inovasi ramah lingkungan kkn unp 2025 dorong pemanfaatan sampah jadi landmark ecobrick di nagari latang - News | Good News From Indonesia 2025

Inovasi Ramah Lingkungan: KKN UNP 2025 Dorong Pemanfaatan Sampah jadi Landmark Ecobrick di Nagari Latang

Inovasi Ramah Lingkungan: KKN UNP 2025 Dorong Pemanfaatan Sampah jadi Landmark Ecobrick di Nagari Latang
images info

Mahasiswa KKN Universitas Negeri Padang (UNP) tahun 2025 yang ditempatkan di Nagari Latang, Kecamatan Lubuk Tarok, Kabupaten Sijunjung, melaksanakan program inovatif berbasis lingkungan melalui pemanfaatan sampah anorganik menjadi ecobrick.

Program ini diwujudkan dalam bentuk landmark bertuliskan LATANG yang terbuat dari botol plastik bekas berisi padat limbah anorganik.

Landmark tersebut dibangun sebagai bentuk kontribusi mahasiswa terhadap upaya pelestarian lingkungan sekaligus sebagai simbol identitas dan kebanggaan nagari.

Sebanyak 25 orang mahasiswa dari berbagai program studi dikerahkan dalam pelaksanaan KKN tahun ini di Nagari Latang. Mereka tidak hanya hadir membawa ide dan semangat pengabdian. Namun, juga menghadirkan pendekatan aplikatif dalam menjawab persoalan lingkungan yang dihadapi masyarakat, khususnya persoalan pengelolaan sampah plastik rumah tangga.

Ecobrick merupakan metode pengelolaan sampah plastik yang dilakukan dengan cara mengisi botol plastik bekas menggunakan limbah anorganik seperti kantong kresek, pembungkus makanan ringan, sedotan, dan plastik kemasan.

Dari Buku ke Aksi, KKN-T IPB University Bangun Budaya Baca Anak di Desa Situ Udik

Sampah-sampah tersebut dipadatkan ke dalam botol hingga membentuk satuan blok padat yang kemudian bisa digunakan sebagai material bangunan sederhana, furnitur, maupun media edukasi lingkungan.

Dalam konteks ini, ecobrick dimanfaatkan untuk membuat huruf-huruf besar yang membentuk kata “LATANG” dan ditempatkan di lokasi strategis nagari.

Proyek pembangunan landmark ecobrick ini dimulai pada tanggal 23 Juni 2025 dan berlangsung selama beberapa pekan. Seluruh proses pengerjaan dilakukan secara kolaboratif antara mahasiswa KKN UNP, masyarakat setempat, serta dukungan aktif dari pemerintah Nagari Latang.

Tahapan kegiatan dimulai dari sosialisasi, pengumpulan sampah, pelatihan pembuatan ecobrick, hingga perakitan dan pemasangan huruf-huruf di lokasi yang telah ditentukan.

Pembangunan landmark ini menjadi bentuk nyata kepedulian mahasiswa terhadap isu lingkungan sekaligus wujud pelibatan masyarakat dalam kegiatan berkelanjutan.

Tak hanya menjadi simbol fisik, landmark ecobrick ini juga memuat nilai edukatif, di mana setiap prosesnya melibatkan masyarakat untuk berpikir ulang tentang bagaimana mereka memperlakukan sampah di lingkungannya masing-masing.

Mahasiswa menginisiasi pengumpulan botol dan sampah plastik dengan mengajak warga untuk turut serta membawa limbah dari rumah tangga mereka masing-masing.

Kegiatan ini berlangsung secara konsisten dari hari ke hari. Warga pun mulai menyadari bahwa sampah yang selama ini dianggap tidak berguna ternyata dapat diubah menjadi sesuatu yang memiliki nilai dan fungsi.

Melalui pendekatan edukatif, mahasiswa menyampaikan bahwa ecobrick bukan hanya sekadar produk daur ulang, melainkan bagian dari gerakan global untuk mengurangi sampah plastik dan menumbuhkan kesadaran ekologis.

Aktivitas tersebut menjadi cara yang efektif untuk memperkenalkan konsep zero waste dan pengelolaan sampah berbasis rumah tangga kepada masyarakat Latang. Di mana selama ini masih terbiasa membakar atau membuang sampah sembarangan.

