Kemandirian pangan menjadi salah satu aspek penting dalam mewujudkan ketahanan pangan. Kemandirian pangan tidak hanya soal ketersediaan bahan makanan. Namun, juga soal kemampuan masyarakat untuk mengelola, memproduksi, dan memenuhi kebutuhan pangannya sendiri dari sumber daya lokal yang dimiliki.
Dengan begitu, warga tidak perlu terlalu bergantung pada pasokan dari luar desa.
Latar belakang tersebut menjadi acuan program KKN-T Inovasi IPB yang dilaksanakan di Desa Darmaga, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang. Wilayah ini memiliki potensi untuk mencapai kemandirian pangan dilihat dari lahan pertanian yang subur, ketersediaan air yang cukup, dan semangat gotong royong masyarakat yang tinggi.
Solusi Minimkan Polusi, Mahasiswa KKN-T IPB Bangun Insinerator Sederhana di Desa Sukaratu
Salah satu kampung di Desa Darmaga, Kampung Nyalindung, memiliki rumah pembibitan yang sebenarnya dapat berpotensi menjadi sarana untuk mendukung kemandirian pangan. Namun, rumah pembibitan tersebut tidak lagi dikelola secara berkelanjutan, meskipun sebelumnya telah mendapatkan dukungan dari mitra.
Melihat potensi yang belum dimaksimalkan, mahasiswa KKN-T Inovasi IPB Darmaga berinisiatif untuk melakukan pembangunan dan penataan ulang rumah pembibitan melalui program kerja unggulan “Revitalisasi Rumah Bibit”.
Program ini tidak hanya berfokus pada perbaikan fisik rumah bibit, tetapi juga media edukasi masyarakat, pemanfaatan limbah rumah tangga, dan pembentukan Kelompok Wanita Tani (KWT) sebagai upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan bibit pertanian.
Kelompok KKN-T Inovasi IPB Darmaga bersinergi dengan KWT dan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dalam menghidupkan kembali fungsi rumah bibit sebagai kebun contoh yang menunjang kemandirian pangan skala rumah tangga.
Mahasiswa KKN-T IPB Kenalkan MPASI Sehat melalui Demo Masak Ikan Tanpa Gula untuk Ibu Muda
Kolaborasi ini melibatkan berbagai kegiatan seperti gotong royong membersihkan rumah bibit, penanaman bibit, serta penyuluhan dasar pembibitan dan perawatan tanaman. Dengan adanya kerja sama tersebut, KWT dapat menjadi penggerak utama dalam menjaga keberlanjutan rumah bibit sekaligus memperkuat peran perempuan dalam pembangunan pertanian desa.
Program kerja Revitalisasi Rumah Bibit dimulai pada 26 Juni 2025 dengan rangkaian kegiatan yang mencakup tahap persiapan, pelaksanaan, hingga peresmian. Tahap persiapan diawali dengan survei menyeluruh untuk mengidentifikasi alat dan bahan yang dibutuhkan selama proses revitalisasi.
Selanjutnya, pelaksanaan Revitalisasi Rumah Bibit diawali dengan penataan ulang rak agar menambah kapasitas simpan bibit, lalu pembuatan media tanam dengan campuran arang sekam, tanah, dan pupuk kandang yang dimasukkan pada polybag.
Berikutnya, dilakukan penanaman bibit dan benih pada media tanam. Setelah itu, dilakukan pembuatan pagar hidup dari tumbuhan singkong (Manihot esculenta) sebagai pembatas pekarangan rumah bibit.
Untuk menambah estetika rumah bibit, dibuat pintu masuk dari bambu dan diberikan batu sebagai alas pijak. Papan informasi juga dibuat untuk memberikan informasi deskripsi rumah bibit dan prosedur penanaman.
Dibuatkan juga papan nama gantung yang sekaligus menjadi identitas program kerja Revitalisasi Rumah Bibit.
Mahasiswa KKN IPB Tebar 200 Bibit Lewat Cianaga Smart-Farm untuk Dongkrak Peternakan Desa
Kemudian, disematkan nama Bhumi Semai yang diberikan oleh kelompok KKN-T Inovasi IPB Desa Darmaga 2025 kepada masyarakat Kampung Nyalindung. Penyerahan simbolis Bhumi Semai dilakukan dengan serah terima bibit kepada Kepala Desa Darmaga, Penyuluh Pertanian Lapang, dan Ketua KWT.
Melalui Program Revitalisasi Bibit ini, mahasiswa KKN-T Inovasi IPB Desa Darmaga 2025 berharap Bhumi Semai tetap terjaga dan terpelihara untuk mewujudkan kemandirian pangan skala rumah tangga.
Dengan demikian, tercapai program nasional, ketahanan pangan, yang dimulai dari lingkup terkecil, dalam hal ini adalah Kampung Nyalindung.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News