Persahabatan antara Indonesia dan Thailand sudah terjalin selama lebih dari tujuh dekade. Keduanya terus berkomitmen untuk membina kerja sama bilateral yang saling menguntungkan.
Hubungan diplomatik resmi antara keduanya dibuka pada 7 Maret 1950. Indonesia memiliki Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok dan Konsulat Republik Indonesia (KRI) di Songkhla. Sementara itu, Thailand memiliki kantor Kedutaan Besar Kerajaan Thailand di Jakarta serta Konsul Kehormatan (Konhor) di Denpasar, Surabaya, dan Medan.
Namun, tahukah Kawan GNFI jika ternyata hubungan bilateral Indonesia dan Thailand ternyata sudah terjalin jauh sebelum pembukaan kantor kedutaan di masing-masing negara?
Melansir dari Museum Nasional Indonesia, hubungan Indonesia dan Thailand sejatinya sudah berlangsung sejak abad ke-8, khususnya dengan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Sumatra Selatan. Ini dibuktikan dengan adanya candi-candi Buddha Sriwijaya di Kota Chaiya, Provinsi Surat Thani, Thailand.
Jejak Persahabatan Indonesia-Thailand
Persahabatan yang terjalin sejak masa kerajaan kuno itu terus berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya. Beberapa daerah yang diidentifikasi berada di Thailand, seperti Syangka (Siam), Ayodhyapura (Ayutthaya), Dharmanagari (Nakhon Si Thammarat), Rajapura (Ratburi), dan Singhanagari (Singhapuri) turut disebutkan dalam naskah Nagarakretagama di abad ke-14 atau era Majapahit.
Kemudian, ada juga arca Buddha dengan gaya Ayutthaya di abad 16 yang ditemukan di Jawa Barat. Arca itu menjadi saksi bisu sekaligus petunjuk yang membuktikan bahwa Nusantara dan Siam memang sudah terhubung sejak dahulu, khususnya lewat jalur perdagangan.
Kawan GNFI, uniknya di dokumen-dokumen kuno Thailand, ada beberapa nama tempat Indonesia, seperti Jawaa (Jawa), Makkasan (Makassar), hingga Majapahit dan Minangkabau yang tertulis di dalamnya.
Menukil dari ANTARA, Raja Rama V atau Chulalongkorn dari Thailand dicatatkan pernah beberapa kali menginjakkan kakinya di Indonesia, yakni tahun 1871, 1896, dan 1901. Disebutkan jika sang Raja tertarik dengan budaya Indonesia.
Raja memperlajari banyak hal, termasuk sosial budaya di Jawa yang saat itu masih dipengaruhi budaya kolonial Belanda. Saat berkunjung di Pulau Jawa, Raja Chulalongkorn berkunjung di beberapa kota, seperti Semarang, Bandung, Solo, Surabaya, Tangerang, hingga Batavia.
Pada agenda kunjungannya ke Indonesia pada 1871, Raja Chulalongkorn pernah membawa patung gajah perunggu sebagai cinderamata. Patung itu diberikan sebagai tanda Sang Raja yang terkesan dengan keramahtamahan warga Batavia.
Patung ini sekarang ada di Museum Nasional Indonesia di Jakarta. Masyarakat setempat pun mengenal museum itu dengan sebutan Museum Gajah.
Saat itu juga, Raja ingin mengumpulkan beberapa peninggalan arkeologi Jawa kuno. Kemudian, Gubernur Jenderal Hindia Belanda mengiriminya berbagai hadiah yang kental dengan unsur Buddha. Beberapa artefak hadiah itu sekarang dipajang di Museum Nasional Bangkok.
Persahabatan yang Langgeng
Di era pasca-kemerdekaan, hubungan Indonesia dan Thailand semakin manis. Hubungan diplomatik resmi dimulai tahun 1950.
Berlanjut di tahun 1967, saat itu Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Adam Malik, dan Menlu Thailand, Thanat Khoman, bersama dengan tiga Menlu ASEAN lainnya sepakat untuk menandatangani Deklarasi ASEAN.
Bahkan, sebelum resmi menandatangani dekralasi itu—saat di mana Indonesia masih berkonflik dengan Malaysia—Thailand menjadi pihak yang menjembatani rekonsiliasi dua negara. Bangkok menjadi saksi di mana Indonesia dan Malaysia sepakat untuk mengakhiri konflik tersebut.
Persahabatan yang langgeng itu berlanjut hingga saat ini. Indonesia dan Thailand mempererat kerja sama di berbagai sektor strategis, termasuk ekonomi, pendidikan, budaya, hingga pariwisata. Melalui laman resmi KBRI Bangkok, di tahun 2023, Thailand adalah mitra dagang terbesar Indonesia ke-8, dengan total perdagangan senilai US$17,47 miliar.
Persahabatan yang telah dirajut sejak lama ini menunjukkan bahwa kedua negara sudah saling terhubung lewat perdagangan, agama, seni, dan budaya. Tak heran jika banyak terdapat kesamaan budaya dan tradisi antara keduanya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News