Pertanian merupakan salah satu sektor terbesar yang berkontribusi dalam perekonomian Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran. Hasil bumi Desa Margacinta bervariasi, mulai dari sawah padi hingga perkebunan sayur dan kelapa. Hasil sayur dan buah Margacinta sudah banyak di ekspor keluar kabupaten.
Dengan luasnya lahan pertanian dan perkebunan di Desa Margacinta, pemerintah menetapkan lahan-lahan tertentu sebagai wilayah Program Ketahanan Pangan. Melalui program ini, petani-petani mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam upaya produksi dan distribusi komoditas pangan bermutu untuk masyarakat.
Salah satu lahan Program Ketahanan Pangan di Desa Margacinta terdapat pada Dusun Karangkamal. Wilayah Program Ketahanan Pangan tersebut terdiri dari area peternakan unggas, lele, dan lahan perkebunan kangkung, bayam, dan jagung.
Suatu fakta unik mengenai Lahan Ketahanan Pangan di Dusun Karangkamal adalah sejarah penggunaannya. Sebelum diubah menjadi area perkebunan sayuran, lahan tersebut merupakan sawah padi.
Karakteristik tanah sawah yang liat, mudah memadat, dan memiliki drainase buruk memberikan tantangan tersendiri terhadap perkebunan yang memengaruhi pertumbuhan tanaman dan pengelolaan air di lahan tersebut. Permasalahan karakteristik tanah ini menjadi dasar uji coba yang dilakukan oleh mahasiswa KKN IPB Kelompok Pangandaran 02.
Informasi karakteristik tanah lahan yang liat dan drainase rendah menjadi dasar pelaksanaan uji coba mahasiswa KKN IPB yaitu kombinasi pupuk dan bahan amelioran.
Mahasiswa KKN IPB membandingkan sifat tanah lahan dengan tanah hasil kombinasi melalui penanaman kangkung. Program kerja ini berlangsung dari tanggal 3 hingga 29 Juli 2025.
Proses Menanam Kangkung
Mahasiswa KKN IPB pertama berkunjung ke lahan Program Ketahanan Pangan pada tanggal 27 Juni 2025 saat panen kangkung oleh petani Karangkamal. Beberapa hari kemudian pada tanggal 1 Juli 2025, mahasiswa Departemen Manajemen Sumberdaya Lahan IPB, Andhika Rafid Zain, melakukan survei untuk mengecek karakteristik dan parameter keasaman tanah.
Didapatkan hasil tingkat pH yang masih normal, tapi karakteristik fisik tanah yang tidak ideal untuk perkebunan sayur seperti kangkung.
Proses pelaksanaan program kerja bermula setelah pemaparan pada Lokakarya 1 Desa Margacinta. Mahasiswa KKN IPB kembali ke Dusun Karangkamal untuk mengolah lahan percobaan yang disediakan oleh perangkat dusun.
Kegiatan awal meliputi pemberian berbagai perlakuan pemupukan, yaitu pupuk lengkap (NPK + Urea), pupuk tunggal (Urea dan KCl), serta pemberian amelioran berupa kapur dolomit, arang sekam. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, tanggal 3-4 Juli 2025.
Pemindahan tanah ke media polybag dan penanaman bibit baru dilakukan pada tanggal 9 Juli 2025. Setelah bibit berhasil ditanam, mahasiswa KKN bergilir untuk menyiram kangkung setiap hari. Kunjungan rutin ke lahan berlangsung selama 20 hari hingga umur dan ukuran kangkung cukup.
Hari Panen dan Hasil yang Didapatkan
Hari panen kangkung percobaan KKN IPB jatuh pada tanggal 29 Juli 2025. Pada usia ini, kangkung memiliki ukuran yang masih kecil, tetapi cukup untuk melihat hasil pertumbuhan dari tanah campuran. Kangkung diobservasi terlebih dahulu dalam media polybag sebelum dicabut. Hasil panen dibawa kembali ke posko KKN untuk konsumsi.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi pupuk lengkap (NPK + Urea) memberikan pertumbuhan paling optimal. Sementara itu, pemberian amelioran belum menunjukkan perbedaan yang signifikan, diduga karena kondisi tanah liat dan waktu pengamatan yang relatif singkat.
Informasi yang didapatkan dalam uji coba diharapkan dapat bermanfaat untuk proses penanaman kedepannya di lahan Dusun Karangkamal.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
