pilates dan padel gaya hidup olahraga yang booming di kotakota besar - News | Good News From Indonesia 2025

Pilates dan Padel: Gaya Hidup Olahraga yang Booming di Kota‑kota Besar

Pilates dan Padel: Gaya Hidup Olahraga yang Booming di Kota‑kota Besar
images info

Di tengah ritme hidup yang semakin cepat dan kompleks di kota-kota besar, masyarakat urban mulai memprioritaskan gaya hidup sehat dan seimbang. Dua bentuk olahraga yang kini tengah naik daun adalah pilates dan padel.

Keduanya bukan hanya sarana menjaga kebugaran tubuh, tetapi juga bagian dari representasi gaya hidup modern yang memadukan kesehatan fisik, mental, dan sosial.

Mengenal Pilates: Olahraga Lembut yang Penuh Manfaat

Pilates merupakan jenis olahraga yang fokus pada kekuatan otot inti, kelenturan tubuh, serta kontrol pernapasan. Gerakannya lembut dan teratur, membuat siapa pun dari pemula hingga profesional bisa mencobanya tanpa khawatir cedera.

Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, pilates semakin diminati. Banyak studio pilates bermunculan dengan berbagai jenis kelas, mulai dari pilates dasar, pilates reformer, hingga kelas khusus ibu hamil. Beberapa studio juga menawarkan sesi daring, sehingga orang bisa tetap berolahraga dari rumah.

Menurut Media Indonesia (2024), tren pilates meningkat karena masyarakat mulai mengutamakan olahraga yang bukan hanya membentuk tubuh, tapi juga membantu mengurangi stres dan meningkatkan kualitas hidup. Pilates dianggap cocok bagi pekerja kota yang sehari-hari duduk terlalu lama dan butuh olahraga dengan efek relaksasi.

Padel: Gabungan Olahraga dan Sosialisasi

Berbeda dari pilates yang fokus pada tubuh dan pikiran, padel menawarkan pengalaman olahraga yang dinamis dan menyenangkan. Padel adalah permainan raket seperti tenis, tetapi dimainkan dalam lapangan berdinding kaca dan lebih kecil. Karena selalu dimainkan berpasangan, olahraga ini juga menjadi ajang berkumpul dan bersosialisasi.

Popularitas padel di Indonesia meningkat drastis sejak 2023. Kini, klub-klub padel sudah tersebar di Jakarta, Bali, Surabaya, dan beberapa kota lainnya. Banyak lapangan padel yang berada di pusat perbelanjaan, kafe, atau kawasan perkantoran, menjadikannya mudah diakses.

Menurut laporan dari Informasi.com (2024), jumlah lapangan padel di Indonesia terus bertambah karena permintaannya tinggi. Mayoritas pemain berasal dari kalangan muda, ekspatriat, hingga pekerja profesional yang ingin tetap aktif sekaligus membangun relasi sosial baru.

Tak hanya itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo juga menyatakan bahwa padel bisa menjadi olahraga sosial yang mempererat kebersamaan. Hal ini disampaikan melalui wawancaranya di ANTARA (2025), sebagai bagian dari upaya pemerintah mendorong masyarakat untuk lebih aktif bergerak.

Pusat Tren di Kota-kota Besar

Jakarta menjadi kota dengan pertumbuhan studio pilates dan klub padel terbanyak. Kawasan seperti Kemang, SCBD, dan Pondok Indah menjadi lokasi favorit karena akses yang mudah dan gaya hidup penghuninya yang cenderung aktif dan terbuka terhadap hal-hal baru.

Sementara itu, di Bandung dan Surabaya, minat terhadap olahraga ini juga tumbuh pesat. Banyak anak muda dan keluarga mulai menggabungkan aktivitas olahraga sebagai bagian dari akhir pekan yang produktif. Studio-studio dan lapangan padel tak hanya menyediakan fasilitas olahraga, tapi juga tempat bersantai seperti kafe dan lounge.

Situs PadelIndonesia.org (2025) menyebutkan bahwa komunitas padel tumbuh sangat cepat dalam waktu singkat. Bahkan, beberapa turnamen lokal mulai diadakan secara rutin, dan pelatihan untuk pelatih padel resmi sudah mulai digelar di beberapa kota besar.

Gabungan Olahraga dan Gaya Hidup

Mengapa pilates dan padel bisa begitu diminati? Salah satu jawabannya ada pada unsur gaya hidup yang ditawarkan. Keduanya memberikan pengalaman olahraga yang menyenangkan, mudah diikuti, dan bisa dipadukan dengan aktivitas sosial.

Pilates memberi waktu untuk diri sendiri, membantu tubuh rileks, dan memperkuat otot tanpa harus “berkeringat deras”. Sementara padel membawa semangat kompetitif yang ringan namun tetap menyenangkan. Karena dilakukan berpasangan, padel cocok untuk membangun koneksi sosial, menjadikannya “olahraga ngumpul” yang sehat.

Media sosial turut mendorong tren ini. Banyak orang membagikan kegiatan pilates mereka dengan matras pastel dan musik tenang, sementara yang bermain padel mengunggah foto-foto seru usai pertandingan di lapangan kaca yang estetik. Hal ini menjadikan pilates dan padel bagian dari identitas gaya hidup sehat yang sedang naik daun.

Peluang Usaha dan Pertumbuhan Komunitas

Tren pilates dan padel tidak hanya membawa manfaat untuk kesehatan, tetapi juga membuka peluang usaha baru di bidang kebugaran dan gaya hidup. Banyak pelaku usaha kini membangun studio pilates atau menyewakan lapangan padel di kota-kota besar. Selain itu, permintaan terhadap instruktur bersertifikat juga meningkat, memberikan kesempatan kerja bagi generasi muda yang ingin berkarier di dunia olahraga.

Kegiatan ini juga mendorong pertumbuhan komunitas aktif yang lebih positif. Banyak peserta kelas pilates yang kemudian saling terhubung dalam grup daring untuk berbagi tips kesehatan. Begitu juga dengan pemain padel yang rutin bertemu di klub-klub untuk berlatih atau sekadar bersantai setelah bermain.

Lebih dari sekadar olahraga, pilates dan padel menciptakan ruang baru bagi orang-orang untuk berjejaring, berbagi semangat hidup sehat, dan merasa menjadi bagian dari komunitas. Suasana yang ramah dan terbuka membuat siapa pun bisa merasa diterima, tak peduli usia, latar belakang, atau profesinya.

Pilates dan padel menunjukkan bahwa olahraga bisa menyenangkan, bergaya, dan membentuk kebiasaan hidup sehat yang berkelanjutan. Di kota-kota besar, keduanya telah menjadi simbol gaya hidup aktif yang cocok untuk semua usia. Dengan dukungan komunitas, teknologi, dan kebijakan yang mendukung, tren ini dapat terus tumbuh dan menyebar ke seluruh Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.