Desa Cihamerang di Kabupaten Sukabumi menjadi saksi langkah perubahan menuju pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Melalui program KKN-T Inovasi IPB 2025 yang dilaksanakan pada minggu ketiga, mahasiswa memperkenalkan 2 inovasi berdampak kepada masyarakat, yaitu JAKABA (Jamur Keberuntungan Abadi) dan KALTAN (Kalkulator Petani).
Program kerja berjudul “Optimalisasi Penggunaan Pupuk Organik dan Analisis Kelayakan Usaha Pertanian” ini diselenggarakan di Saung milik Idih Sutisna pada Jumat, 11 Juli 2025.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah masyarakat, petani, tokoh masyarakat, hingga perangkat desa seperti ketua RT dan kepala dusun.
Kehadiran berbagai pihak ini menunjukkan dukungan besar terhadap upaya peningkatan produktivitas pertanian lokal berbasis inovasi dan kearifan lokal.
JAKABA: Solusi Pupuk Organik dari Fermentasi Jamur
Salah satu fokus utama kegiatan ini adalah memperkenalkan JAKABA, yaitu pupuk organik hasil fermentasi jamur yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mempercepat pertumbuhan tanaman.
Dalam sesi praktik langsung, narasumber, Usep Saepudin menjelaskan bahwa proses pembuatan JAKABA cukup sederhana dan bisa dilakukan secara mandiri oleh petani di rumah.
Bahan-bahan yang digunakan juga mudah didapatkan, seperti air cucian beras, dedak, gula, micin, dan terasi.
Manfaat JAKABA pun sangat menjanjikan. Selain mempercepat pertumbuhan tanaman kecil dan memperpanjang umur tanaman, JAKABA juga mampu mengatasi serangan fusarium, yaitu patogen penyebab penyakit hawar pada tanaman.
Mendorong Pemberdayaan Ekonomi Melalui Literasi dan Pendampingan UMKM di Desa Simojayan oleh Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University
Hal ini tentu sangat membantu petani dalam mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan pestisida yang cenderung lebih mahal serta dapat merusak lingkungan dalam jangka panjang.
Sebagai bentuk keberlanjutan kegiatan, tim KKN IPB membagikan sampel JAKABA kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Cihamerang pada tanggal 18 Juli 2025 dan diaplikasikan selama 20 hari lamanya.
Harapannya, para petani dapat terus memanfaatkan dan mereplikasi pupuk ini secara mandiri dalam jangka panjang
KALTAN: Kalkulator Petani Versi Website
Selain fokus pada aspek agronomis, tim KKN IPB juga memperkenalkan KALTAN, sebuah alat bantu perhitungan sederhana untuk menganalisis kelayakan usaha tani.
Kini, KALTAN telah dikembangkan dalam bentuk website, sehingga dapat diakses dengan lebih mudah oleh petani melalui perangkat digital seperti ponsel maupun komputer. Situs ini dapat diakses melalui tautan: https://petani-untung-app.lovable.app
KALTAN dirancang untuk mencatat semua biaya dari penanaman hingga panen serta hasil penjualan. Tidak hanya sebagai alat pencatat, KALTAN juga mampu menghitung secara otomatis total modal yang dikeluarkan, semua pemasukan, serta yang terpenting: menghitung keuntungan bersih yang benar-benar masuk ke kantong petani. Melalui fitur ini, petani dapat mengetahui:
Keuntungan dan kerugian dari usaha tani mereka.
Pos pengeluaran terbesar dan peluang efisiensi biaya.
Harga jual minimum agar tidak mengalami kerugian.
Simulasi keuangan untuk menghadapi fluktuasi harga pasar.
Evaluasi usaha tani sebagai bekal perencanaan untuk musim berikutnya.
Dengan aplikasi yang sederhana dan mudah dipahami, KALTAN membantu petani membuat keputusan yang lebih bijak dan berbasis data, bukan sekadar berdasarkan perkiraan.
Lewat Program GENIUS, Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB Ajak Remaja Menes Peduli Gizi dan Hidup Sehat
Masyarakat Desa Cihamerang Tunjukan Antusiame yang Tinggi
Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh masyarakat. Mereka aktif bertanya, berdiskusi, bahkan langsung mencoba membuat JAKABA bersama narasumber.
Pelatihan yang dilaksanakan dalam suasana kekeluargaan ini memperlihatkan bahwa semangat gotong royong dan inovasi dapat berjalan beriringan demi masa depan pertanian yang lebih baik.
Program tersebut menjadi bukti bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat desa mampu menciptakan dampak positif yang nyata. Inovasi yang diperkenalkan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif dan relevan dengan kebutuhan petani di lapangan.
Baik JAKABA maupun KALTAN diharapkan mampu menjadi solusi praktis dan berkelanjutan untuk mendukung kemandirian petani, meningkatkan hasil panen, dan mengoptimalkan pendapatan mereka.
Sentani Berdaya, Desa Gentan Berkarya: Branding UMKM Lewat Program GENSMART oleh Tim KKN-T IPB 2025
Dengan adanya dukungan dari semua pihak dan semangat belajar yang tinggi dari masyarakat, Desa Cihamerang memiliki potensi besar untuk menjadi percontohan dalam penerapan teknologi tepat guna dan inovasi lokal dalam bidang pertanian.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News