dorong umkm naik kelas mahasiswa kkn t ipb gencarkan digitalisasi bagi puluhan umkm di kelurahan cipaisan - News | Good News From Indonesia 2025

Dorong UMKM 'Naik Kelas', Mahasiswa KKN-T IPB Gencarkan Digitalisasi bagi Puluhan UMKM di Kelurahan Cipaisan

Dorong UMKM 'Naik Kelas', Mahasiswa KKN-T IPB Gencarkan Digitalisasi bagi Puluhan UMKM di Kelurahan Cipaisan
images info

Mahasiswa IPB University yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik Inovasi (KKN-T Inovasi) menginisiasi serangkaian kegiatan digitalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Cipaisan, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Program ini berlangsung pada 1–3 Juli 2025 dan menyasar puluhan pelaku usaha lokal, terutama yang bergerak di bidang kuliner khas daerah seperti simping, semprong, dan ketupat yang menjadi ciri khas wilayah Cipaisan.

Langkah awal yang dilakukan mahasiswa adalah melakukan pemetaan lokasi UMKM menggunakan Google Maps. Sebanyak 28 pelaku usaha, khususnya usaha rumahan seperti pembuat simping dan semprong, telah dibuatkan titik lokasi digital yang dilengkapi informasi dasar berupa nama usaha, nomor kontak, dan kategori produk.

Tujuan dari inisiatif ini adalah meningkatkan visibilitas usaha mikro yang sebelumnya hanya dikenal dalam skala lingkungan sekitar.

“Selama ini banyak usaha rumahan yang berkualitas, tetapi belum hadir secara digital. Kami berusaha membantu agar usaha mereka bisa muncul di Google Maps, sehingga lebih mudah ditemukan oleh calon pembeli,” ujar Hadijah, salah satu mahasiswa KKN-T yang turut menginisiasi kegiatan ini.

Proses pengumpulan data UMKM dilakukan bekerja sama dengan pihak kelurahan. Setelah data diperoleh, tim mahasiswa melakukan verifikasi lapangan ke setiap lokasi usaha.

Di tahap ini, mahasiswa mendokumentasikan lokasi dan memastikan kesesuaian data, kemudian membuat titik lokasi secara digital. Hasilnya, informasi terkait pelaku UMKM kini dapat diakses masyarakat luas hanya melalui pencarian ponsel.

Selain pemetaan lokasi, mahasiswa juga memberikan pelatihan singkat kepada pelaku usaha mengenai cara mengelola akun Google Bisnisku. Dengan pelatihan ini, pelaku UMKM diharapkan dapat memperbarui informasi usahanya secara mandiri, seperti jam operasional, alamat, atau foto produk, tanpa bergantung lagi pada pendamping.

Tak berhenti di sana, program digitalisasi juga menyasar kawasan sekitar Jl. Mr. Dr. Kusumahatmaja, yang masih berada dalam cakupan Kelurahan Cipaisan. Kawasan ini dinilai strategis karena berada tidak jauh dari Alun-Alun Kabupaten Purwakarta salah satu titik kumpul warga dan wisatawan lokal.

Di wilayah ini, sebanyak 30 UMKM menerima modul panduan digitalisasi usaha. Modul tersebut mencakup materi sederhana seperti cara membuat akun dan berjualan di Shopee, penggunaan QRIS untuk transaksi digital, serta strategi pemasaran melalui media sosial.

“Modul ini kami rancang dengan bahasa yang ringan dan pendekatan praktis. Harapannya, pelaku usaha yang belum familiar dengan dunia digital tetap bisa memahami dan mengikutinya,” jelas Indira, anggota tim KKN-T lainnya.

Kawan GNFI, digitalisasi UMKM bukan semata urusan platform atau teknologi tinggi. Mahasiswa KKN-T IPB menyadari bahwa tidak semua pelaku usaha siap menerima perubahan ini secara langsung. O

leh karena itu, selain membagikan modul, mereka juga melakukan pendampingan secara langsung. Tim memberikan layanan pembuatan QRIS dan akun Shopee secara gratis langsung di lokasi. Ini dilakukan agar pelaku usaha dapat langsung mencoba sekaligus berkonsultasi jika menemui kendala teknis.

Respon dari para pelaku usaha cukup positif. Beberapa di antaranya bahkan berhasil menyelesaikan proses pembuatan akun QRIS dan Shopee dalam satu kali pendampingan. Banyak yang menunjukkan antusiasme tinggi ketika dijelaskan manfaat promosi digital bagi usaha mereka. Meski belum semua pelaku UMKM siap mengaplikasikan sepenuhnya, namun kegiatan ini dinilai sebagai langkah awal menuju transformasi yang lebih besar.

Program ini merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata mahasiswa IPB University dalam menjawab tantangan nyata yang dihadapi masyarakat, khususnya pelaku UMKM.

Dengan pendekatan yang bersahabat dan tepat sasaran, mahasiswa ingin membuktikan bahwa pemberdayaan tidak harus melalui proyek-proyek besar. Cukup dengan memperkenalkan dunia digital, membuka akses informasi, dan hadir sebagai pendamping, banyak perubahan bisa dimulai dari sana.

“Kami memang tidak membawa teknologi canggih atau anggaran besar. Tapi kami percaya, satu titik di Google Maps atau satu modul yang dibaca dengan serius, bisa menjadi awal bagi UMKM naik kelas,” tutup Juan.

Kegiatan KKN-T Inovasi di Cipaisan menjadi contoh bahwa digitalisasi dapat dilakukan secara inklusif dan berbasis kebutuhan lapangan. Pendekatan langsung kepada pelaku usaha, penyesuaian bahasa, serta fokus pada praktik sederhana adalah kunci agar UMKM lokal dapat tumbuh dan berkembang di era digital ini.

Melalui semangat kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah kelurahan, dan pelaku usaha lokal, kegiatan ini diharapkan tidak hanya memberi dampak jangka pendek, tetapi juga mendorong keberlanjutan ekonomi masyarakat setempat. Dengan makin banyaknya UMKM yang hadir secara digital, potensi pasar pun makin luas, termasuk untuk menjangkau konsumen dari luar daerah.

Bagi Kawan GNFI yang mungkin sedang menjalani program pengabdian masyarakat atau sekadar ingin mendampingi UMKM sekitar tempat tinggal, kisah dari Cipaisan ini bisa menjadi inspirasi.

Tidak harus menunggu waktu ideal atau teknologi yang rumit. Terkadang, cukup hadir, mendengarkan, dan membantu membuat satu titik di peta pun bisa menjadi awal dari perubahan besar.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.