adam malik si juru damai indonesia malaysia yang jadi wakil ri di deklarasi bangkok - News | Good News From Indonesia 2025

Adam Malik, Si Juru Damai Indonesia-Malaysia yang Jadi Wakil RI di Deklarasi Bangkok

Adam Malik, Si Juru Damai Indonesia-Malaysia yang Jadi Wakil RI di Deklarasi Bangkok
images info
  • Wakil Indonesia yang ikut serta dalam penandatanganan Deklarasi Bangkok adalah Adam Malik.
  • Adam Malik juga menjadi juru damai antara Indonesia dan Malaysia yang berkonfrontasi.

Adam Malik, nama yang mungkin tak asing bagi masyarakat Indonesia. Ia pernah menduduki berbagai posisi strategis, mulai dari Wakil Presiden RI, Duta Besar, hingga sosok kunci dalam pembentukan organisasi kawasan Asia Tenggara, ASEAN.

Memang tidak salah, wakil Indonesia yang ikut serta dalam penandatanganan Deklarasi Bangkok adalah Adam Malik—yang saat itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri. Bersama dengan Menlu Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand, mereka sepakat atas pembentukan ASEAN.

Adam adalah sosok yang piawai dalam strategi diplomasi luar negeri. Ditambah lagi, latar belakangnya sebagai seorang wartawan sekaligus pendiri Kantor Berita ANTARA juga membuatnya semakin disegani sebagai juru runding andalan Indonesia di dunia internasional.

Adam dikenal dengan kalimat khasnya selama menjadi diplomat: “semua bisa diatur”. Kalimat yang sering terlontar dari mulutnya ini menunjukkan bagaimana ia memiliki sejuta jawaban atas segala permasalahan terkait diplomasi yang ada di depan matanya.

Ibarat kata, Adam tidak hanya berani menyuarakan kebenarannya di atas kertas, tetapi ia juga lantang membawanya hingga forum dunia. Hal ini dibuktikan dengan berbagai peran dan kinerja moncernya dalam bernegosiasi, salah satunya dalam mendamaikan Indonesia dan Malaysia.

Adam Malik, Negosiator Kondang: Juru Damai Indonesia-Malaysia

Dalam sebuah tulisan oleh Ridayani Simanjutak dan Mohd bin Samsudin dari Universiti Kebangsaan Malaysia, Adam disebutkan sebagai sosok yang merekatkan kembali hubungan Indonesia dan Malaysia. Indonesia dianggapnya sebagai kakak, sementara Malaysia adalah adiknya.

Konfrontasi yang bermula di era Soekarno itu perlahan memudar karena campur tangan Adam. Adam sempat menemui Soekarno untuk menyelesaikan dan mengakhiri konfrontasi dengan si adik. Namun, Soekarno menolak karena menganggap momennya belum tepat.

Perlahan tapi pasti, pada Mei 1966, Adam dan Tun Abdul Razak dari Malaysia bertemu di Bangkok. Mereka sepakat untuk mengakhiri konflik itu.

Dengan kemampuan pemikiran serta negosiasinya yang kondang, Adam berhasil membuat dua belah pihak berdamai. Pada Agustus 1967, Tun Abdul Razak mendarat di Jakarta dan menandatangani penyelesaian konfrontasi Indonesia-Malaysia.

Dalam harian Tokyo Shimbun, dituliskan bahwa pulihnya hubungan diplomatik kedua negara ini menjadi kemenangan diplomatik bagi Adam. Lewat peran pentingnya di ASEAN, Adam juga berhasil memperkuat diplomasi Indonesia dan ASEAN.

Momentum pemulihan hubungan ini juga menjadi pelopor terbentuknya ASEAN, di mana Adam adalah salah satu aktor penting di baliknya.

Adam Malik dan Kiprahnya di ASEAN

Adam Malik adalah politikus dan mantan wartawan RI yang menjadi juru damai antara Indonesia-Malaysia, sekaligus pendiri ASEAN.
info gambar

Awal Agustus 1967, lima founding fathers ASEAN—Adam Malik, Thanat Khoman, Tun Abdul Razak, S. Rajaratnam, dan Narcisco Ramos—menghabiskan empat hari di tempat terpencil di Thailand. Di sana, mereka membahas dokumen pembentukan ASEAN dengan cara sedikit informal. Uniknya, saking “kurang formal”-nya pertemuan itu, disebutkan bahwa perundingan tersebut dinamakan sebagai “Perundingan Kaos Olahraga”.

Prosesnya cukup alot. Perbedaan perspektif menjadikannya tidak mudah. Akan tetapi, humor bapak-bapak yang keluar dari mulut mereka menjadikannya semakin hangat. Gaya musyawarah yang santai tapi serius ini menjadi tradisi para menteri di ASEAN.

Melalui laman resmi ASEAN, setelah perundingan informal dengan segala keseriusan dan bumbu guyonannya, tibalah saat di mana mereka berunding secara resmi. Kelimanya sepakat untuk mendirikan ASEAN dan memanfaatkan potensi kawasan bersama-sama dengan lebih substansial.

Satu per satu dari mereka berbicara. Saat giliran Indonesia tiba, Adam menjabarkan visi Indonesia untuk ASEAN.

Menurutnya, Asia Tenggara harus menjadi kawasan yang berdiri sendiri dan mampu bertahan dari pengaruh negatif luar kawasan. Dengan berbagai keunikan antarnegara dan melimpahnya sumber daya alam yang ada, Adam yakin bahwa visi ini bukan sekadar angan belaka.

Ia sempat menyinggung soal perbedaan pandangan antarnegara anggota. Baginya, selagi seluruh perbedaan itu dilandasi dengan baik, maka semuanya akan dapat teratasi dengan baik pula.

Kawan GNFI, karier dan kontribusi Adam Malik untuk Indonesia yang sangat besar ini membuatnya didapuk sebagai Pahlawan Nasional. Bahkan, saat ini namanya juga diabadikan sebagai nama penghargaan jurnalistik, Adam Malik Awards.

Adam Malik Awards adalah penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Luar Negeri RI untuk para jurnalis yang berkontribusi dalam menyebarkan berita-berita politik luar negeri Indonesia. Penghargaan ini menjadi salah satu cara untuk menghormati jasa besarnya dalam dunia jurnalistik dan diplomasi Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.