Mahasiswa KKN-T dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University telah berhasil melaksanakan serangkaian program kerja inovatif di Desa Kebobang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.
Dengan fokus utama pada pemberdayaan potensi lokal, para mahasiswa menggagas sebuah model ekonomi sirkular berbasis budidaya lele. Ini tidak hanya meningkatkan pendapatan warga, tetapi juga mendorong praktik keberlanjutan lingkungan.
Program ini dirancang secara terpadu, menyasar langsung ibu rumah tangga yang tergabung dalam 5 kelompok Dasawisma: Anggrek 1, Anggrek 2, Anggrek 3, Pandan Wangi, dan Tulip.
Inti dari program ini adalah penciptaan sebuah siklus produksi tanpa limbah (zero-waste) yang terdiri dari 3 pilar utama yang saling terkait. Pilar pertama adalah untuk mengatasi masalah pakan dan limbah, yaitu pelatihan pembuatan pelet lele dari sampah organik sayuran.
Program ini berjalan berkat kolaborasi dengan para ibu Dasawisma sebagai pemasok limbah dapur dan kemitraan strategis dengan Ngalam Waste Bank (NWB) untuk pengelolaan sampah yang lebih luas.
Selanjutnya, mahasiswa memperkenalkan pilar kedua, yaitu pembuatan abon lele. Tujuannya untuk mengubah lele segar menjadi produk olahan bernilai jual tinggi.
Untuk memastikan produk ini menjangkau pasar yang luas, para mahasiswa juga memberikan pendampingan pemasaran digital melalui platform e-commerce Shopee.
Terakhir sebagai penutup siklus, pilar ketiga memanfaatkan minyak jelantah sisa penggorengan abon untuk diolah menjadi lilin aromaterapi. Ini membuktikan bahwa setiap elemen dalam proses produksi dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Mahasiswa KKN-T IPB Memperkenalkan Geopark Ciletuh Kepada Siswa SD Negeri Tegal Caringin dengan Fun Learning
Program terpadu ini disambut dengan antusiasme tinggi dari masyarakat. Peserta dari kelima Dasawisma tidak hanya hadir dalam pelatihan, tetapi banyak dari mereka yang mencoba langsung membuat abon lele secara mandiri di rumah.
Testimoni datang dari Puput, anggota Dasawisma Pandanwangi, setelah mencicipi langsung hasil olahan abon lele. "Enak, makasih ya resepnya untuk anak IPB semua," tuturnya.
"Kami tidak menyangka sampah sayur di dapur dan minyak jelantah bisa jadi produk berguna seperti ini. Pelatihan pembuatan abon juga membuka peluang usaha baru bagi kami," ujar salah satu ibu rumah tangga dari pihak Ngalam Waste Bank (NWB).
Pihak Ngalam Waste Bank (NWB) dan seluruh dasawisma juga memberikan respon positif, melihat program ini sebagai model inspiratif yang dapat direplikasi untuk mengelola sampah organik sembari memberdayakan ekonomi masyarakat.
Selain fokus pada pemberdayaan ekonomi, mahasiswa KKN IPB juga menjalankan program penting lainnya untuk pembangunan sumber daya manusia di Desa Kebobang. Mereka mengadakan edukasi tentang bahaya perundungan (bullying) kepada siswa-siswi di SDN 1 Kebobang untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman.
Di tingkat remaja, mahasiswa menggelar praktik pembuatan EcoPrint di SMPN 1 Wonosari, sebuah kegiatan yang menumbuhkan kreativitas sekaligus kepedulian terhadap lingkungan dengan memanfaatkan daun sebagai bahan alami.
Tidak berhenti di situ, mahasiswa juga melengkapi program pemberdayaan Dasawisma Pandan Wangi dan Tulip dengan pelatihan literasi keuangan.
Anggota Dasawisma dibimbing tentang pembukuan sederhana serta cara membedakan kebutuhan dan keinginan. Dengan demikian, mereka dapat mengelola keuangan rumah tangga dan hasil usaha secara lebih bijak.
Melalui pendekatan ekonomi sirkular yang inovatif dan didukung oleh program-program pendidikan yang relevan, para mahasiswa IPB University berhasil memberdayakan masyarakat untuk menjadi lebih mandiri, kreatif, dan sadar lingkungan. Selain itu juga menciptakan model pembangunan desa yang dapat menginspirasi wilayah lainnya.
Tingkatkan Konsumsi Susu Sapi, Tim KKN-T IPB Laksanakan Program KIOS di Desa Pudak Wetan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News