bhumi swara alam kolaborasi mahasiswa kkn t ipb dan desa ciliang dalam pengembangan agrowisata - News | Good News From Indonesia 2025

Bhumi Swara Alam: Kolaborasi Mahasiswa KKN-T IPB dan Desa Ciliang dalam Pengembangan Agrowisata

Bhumi Swara Alam: Kolaborasi Mahasiswa KKN-T IPB dan Desa Ciliang dalam Pengembangan Agrowisata
images info

Desa Ciliang memiliki luas wilayah sekitar 941,3 hektare (BPS Kabupaten Pangandaran, 2023). Merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran.Tidak hanya menyuguhkan panorama keindahan alam berupa pantai. Desa Ciliang juga memiliki banyak potensi yang belum tergarap secara optimal.

Dimulai dari potensi utama yaitu sektor pertanian, yang mana sebagian besar wilayah Desa sebesar 240 Ha digunakan sebagai sawah tadah hujan yang digunakan untuk budidaya padi. Tidak hanya itu, komoditas kelapa dan pisang juga menjadi komoditas unggulan kedua yang hasilnya biasa diolah dalam skala home industry yang berasal dari UMKM dan usaha rumahan.

Praktik peternakan pun menjadi salah satu sektor potensial yang didominasi oleh peternak kecil dan menengah. Jenis ternak yang dibudidayakan antara lain domba, kambing, dan sapi yang sebagian besar dikelola secara semi-intensif di kawasan pertanian masyarakat setempat.

Selain sektor pertanian dan peternakan. Desa Ciliang memiliki potensi turunan seperti usaha rumahan, UMKM dan estetika alam. Hasil dari potensi pertanian berupa kelapa, padi, pisang dan hasil pertanian lainnya dimanfaatkan dan diolah menjadi aneka ragam produk baru lain seperti gula merah, keripik pisang pembuatan tahu dan tempe, serta penggilingan padi.

Potensi estetika alam Desa Ciliang mulai dari pesisir pantai hingga perbukitan yang menyuguhkan pemandangan kompleks nan indah. Kekayaan alam ini dapat menjadi daya tarik utama bagi pengunjung, dari adanya Pantai Batu Hiu hingga lokasi tertinggi di Pasir Gintung.

Dengan keindahan alam ini diharapkan mampu menjadi nilai tambah bagi pengunjung dan dapat meningkatkan motivasi masyarakat sekitar dalam mengelola dan melestarikan keindahannya.

Keinginan yang Menjadi Sebuah Gagasan

Melihat akan banyaknya potensi tersebut dan keinginan dari para pemangku kepentingan desa untuk mengembangkan dan memiliki kawasan wisatanya sendiri. Menjadi salah satu pendorong terciptanya program kerja dari tim KKN-T IPB Desa Ciliang tahun 2025 untuk menyusun suatu perencanaan agrowisata terpadu yang mengintegrasikan semua potensi tersebut.

Proses perencanaan tidak hanya berupa pemetaan secara spasial, tetapi juga menggali lebih jauh tentang pemahaman sosial-budaya masyarakat setempat tanpa mengubah keaslian dan kearifan lokal sebagai nilai jual utama.

“Bhumi” yang berarti bumi dan “Swara Alam” yang berarti suara alam. Nama ini menyiratkan tempat dimana pengunjung dapat menyatu dengan suara dan nuansa alam, mulai dari deburan ombak hingga gemericik air sawah.

Kawasan ini memiliki tujuan untuk mengembangkan Desa Ciliang berbasis wisata Agrowisata, yang berfokus pada integrasi pertanian, peternakan, dan wisata pantai dengan partisipasi masyarakat sebagai kunci utama. Kawasan tersebut diharapkan menjadi destinasi wisata edukatif dan rekreatif yang menonjolkan kearifan dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Pengembangan ruang mengikuti kodisi eksisting, dari mulai Pantai Batu Hiu hingga kawasan Pasir Gintung, serta area pertanian-peternakan yang menjadi ruang wisata edukasi.

Sebaran daya tarik wisata akan berfokus pada area yang memungkinkan agar dapat ditempuh dengan sepeda atau jalur jogging yang dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dalam menyusuri desa berbasis wisata agrowisata.

Sembilan Potensi Objek Wisata Agrowisata Bhumi Swara

1. Pantai Batu Hiu, wisata pesisir pantai yang menjadi salah satu daya tarik utama dari Desa Ciliang, menyuguhkan pemandangan yang indah alami.

2. Lahan Pertanian Sawah Tadah Hujan, sebagai objek edukasi bagi wisatawan mengenai pangan pokok berupa padi.

3. Rumah Maggot Ranca Manis, tempat limbah organik bertransformasi menjadi sumber daya berharga melalui keajaiban BSF.

4. Peternakan Domba dan Kambing, skala kecil yang rata-rata dikembangkan oleh individu. Kondisinya baik dan dikatakan sangat layak.

5. Produksi Tahu Tempe, satu-satunya usaha produksi tahu dan tempe yang ada di Desa Ciliang sehingga dapat menjadi objek wisata berbasis edukasi bagi wisatawan.

6. Penggilingan Padi, sebagai salah satu rangkaian rantai agribisnis. Sehingga wisatawan dapat mengetahui jalannya produksi beras.

7. Imah Bonsai, tempat budidaya penanaman bonsai. Sehingga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan.

8. Produksi Gula Merah, memanfaatkan komoditas utama berupa kelapa diharapkan dapat menjadi ciri khas Desa Ciliang.

9. Pasir Gintung, sebuah bukit yang menyuguhkan pemandangan nan indah dari alam mulai dari pantai, hamparan sawah hingga gunung.

Melalui perencanaan agrowisata terpadu “Bhumi Swara Alam”, Tim KKN-T IPB berharap dapat membuka jalan bagi Desa Ciliang untuk tumbuh sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan, edukatif, dan berbasis potensi lokal.

Program ini bukanlah akhir, melainkan langkah awal menuju kolaborasi lebih luas antara masyarakat, pemerintah desa, dan pihak terkait untuk bersama-sama mengembangkan desa secara mandiri tanpa menghilangkan kearifan lokal yang telah mengakar kuat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.