Aksara Jawa dan huruf Thailand sekilas memang terlihat memiliki bentuk serupa. Namun, keduanya sebenarnya berbeda.
Meskipun bentuknya hampir mirip, tetapi pengucapannya tidak sama. Thailand memiliki 44 huruf konsonan dan 15 lambang vokal. Sementara itu, aksara Jawa memiliki 20 aksara (Hanacaraka).
Di sisi lain, Indonesia dan Thailand memang memiliki “keterkaitan” sejak lama. Dalam sebuah tulisan yang terbit pada Thai Culture New Series No.10 yang berjudul The Nature and Development of Thai Language, dijelaskan bahwa cerita Panji yang berasal dari Jawa Timur menyebar luas ke Asia Tenggara, termasuk Thailand.
Cerita Panji diterjemahkan dalam bahasa masing-masing negara. Uniknya, dari cerita tersebut, banyak kata dalam bahasa Jawa yang dapat ditemukan dalam bahasa Thailand. Kata-kata tersebut dapat dipahami dengan baik oleh orang Thailand, meskipun Sebagian besar kata tersebut bersifat sastra.
Lalu, bagaimana dengan huruf Thailand dan aksara Jawa? Mengapa keduanya terlihat memiliki bentuk yang mirip?
Panji, kisah Romantis Asli Jawa yang Menghubungkan Masyarakat ASEAN Dulu dan Sekarang
Alasan aksara Jawa mirip dengan huruf Thailand
Dikutip dari Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dijelaskan bahwa aksara Jawa mirip dengan tulisan Thailand karena memiliki “induk” yang sama. Konon, keduanya merupakan turunan dari aksara Pallawa atau Pallava.
Jika ditarik jauh ke belakang, aksara Pallawa merupakan turunan dari abjad Aram atau Aramaik. Alfabet Aram adalah sistem tulisan yang berasal dari Timur Tengah dan berkembang sangat pesat pada abad ke-10 dan ke-9 sebelum masehi.
Uniknya, alfabet ini mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan sistem tulisan lain, termasuk bahasa Ibrani, Arab, dan lain sebagainya. Aksara Aram disebut sebagai cikal bakal berbagai sistem tulisan yang masih digunakan hingga saat ini.
Turunan lain dari aksara Aram adalah aksara Brahmi. Nah, Brahmi inilah yang menjadi nenek moyang semua aksara India, kecuali Kharosthi. Aksara Brahmi kemudian menyebar di berbagai negara dan berkembang pesat.
Melalui Encyclopaedia Britannica, ensiklopedia tertua di dunia, dijelaskan jika beberapa aksara turunan Brahmi adalah aksara bahasa Sinhala di Sri Lanka, aksara Tibet di Dataran Tinggi Tibet, aksara Bengali dan Gujarati, aksara daerah Deccan, termasuk bahasa Tamil, Telugu, Malayam, dan Kannada.
Sebagai tambahan, aksara Brahmi sendiri dikenal sebagai aksara yang memiliki berbagai varian. Bentuk suatu huruf pada aksara ini dapat berbeda-beda meskipun melambangkan bunyi yang sama.
Kemudian, dari turunan Brahmi, lahirlah aksara Pallawa. Aksara ini yang menjadi induk aksara di Asia Tenggara. Aksara Pallawa juga menjadi cikal bakal bahasa Kawi atau Jawa kuno, aksara Thailand, aksara Burma, dan Batak.
Selama periode Hindu-Buddha, aksara Kawi terus mengalami evolusi. Aksara ini menjadi lebih Jawa. Pada abad ke-17, tulisan tersebut berkembang menjadi bentuk yang lebih modern dan dikenal sebagai Carakan atau Hanacaraka.
Tidak mengherankan jika aksara Jawa dan huruf Thailand memiliki kemiripan, bukan? Dua jenis huruf ini memang memiliki keterikatan sejarah karena induk aksaranya yang sama.
Lengkap, Sejarah dan Jenis Aksara Jawa atau Hanacaraka
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News