konsumsi listrik indonesia capai 430 twh pada 2025 plts dan oxasmaragdyrin jadi opsi energi bersih - News | Good News From Indonesia 2025

Konsumsi Listrik Indonesia Capai 430 TWh pada 2025, PLTS dan Oxasmaragdyrin Jadi Opsi Energi Bersih

Konsumsi Listrik Indonesia Capai 430 TWh pada 2025, PLTS dan Oxasmaragdyrin Jadi Opsi Energi Bersih
images info

Konsumsi listrik Indonesia diperkirakan akan mencapai 430 terawatt-jam (TWh) pada tahun 2025, menurut proyeksi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Lonjakan ini dipicu oleh industrialisasi yang masif, percepatan urbanisasi, dan melonjaknya kebutuhan rumah tangga. Ditambah lagi, kemajuan teknologi dan ekspansi pembangkit listrik turut mendorong permintaan energi.

Seiring dengan meningkatnya permintaan, Indonesia juga berkomitmen untuk mempercepat transisi energi bersih melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Asal Mula Mahasiswa Undip Raih Penghargaan di Malaysia: Pulang dari PLTU Bawa Abu Lalu Buat Inovasi Trotoar yang Menghasilkan Listrik

Dalam upaya meningkatkan efisiensi PLTS, para peneliti terus mengembangkan material baru untuk sel surya.

Salah satu inovasi terbaru datang dari Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Kimia BRIN, Mario Leonardus, yang mengembangkan molekul oxasmaragdyrin sebagai hole-transporting material (HTM) dalam sel surya perovskite.

Material ini dinilai mampu meningkatkan efisiensi dan stabilitas konversi energi matahari menjadi listrik.

AI dan Lonjakan Konsumsi Listrik: Mengapa Data Center Membutuhkan Energi Lebih?

Oxasmaragdyrin: Meningkatkan Efisiensi Sel Surya Perovskite

Sel surya perovskite merupakan generasi baru panel surya yang lebih murah dan fleksibel dibandingkan sel surya silikon konvensional. Akan tetapi, dalam pemanfaatannya terdapat tantangan yang juga tidak mudah.

Tantangan utamanya adalah efisiensi dan stabilitas dalam jangka panjang. Di sinilah oxasmaragdyrin hadir dan dikembangkan, berperan sebagai HTM.

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mario Leonardus, menjelaskan bahwa oxasmaragdyrin merupakan turunan dari porfirin, senyawa kimia yang dikenal mampu menyerap cahaya dengan baik.

Pakar Sebut Integrasi PLTS dan Kendaraan Listrik Bisa Bantu Indonesia Capai NZE 2060, Mengapa?

"Molekul ini memiliki struktur kompleks namun menarik karena mampu menyerap cahaya dalam rentang panjang gelombang luas, dari 400 hingga 800 nanometer," ujarnya dalam Webinar Sharing Ilmiah Sains dan Teknologi Elektronika serta Manfaatnya (SISTEM) 2025.

Melalui keunggulan tersebut, oxasmaragdyrin dikembangkan untuk menjadi HTM. Fungsi utama HTM adalah membawa muatan positif (hole) dari cahaya yang diserap menuju sirkuit listrik.

Mario dan tim mengembangkan beberapa varian oxasmaragdyrin, salah satunya adalah SM-09, yang menunjukkan efisiensi awal 13-14%. Angka ini cukup menjanjikan untuk teknologi baru.

Lebih lanjut, tim peneliti memodifikasi struktur molekul dengan mengganti beberapa gugus kimia, seperti metoksi, etoksi, dan butoksi. Hasilnya, varian SM-OMe (yang mengandung metoksi) menunjukkan performa lebih baik dalam hal konduktivitas dan stabilitas.

Makin Terang, PLTS Terpusat Kini Jangkau Wilayah 3T di Maluku

Solusi untuk Kebutuhan Energi Bersih Indonesia

Menurut data Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2025-2060 yang dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terjadi peningkatan konsumsi listrik yang konsisten di Indonesia selama lima tahun terakhir. Dua sektor utama penyumbang permintaan listrik terbesar adalah industri dan rumah tangga.

Dengan proyeksi konsumsi listrik yang terus meningkat, pengembangan teknologi energi surya yang lebih efisien menjadi solusi yang sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat Indonesia.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 menargetkan 76% pembangkit baru berasal dari energi yang terbarukan, dengan PLTS sebagai kontributor utama yaitu sebanyak 17,1 GW.

259 Waduk Bakal Dibangun PLTS Terapung, Potensi Capai 14 Gigawatt

Oxasmaragdyrin sebagai HTM dapat menjadi salah satu kunci dalam meningkatkan efisiensi PLTS di Indonesia. Selain itu, material ini dikembangkan melalui green synthesis, proses yang lebih ramah lingkungan dan mudah diproduksi dalam skala besar.

Mario mengungkapkan bahwa SM-OMe telah diuji stabil hingga 500 jam tanpa pelindung khusus.

"Kami melihat adanya pengaruh signifikan dari substituen metoksi dalam mempercepat transferhole sekaligus menstabilkan material terhadap degradasi. Ini berarti material tersebut tidak mudah rusak atau menurun kualitasnya meskipun digunakan dalam waktu lama," jelasnya.

Keunggulan ini sejalan dengan kebutuhan Indonesia akan teknologi energi surya yang efisien, stabil, dan ekonomis. Dengan dukungan kebijakan pemerintah dan inovasi seperti oxasmaragdyrin, Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai ketahanan energi berbasis EBT secara merata dari dari Sabang sampai Merauke.

PLTP Kamojang, Penghasil Hidrogen dari Panas Bumi Pertama di Asia Tenggara

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.