kunjungan bersejarah prabowo ke itb dan gagasan besar di balik ksti 2025 - News | Good News From Indonesia 2025

Kunjungan Bersejarah Prabowo ke ITB dan Gagasan Besar di Balik KSTI 2025

Kunjungan Bersejarah Prabowo ke ITB dan Gagasan Besar di Balik KSTI 2025
images info

Presiden Prabowo Subianto disebut menjadi presiden kedua di Indonesia, setelah Soekarno, yang kerap bertandang ke Institut Teknologi Bandung. Klaim itu diungkapkan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto yang juga merupakan jebolan ITB.

"Pak Rektor melaporkan kepada kami bahwa Prabowo Subianto adalah Presiden aktif menjabat kedua mengunjungi ITB setelah Presiden Soekarno," katanya.

Segudang Prestasi Brian Yuliarto, Guru Besar ITB yang Kini Jadi Mendiktisaintek

Sejak sebelum menjadi presiden, Prabowo memang beberapa kali hadir dalam berbagai agenda di ITB.

Misalnya, 2021 lalu, saat masih menjadi Menteri Pertahanan, ia melakukan kunjungan kerja ke ITB untuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Pertahanan RI dengan ITB.

Kunjungan itu menghasilkan kesepakatan untuk kerja sama di bidang penyelenggaraan kegiatan pendidikan, penelitian, serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung pertahanan negara.

Kali ini, Prabowo kembali melakukan kunjungan ke ITB. Akan tetapi, ia tidak lagi merancang agenda di bidang pertahanan, melainkan lebih luas lagi; pendidikan di skala nasional. Melalui Kemendiktisaintek, pemerintah menggelar Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025 di ITB.

Alat Pakan Ikan Otomatis Rancangan ITB, Solusi Agar Petambak Tidak Wara-Wiri

Apa Itu Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025?

KSTI digelar di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), ITB, Bandung, Jawa Barat. Berjalan selama selama tiga hari, 7-9 Agustus 2025, konvensi ini mempertemukan 2 ribu saintis Indonesia. Mereka akan mengatur strategi dan langkah konkret bagaimana ilmu yang masing-masing dikuasai dapat berperan memajukan negara.

Sebagaimana yang didefinisikan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konvensi merupakan pertemuan tokoh masyarakat atau partai politik dengan tujuan khusus. Dalam hal ini, tujuan besar KSTI adalah mendorong para ilmuwan berperan aktif berkontribusi di dalam maupun luar negeri.

Sebab, untuk mencapai target Presiden Prabowo untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam lima tahun ke depan, peran saintis sangat diperlukan. Apalagi, Prabowo mengunggulkan strategi industrialisasi nasional yang bertumpu pada hilirisasi, penguasaan teknologi, dan penguatan sumber daya manusia (SDM).

Ketika ITB Melahirkan Arsitek Perempuan Pertama Indonesia

Oleh karena itu, para ilmuwan di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik atau Engineering, dan Matematika) dilibatkan dalam konvensi yang mengusung tema “Sains dan Teknologi untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi”.

"Konvensi ini merupakan inisiatif Presiden Prabowo untuk mempertemukan dan mengumpulkan para peneliti serta guru besar, khususnya bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik atau Engineering, dan Matematika) untuk menyatukan visi berkontribusi memajukan bangsa dan negara,” jelas Mendiktisaintek Brian.

Ke Mana Arah Larinya Riset-Riset di Indonesia?

Jalan Terang Tuju Indonesia Maju Lewat Kolaborasi Ilmuwan Dunia

"Kolaborasi dengan saintis dunia akan semakin menegaskan jalan terang Indonesia Maju," kata Noudhy Valdryno, Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan/Presidential Communication Office (PCO) saat menyampaikan pesan dari Prabowo.

Presiden Prabowo mendukung para ilmuwan Indonesia untuk berjejaring dan membangun kolaborasi dengan ilmuwan dunia.

Dukungan ini dibuktikan lewat berbagai program pemerintah yang telah dijalankan, misalnya keikutsertaam dalam program Horizon Europe.

Dukung Indonesia Emas 2045, Begini Rencana Strategis Riset Keanekaragaman Hayati dan Fauna dari BRIN

Program itu menawarkan kolaborasi antara ilmuwan Eropa dengan negara-negara lain. Mereka juga menyediakan pendanaan untuk penelitian dan inovasi yang mendukung realisasi pembangunan berkelanjutan di dunia.

Lewat program ini, peneliti Indonesia didorong untuk berkolaborasi secara internasional, mengakses fasilitas riset mutakhir, dan berkontribusi pada solusi yang berdampak pada tantangan global.

"Kami sangat yakin bahwa diplomasi sains dapat menjembatani benua, dan kami ingin melihat lebih banyak peneliti, universitas, dan inovator Indonesia berpartisipasi aktif dalam proyek-proyek Eropa," ungkap Prof. Ir. Togar Mangihut Simatupang, M.Tech., Ph.D., Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, saat memberikan sambutan di forum “EU–Indonesia: Memperkuat Kemitraan yang Berdampak di Bidang Sains dan Teknologi”, Kamis (19/6).

Peneliti Indonesia Siap Berjejaring dengan Uni Eropa Lewat Program Horizon Europe

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.