Saruni mungkin bukanlah nama yang sering terdengar di media nasional. Namun, bagi mahasiswa KKN-T dari IPB University, tempat ini menyimpan begitu banyak pelajaran dan makna.
Selama 40 hari mengabdi, mereka bukan hanya menjalankan program kerja, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang ramah dan penuh semangat gotong royong.
Kehadiran mahasiswa disambut hangat oleh warga Saruni yang sederhana, tetapi terbuka terhadap perubahan. Mahasiswa tidak datang sebagai ahli, melainkan sebagai teman berbagi dan belajar bersama.
Di sinilah mereka memahami bahwa perubahan tidak selalu harus diawali oleh langkah besar. Justru dari hal-hal kecil yang dilakukan secara konsisten dan tulus, perubahan bisa tumbuh perlahan dan berkelanjutan.
Salah satu program utama yang dijalankan adalah pemanfaatan potensi agromaritim. Bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Tani, program ini mendorong warga untuk mengolah sumber daya lokal menjadi produk yang bermanfaat bagi kesehatan dan ketahanan pangan keluarga.
Mahasiswa bersama KWT Sekar Tani meramu daun sangket, temulawak, dan kunyit menjadi puyer alami sebagai alternatif herbal obat pereda demam untuk balita.
Selain itu, bersama Kader Posyandu mereka juga mengolah ikan lele menjadi bakso bergizi dan memanfaatkan kepala ikan patin yang sering terbuang untuk diolah menjadi minyak ikan berbasis herbal.
Menurut Hasan Slamet, Lurah Kelurahan Saruni, kurangnya kesadaran atas pentingnya gizi yang seimbang di keluarga Kelurahan Saruni masih kurang.
“Di Saruni, masih banyak orang tua yang membiarkan anaknya jajan sembarangan dan lebih suka memberikan makanan fast food ke anak-anaknya. Jadi, memang inovasi dari rekan-rekan KKN IPB sekalian bisa menjadi alternatif cemilan yang lebih sehat dibandingkan jajanan sembarangan, selain itu cocok juga untuk meningkatkan produktivitas ibu-ibunya,” sebutnya saat mendatangi demonstrasi pembuatan bakso lele.
Program ini harapannya tidak hanya memberdayakan bahan lokal, tetapi juga membuka wawasan baru bagi masyarakat Saruni dalam mendukung kesehatan keluarga dengan cara yang sederhana dan terjangkau.
Program lain yang tak kalah penting adalah PASTI SEHAT (Panduan Sosialisasi Tingkatkan Gaya Hidup Bersih dan Sehat). Program ini dijalankan melalui dua bentuk kegiatan utama.
Pertama, sosialisasi mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta pentingnya gizi seimbang yang dilakukan di SDN 4 Saruni dan beberapa Posyandu di sekitar kelurahan.
Selama kegiatan ini, mahasiswa mengedukasi anak-anak dan ibu-ibu tentang pentingnya mencuci tangan, memilih makanan sehat, dan menjaga kebersihan lingkungan. Edukasi disampaikan dengan pendekatan yang menyenangkan dan interaktif, membuat peserta terlibat secara aktif.
Kedua, program ini dilengkapi dengan senam bersama dan gotong royong membersihkan Stadion Badak Pandeglang.
Senam menjadi sarana untuk mengajak masyarakat lebih aktif bergerak, sementara kegiatan bersih-bersih menjadi ruang untuk mempererat solidaritas antar warga.
Selain itu, penguatan ekonomi lokal menjadi salah satu fokus utama mahasiswa melalui program SERASI (Sosialisasi Pemasaran dan Transaksi Digital) yang menyasar pelaku UMKM di Saruni.
Pendekatannya bersifat personal. Mahasiswa mendatangi setiap pelaku usaha secara langsung untuk membantu mereka memahami serta mengadopsi teknologi digital. Warga dibimbing membuat QRIS guna mempermudah transaksi nontunai.
Selain itu, mereka diajarkan cara sederhana memasarkan produk lewat media sosial dan peta digital seperti Google Maps. Upaya ini membuka peluang bagi UMKM Saruni untuk berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Kepedulian terhadap lingkungan dan kesehatan keluarga juga tercermin dalam program TOGARI (Tanaman Obat Keluarga dan Biopori). Sebanyak 120 bibit tanaman toga seperti kunyit, jahe, kencur, dan cabai dibagikan kepada warga, disertai edukasi tentang manfaat dan cara merawatnya.
Selain itu, mahasiswa melakukan demonstrasi pembuatan lubang biopori sebagai langkah sederhana, tetapi penting dalam pengelolaan air hujan dan menjaga kesuburan tanah.
Program ini juga dilengkapi dengan sosialisasi aplikasi DigiTani, sebuah teknologi pertanian yang dapat membantu petani Saruni meningkatkan efisiensi dan hasil pertaniannya.
Seluruh rangkaian kegiatan mahasiswa KKNT-IPB di Kelurahan Saruni menjadi refleksi nyata dari pengabdian yang menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari pangan, kesehatan, ekonomi, hingga lingkungan.
Mahasiswa tidak hanya menanam program, tetapi juga menanam harapan yang tumbuh bersama warga. Selama 40 hari, mereka tidak sekadar tinggal, tetapi benar-benar hidup dan belajar di tengah masyarakat.
Benih-benih perubahan yang ditanam di Saruni semoga terus tumbuh dan berbunga, menginspirasi desa-desa lain untuk percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari siapa saja asal dilakukan bersama.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


