Dalam rangka meningkatkan konsumsi susu sapi di Desa Pudak Wetan khususnya pada anak-anak dan ibu rumah tangga, tim KKN-T Inovasi IPB PONOROGOKAB08 menginisiasi sebuah program edukatif yaitu KIOS: Kita Olah Susu. Program ini dilaksanakan di dua lokasi berbeda, yaitu di SDN Pudak Wetan pada hari Jumat, 18 Juli 2025, dan di Balai Desa Pudak Wetan pada Selasa, 22 Juli 2025.
Desa Pudak Wetan dikenal sebagai salah satu daerah penghasil susu sapi terbesar di wilayah Jawa Timur. Meskipun merupakan daerah penghasil susu sapi, tingkat konsumsi susu di Desa Pudak Wetan masih tergolong rendah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan sebagian masyarakat, hal ini dipengaruhi oleh persepsi terhadap aroma susu sapi segar yang dinilai kurang familiar atau belum sesuai dengan preferensi mereka sehingga menurunkan minat konsumsi, terutama pada anak-anak.
Sejalan dengan tujuan program KIOS, yaitu mengubah persepsi negatif masyarakat terhadap aroma susu segar, tim PONOROGOKAB08 melakukan edukasi terkait pentingnya konsumsi susu sapi dan juga praktik pembuatan susu pasteurisasi berperisa secara langsung.
Program ini menargetkan anak-anak sekolah dasar yang masih dalam masa pertumbuhan serta Ibu PKK sebagai pihak yang berperan penting dalam pemenuhan gizi keluarga di rumah dengan memperkenalkan alternatif olahan susu yang lebih menarik dan disukai masyarakat, khususnya anak-anak.
Siswa-siswi SDN Pudak Wetan tampak antusias dalam mengikuti kegiatan edukasi serta praktik pembuatan susu berperisa yang ditunjukkan dengan rasa ingin tahu yang tinggi, aktif menjawab pertanyaan, dan bersemangat untuk mencoba berbagai rasa susu yang mereka racik sendiri.
Kemeriahan semakin terasa ketika mereka diberi kesempatan untuk mencampur susu pasteurisasi dengan aneka perisa seperti stroberi dan melon. Tidak hanya itu, post-test sederhana juga diadakan guna mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi edukasi yang telah disampaikan.
“Penambahan perisa pada susu pasteurisasi ditujukan untuk mengurangi aroma susu sapi yang kurang disukai anak-anak. Varian rasa yang menarik diharapkan mampu mengubah persepsi negatif terkait aroma susu tersebut,” ungkap Indra, salah satu anggota tim KKN-T PONOROGOKAB08.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga bisa menumbuhkan kebiasaan mengonsumsi susu sejak dini. Selain meningkatkan minat, cara ini juga memberikan pengalaman menyenangkan yang dapat membekas dalam ingatan anak-anak.
Sementara itu, pelaksanaan KIOS bersama ibu-ibu PKK berjalan dengan suasana yang tidak kalah interaktif. Kegiatan diawali dengan sosialisasi terkait pengolahan susu pasteurisasi dan ditutup dengan demonstrasi pembuatan susu pasteurisasi berperisa.
Kegiatan demonstrasi berlangsung secara interaktif, di mana para ibu secara bergantian mencoba membuat susu berperisa, diselingi dengan sesi tanya jawab seputar teknik pengolahan susu yang baik dan aman.
Dengan adanya program KIOS, tim KKN-T berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya konsumsi susu sapi segar, serta memperkenalkan cara kreatif dan praktis dalam mengolahnya agar lebih disukai oleh seluruh anggota keluarga.
Anak-anak tidak hanya diajarkan untuk memahami manfaat dan pentingnya minum susu, tetapi juga didorong untuk berkreasi membuat olahan susu sesuai selera mereka sendiri. Sementara para ibu dibekali keterampilan untuk mengkreasikan susu yang lebih menarik di rumah, yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan asupan gizi keluarga secara keseluruhan.
Melalui pendekatan edukatif yang menyenangkan dan aplikatif, program KIOS menjadi langkah awal dalam membangun budaya konsumsi susu yang lebih baik dan berkelanjutan di Desa Pudak Wetan.
Tim KKN-T IPB berharap semangat ini terus berlanjut, tidak hanya selama masa KKN berlangsung, tetapi juga menjadi kebiasaan baik yang diteruskan oleh masyarakat desa ke depannya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News