Majalengka (07/07/2025) – Siapa bilang semangat literasi hanya bisa tumbuh di kota besar? Di Desa Pancaksuji, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, mahasiswa KKN dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University berhasil membuktikan bahwa budaya baca juga bisa tumbuh subur di desa, asalkan ditumbuhkan dengan cinta, kreativitas, dan ketulusan.
Selama kurang lebih 40 hari, para mahasiswa menjalankan KKN Tematik Literasi sebagai bagian dari program kolaborasi dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Program ini merupakan upaya nyata dalam mengembangkan dan menyebarluaskan budaya literasi dengan melibatkan generasi muda sebagai agen penggerak.
Di Desa Pancaksuji, mahasiswa IPB menyulap Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Calista menjadi ruang belajar yang hidup, hangat, dan penuh keceriaan. Mereka tidak hanya merapikan rak buku dan mengaktifkan sistem peminjaman. Namun, juga menghadirkan berbagai kegiatan edukatif yang berhasil menarik minat anak-anak untuk kembali mencintai buku.
Literasi Lewat Cerita dan Aktivitas Seru
Membangun budaya literasi bukan soal menyediakan buku semata, tetapi bagaimana menjadikan buku sebagai bagian dari kehidupan. Mahasiswa IPB merancang berbagai kegiatan yang seru dan edukatif mulai dari Read Me A Book (bacakan saya buku), sesi membaca nyaring dan mengulas isi cerita, hingga proyek menulis cerita sendiri berdasarkan buku bacaan.
Kegiatan dibuat menyenangkan agar anak-anak tidak merasa sedang belajar, tapi bermain sambil membaca.
Sentani Berdaya, Desa Gentan Berkarya: Branding UMKM Lewat Program GENSMART oleh Tim KKN-T IPB 2025
Tidak hanya itu, kunjungan literasi ke sekolah dasar juga dilakukan untuk memperluas dampak program ini. Di sekolah, mahasiswa menggelar permainan literasi, mendongeng, dan sesi membaca bersama di kelas.
Keceriaan anak-anak adalah bukti paling nyata. Banyak dari mereka yang awalnya pasif, kini dengan percaya diri bisa menceritakan isi buku favorit mereka di depan teman-teman.
Program ini berhasil membantu anak-anak yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam mengenal huruf untuk dapat membaca dan menulis dengan lebih lancar.
Didukung Langsung oleh Perpusnas RI
KKN Tematik Literasi ini menjadi istimewa karena bukan sekadar gagasan kampus, tetapi bagian dari program nasional yang melibatkan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Mahasiswa yang terlibat mendapatkan pembekalan dan arahan langsung dari Perpusnas terkait manajemen taman bacaan, pendekatan literasi untuk anak, hingga strategi pelibatan masyarakat.
Melalui dukungan ini, program menjadi lebih terarah dan memiliki landasan kuat untuk dilanjutkan oleh warga desa setelah masa KKN berakhir.
Perpusnas turut memantau perkembangan kegiatan di TBM, sekaligus menjadikan kegiatan ini sebagai model yang bisa direplikasi di daerah lain.
Dampak dan Perubahan Nyata
Setelah hampir 40 hari program berjalan, perubahan nyata mulai terlihat di Desa Pancaksuji. Sistem peminjaman buku yang telah diaktifkan kembali menunjukkan peningkatan sirkulasi yang signifikan.
Anak-anak yang menjadi sasaran program literasi menunjukkan peningkatan minat baca serta kemampuan membaca dan menulis dasar melalui kegiatan Calistung yang dilakukan secara rutin.
Peserta juga mampu mengekspresikan pemahaman mereka terhadap isi bacaan melalui kegiatan menulis cerita dan proyek berbasis buku bacaan.
Ubah Limbah Jadi Manfaat, Tim KKN-T IPB Bersama Ibu PKK Desa Kertayasa Ciptakan Sabun Ramah Lingkungan dari Minyak Jelantah
Anak-anak dengan kesulitan bicara mulai menunjukkan kepercayaan diri saat mengikuti program Membaca Nyaring. Kegiatan Read Me A Book dan lomba-lomba tematik berhasil menarik partisipasi aktif dari berbagai kelompok usia.
Anak-anak yang telah mengikuti program ini kini dapat menjadi penggerak literasi di lingkungannya dengan membagikan pengalaman membaca dan mengajak teman sebaya untuk lebih aktif mengunjungi TBM.
Mereka tidak hanya menjadi konsumen literasi, tetapi juga agen perubahan yang menyebarkan budaya membaca di komunitas mereka.
Tantangan dan Pembelajaran
Meskipun menuai banyak keberhasilan, program ini tidak luput dari berbagai tantangan. Salah satu kesulitan utama yang dihadapi adalah masalah konsistensi kehadiran anak-anak, terutama mereka yang membantu orang tua bekerja di sawah atau memiliki tanggung jawab domestik.
Tantangan lain adalah keterbatasan daya konsentrasi anak-anak yang mudah bosan dan teralihkan perhatiannya, terutama saat cuaca panas atau saat ada kegiatan lain di desa.
Dari segi fasilitas, keterbatasan ruang TBM yang tidak mampu menampung seluruh peserta dengan nyaman seringkali mengharuskan kegiatan dilakukan secara bergantian atau di tempat terbuka.
"Tantangan-tantangan ini justru mengajarkan kami untuk lebih kreatif dan adaptif. Kami belajar membuat kegiatan yang lebih fleksibel dan menyesuaikan dengan kondisi lokal," refleksi salah satu mahasiswa peserta KKN.
Program KKN Tematik Literasi di Desa Pancaksuji membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat, dukungan yang kuat, dan komitmen yang tinggi, budaya literasi dapat tumbuh di mana saja, termasuk di desa.
Ini adalah bukti nyata bahwa literasi bukan privilege kota besar, tetapi hak setiap anak Indonesia, di manapun mereka berada.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News