Tim KKN-T IPB University yang beranggotakan 8 mahasiswa, mengambil langkah proaktif dalam pendampingan masyarakat di Desa Kadongdong, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut.
Fokus utama program mereka adalah memfasilitasi penyusunan draf Rencana Kelola Perhutanan Sosial (RKPS) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT), sebuah langkah strategis untuk mempersiapkan masyarakat dalam mengelola kawasan hutan desa secara mandiri dan berkelanjutan.
Program ini lahir dari kesadaran bahwa masyarakat Desa Kadongdong memiliki potensi besar dalam pengelolaan hutan. Namun, masih memerlukan peta jalan yang jelas sembari menanti persetujuan legalitas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Alih-alih menunggu secara pasif, para mahasiswa menjembatani kebutuhan ini dengan memberikan pendampingan teknis dan administratif.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Peta Jalan yang Komprehensif
Keberhasilan sebuah perencanaan terletak pada kolaborasi yang kuat. Memahami hal ini, tim KKN-T IPB tidak bekerja sendiri. Mereka secara intensif bekerja sama dengan berbagai stakeholder kunci di tingkat desa, mulai dari Pemerintah Desa Kadongdong, perangkat desa, hingga berkoordinasi langsung dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Wana Mandiri Wangi.
Dalam prosesnya, para mahasiswa berperan sebagai fasilitator. Mereka membantu mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan untuk menyusun dokumen RKPS dan RKT yang komprehensif.
Dokumen ini nantinya akan menjadi panduan resmi bagi masyarakat tentang bagaimana cara mengelola, melindungi, dan memanfaatkan hasil hutan secara lestari untuk periode 10 tahun ke depan (RKPS) dan dalam jangka pendek setahun (RKT).
Fokus pada Potensi Lokal: KUPS Kopi dan Alpukat
Salah satu hasil konkret dari pendampingan ini adalah terbentuknya rancangan kelembagaan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). KUPS merupakan unit bisnis di bawah naungan KTH yang akan menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat dari hasil hutan.
Berdasarkan analisis potensi lokal, mahasiswa bersama masyarakat sepakat untuk membentuk dua kelompok KUPS yang berfokus pada komoditas unggulan desa, yakni kopi dan alpukat. Pembagian ini bertujuan agar pengelolaan usaha menjadi lebih fokus, efektif, dan dapat mengembangkan rantai nilai dari hulu ke hilir untuk masing-masing komoditas.
Ini adalah langkah awal untuk memastikan bahwa ketika izin pengelolaan sudah di tangan, masyarakat telah memiliki struktur usaha yang siap berjalan.
Harapan untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Desa
Dukungan penuh dari perangkat desa menjadi bahan bakar utama dalam program ini. Semua pihak berharap, draf RKPS dan RKT yang telah disusun bersama dapat memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh KLHK.
Lebih dari sekadar dokumen administratif, rencana ini adalah cerminan dari harapan besar masyarakat Desa Kadongdong.
Kesejahteraan yang diimpikan adalah kondisi di mana para petani hutan dapat memperoleh pendapatan yang layak dari lahan yang mereka kelola. Dengan demikian, anak-anak mereka dapat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
Lebih jauh lagi, ini adalah upaya untuk menjadikan desa sebagai pusat ekonomi yang berdaya, mengurangi arus urbanisasi kaum muda, dan membuktikan bahwa menjaga hutan dapat berjalan beriringan dengan kemakmuran.
Kawan GNFI, inisiatif yang dilakukan mahasiswa KKN-T IPB ini adalah contoh nyata dari prinsip "menjemput bola". Dengan rancangan yang matang, masyarakat diharapkan dapat segera mandiri secara pangan dan meningkatkan kesejahteraan ekonominya begitu Surat Keputusan (SK) Perhutanan Sosial disetujui.
Ini adalah upaya bersama untuk memastikan bahwa hutan tidak hanya lestari, tetapi juga memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat yang menjaganya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News