri

Menggemaskan! Macan Akar si Kucing Liar Mungil yang Keberadaannya Penuh Misteri
images info

Di antara berbagai spesies kucing liar Asia, macan akar (Prionailurus bengalensis) menempati posisi unik sebagai predator kecil yang keberadaannya penuh misteri karena kelangkaannya. Dikenal secara internasional sebagai Leopard Cat, hewan dari famili Felidae ini badannya mungil mirip kucing.

Meski bernama "macan", sebenarnya macan akar berukuran tidak jauh berbeda dengan kucing domestik, dengan berat maksimal hanya mencapai 4 kg.

Keistimewaan utama macan akar terletak pada corak bulunya yang menakjubkan - pola bintik hitam yang kontras di atas dasar bulu kuning kecokelatan, membuatnya tampak seperti versi miniatur macan tutul. Dalam ekosistem, perannya sebagai pengendali populasi hewan pengerat dan serangga menjadikannya komponen penting dalam menjaga keseimbangan alam.

Ciri Khas Macan Akar

Secara morfologis, macan akar memiliki tubuh yang ramping dan gesit dengan panjang tubuh 45-65 cm ditambah ekor sepanjang 20-30 cm yang berfungsi sebagai penyeimbang saat memanjat.

Macan akar memiliki bulu yang pendek namun lebat menunjukkan variasi warna tergantung habitat, mulai dari kuning keemasan di daerah tropis hingga abu-abu kecokelatan di wilayah subtropis.

Pola bintik hitam yang tidak beraturan di seluruh tubuhnya berfungsi sebagai kamuflase sempurna di antara dedaunan. Ciri pembeda utamanya adalah dua garis hitam paralel yang memanjang dari mata ke leher, serta empat garis hitam vertikal di dahi yang membentuk pola seperti mahkota.

Telinganya yang bulat dengan bercak putih di belakang dan mata besar berwarna kuning kehijauan menambah kesan waspada pada wajah macan akar.

Habitat dan Adaptasi Lingkungan 

Persebaran macan akar mencakup wilayah Asia yang sangat luas, mulai dari kaki pegunungan Himalaya di Nepal hingga kepulauan tropis Indonesia. Di Nusantara, mereka dapat ditemukan di hutan Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali, meskipun populasinya semakin terfragmentasi.

Keunikan macan akar terletak pada kemampuannya beradaptasi dengan berbagai tipe habitat, mulai dari hutan hujan tropis, hutan mangrove pesisir, semak belukar, hingga perkebunan kelapa sawit. Penelitian lapangan menunjukkan bahwa mereka bahkan mampu bertahan di ketinggian hingga 3.000 mdpl di pegunungan. 

Perilaku dan Strategi Bertahan Hidup

Sebagai hewan nokturnal, macan akar menghabiskan 60-70% waktu aktifnya di malam hari untuk berburu. Dengan pendengaran yang 5 kali lebih tajam daripada manusia dan penglihatan malam yang luar biasa, mereka mampu mendeteksi mangsa sekecil tikus dari jarak 20 meter.

Menu makanannya sangat bervariasi, mulai dari mamalia kecil, burung, reptil , hingga ikan dan serangga. Teknik berburunya yang unik termasuk kemampuan "memancing" dengan mengibaskan kaki depan di air untuk menarik ikan.

Sementara untuk menangkap burung, macan akar melakukan loncatan vertikal hingga 1,5 meter untuk menangkap burung yang sedang bertengger. Meski hidup soliter, macan akar memiliki sistem komunikasi vokal yang kompleks dengan 12 jenis suara berbeda untuk berbagai situasi.

Baca juga Macan Dahan Kalimantan, Predator Puncak penguasa Hutan yang Terancam Punah

Ancaman dan Upaya Konservasi

Meski IUCN masih memasukkan macan akar dalam kategori Least Concern, populasi di beberapa wilayah seperti Jawa telah menunjukkan penurunan signifikan. Data KLHK mencatat penyusutan habitat hingga 40% dalam 20 tahun terakhir di Sumatera.

Ancaman utama datang dari perburuan untuk perdagangan hewan eksotis (300-500 ekor/tahun), konversi hutan, serta konflik dengan peternak unggas. Di Indonesia, perlindungan hukum melalui Peraturan Menteri LHK No. P.106/2018 belum sepenuhnya efektif menekan perdagangan ilegal.

Upaya konservasi terpadu yang melibatkan penegakan hukum, restorasi habitat koridor, dan program edukasi masyarakat mulai menunjukkan hasil positif di beberapa kawasan konservasi.

Peran Ekologis dan Potensi Ilmiah 

Sebagai predator puncak skala kecil, macan akar berperan vital dalam mengendalikan populasi hama alami. Studi terbaru menemukan bahwa satu ekor macan akar dapat memangsa 500-700 tikus per tahun, memberikan layanan ekosistem bernilai ekonomis bagi perkebunan.

Penelitian genetika mengungkap keragaman subspesies yang tinggi di Asia Tenggara, dengan 12 subspesies yang telah teridentifikasi. Potensi medis juga sedang diteliti, khususnya enzim khusus dalam air liurnya yang mungkin berguna untuk pengobatan tertentu.

Baca juga Bukan Harimau, Penjaga Hutan Kalimantan Ternyata Macan Dahan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.