Pihak pemerintah nagari menyambut baik inisiatif tersebut dan memberikan berbagai bentuk dukungan, mulai dari penyediaan lokasi, alat, dan logistik yang dibutuhkan, hingga keikutsertaan langsung dalam proses pembuatan ecobrick.

Keterlibatan aktif pemerintah menjadi cermin keberpihakan terhadap upaya pelestarian lingkungan di tingkat lokal yang dilakukan secara partisipatif.

KKN IPB di Desa Dukuh, Wujudkan Ekonomi Sirkular lewat Paving Block dari Sampah Plastik

Landmark bertuliskan LATANG kini berdiri tegak sebagai bukti kerja keras, kreativitas, dan kolaborasi lintas pihak dalam menciptakan ruang publik yang edukatif dan ramah lingkungan.

Selain berfungsi sebagai simbol identitas nagari, landmark ini juga diharapkan mampu menjadi pusat perhatian dan inspirasi bagi nagari tetangga serta pengunjung yang datang.

Dampak positif dari kegiatan ini juga mulai terlihat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Warga mulai memilah sampah organik dan anorganik, membatasi penggunaan plastik sekali pakai, serta mengajarkan anak-anak mereka tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Efek jangka panjang ini menjadi salah satu capaian penting dari keberadaan mahasiswa KKN di Nagari Latang.

Kegiatan ini juga memberikan dampak sosial yang signifikan. Proses gotong royong yang terbangun selama pembuatan ecobrick mempererat hubungan antarmasyarakat.

Anak-anak, pemuda, hingga orang tua turut terlibat, menciptakan suasana harmonis dan penuh kebersamaan dalam satu tujuan mulia: menjaga lingkungan hidup.

Di sisi lain, program ini membuka wawasan baru bagi masyarakat bahwa pengelolaan sampah tidak harus selalu bergantung pada pemerintah atau pihak luar, melainkan bisa dimulai dari inisiatif warga sendiri.

Masyarakat diberdayakan untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan, mulai dari hal-hal sederhana yang dapat dilakukan setiap hari.

Pembuatan ecobrick juga memperkenalkan pendekatan kreatif dalam mengolah limbah menjadi produk bernilai guna. Potensi pengembangan ecobrick untuk keperluan lain seperti pot tanaman, kursi taman, hingga dinding hias kini mulai menjadi pembicaraan di tengah masyarakat Nagari Latang.

Ini menunjukkan bahwa inovasi kecil dapat membuka ruang imajinasi dan peluang ekonomi berbasis lingkungan.

Program tersebut juga menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya membawa ilmu dari kampus, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata dengan pendekatan humanis dan kontekstual.

Pengalaman ini memperkaya mahasiswa dalam hal kepemimpinan, manajemen sosial, serta kemampuan membangun kepercayaan dan kerja sama dengan masyarakat.

Lebih dari sekadar proyek fisik, pembangunan landmark ecobrick merupakan simbol semangat kolektif dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Nilai-nilai kearifan lokal yang menjunjung tinggi alam dan kebersamaan mendapat ruang aktualisasi dalam bentuk nyata dan fungsional.

Dengan berdirinya landmark ecobrick tersebut, diharapkan gerakan peduli lingkungan tidak berhenti saat program KKN selesai.

Mahasiswa telah meninggalkan bekal berupa pengetahuan, semangat, dan inspirasi yang dapat dilanjutkan oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.

Nagari Latang kini tidak hanya dikenal karena nilai-nilai budayanya, tetapi juga sebagai nagari yang peduli terhadap isu lingkungan.

Inisiatif ini diharapkan menjadi pemantik bagi nagari-nagari lain untuk ikut bergerak melakukan inovasi lokal demi menjaga kelestarian alam dan menciptakan lingkungan yang layak bagi generasi mendatang.

Kegiatan KKN UNP 2025 ini menjadi bukti nyata bahwa perubahan besar dapat dimulai dari tindakan kecil. Dari sebuah botol plastik dan sampah anorganik, mahasiswa bersama masyarakat Latang menciptakan sesuatu yang memiliki makna, manfaat, dan harapan bagi masa depan yang lebih hijau.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.