muhammadiyah gagas pembangunan masjid dan sekolah di jepang - News | Good News From Indonesia 2025

Muhammadiyah Gagas Pembangunan Masjid dan Sekolah di Jepang

Muhammadiyah Gagas Pembangunan Masjid dan Sekolah di Jepang
images info

Di tengah gemerlap modernitas Jepang, sebuah gerakan dakwah dari Indonesia, Muhammadiyah, menapakkan langkah penuh makna di Negeri Sakura. Pada 1 Juli 2025, Kiai Saad Ibrahim, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, tiba di Fukuoka dengan membawa visi besar yakni memperkuat syiar Islam sekaligus merajut kolaborasi strategis lintas sektor antara Indonesia dan Jepang.

Kunjungan ini bukan sekadar perjalanan seremonial, melainkan titik tolak bagi Muhammadiyah untuk menghadirkan Islam Berkemajuan, menggabungkan nilai spiritual dan muamalah dalam langkah yang menginspirasi.

Bersama Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jepang, Kiai Saad Ibrahim tidak hanya merancang program konkret, tetapi juga mencita-citakan kehadiran fisik Muhammadiyah melalui pendirian masjid dan sekolah di tanah Jepang. Ini adalah langkah berani untuk menjawab tantangan zaman, menjadikan Muhammadiyah sebagai jembatan emas yang menghubungkan dua bangsa.

Dengan semangat kebermanfaatan dan kedisiplinan yang selaras dengan etos Jepang, kunjungan ini menandai babak baru dakwah global yang tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga membangun sinergi nyata untuk masa depan.

Melansir dari muhammadiyah.or.id, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menunjukkan komitmennya dalam memperluas dakwah Islam dan menjalin kerja sama lintas sektor di tingkat internasional. Kiai Saad Ibrahim berkunjung ke Fukuoka, Jepang, untuk mengkonsolidasikan dan mengembangkan gerakan Muhammadiyah di kawasan Asia Timur melalui Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jepang.

Dalam kunjungan tersebut, Kiai Saad Ibrahim didampingi oleh Ketua PCIM Jepang, Mujahidin Ahmad, dengan dua agenda utama. Pertama, ia menghadiri undangan dari Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) Fukuoka.

Kedua, ia mengadakan pertemuan strategis dengan Satomi Ogata Sensei, seorang tokoh Jepang yang dikenal aktif mempromosikan makanan halal dan memiliki hubungan baik dengan PP Muhammadiyah.

Pertemuan ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama strategis di berbagai bidang, seperti pertanian, keperawatan, dan pendidikan, serta mempererat hubungan bilateral antara Muhammadiyah dan komunitas lokal di Jepang.

Mujahidin Ahmad menyampaikan bahwa Jepang memiliki potensi besar, tidak hanya untuk penyebaran dakwah, tetapi juga untuk pengembangan muamalah di berbagai bidang. Ia menjelaskan bahwa PCIM Jepang berperan sebagai jembatan strategis antara Indonesia dan Jepang, sekaligus menjadi perpanjangan tangan Muhammadiyah di luar negeri.

Menurutnya, warga Muhammadiyah di Jepang tidak hanya berstatus sebagai diaspora, tetapi juga sebagai duta bangsa dan duta persyarikatan yang harus merancang program konkret untuk menjawab tantangan di lapangan.

PCIM Jepang juga memiliki visi ambisius untuk mendirikan masjid dan sekolah Muhammadiyah di Jepang sebagai simbol kehadiran fisik sekaligus langkah awal pembentukan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Negeri Sakura.

PP Muhammadiyah disebut telah memberikan respons positif terhadap gagasan tersebut, namun mendorong warga Muhammadiyah di Jepang untuk mengambil langkah nyata terlebih dahulu. Mujahidin menambahkan bahwa nilai Islam Berkemajuan yang diusung Muhammadiyah selaras dengan etos kerja masyarakat Jepang yang menjunjung tinggi kedisiplinan dan kebermanfaatan.

Kunjungan Kiai Saad Ibrahim ini menegaskan semangat Muhammadiyah untuk tidak hanya memperkuat dimensi spiritual, tetapi juga menghadirkan muamalah yang berdampak nyata. PCIM Jepang kini sedang berupaya menyatukan energi dan sinergi untuk membangun kehadiran Muhammadiyah di Jepang.

Mereka juga berharap adanya arahan dari PP Muhammadiyah dan universitas-universitas melalui program pengabdian di Jepang, sehingga ranting-ranting Muhammadiyah di sana dapat berkembang secara aktif dan memberikan manfaat nyata bagi warga persyarikatan maupun masyarakat Jepang secara umum.

Kunjungan Saad Ibrahim ke Fukuoka bukan sekadar titik awal, melainkan loncatan besar bagi Muhammadiyah untuk mengukir jejak di Jepang. Dengan visi mendirikan masjid dan sekolah, PCIM Jepang menegaskan tekadnya menjadi jembatan emas yang menghubungkan Indonesia dan Jepang.

Di tengah semangat Islam berkemajuan, Muhammadiyah tidak hanya menyebarkan dakwah, tetapi juga merajut sinergi nyata yang membawa manfaat lintas bangsa. Langkah ini adalah bukti bahwa Muhammadiyah siap menjawab tantangan global, mengukir peradaban yang harmonis dan berkemajuan di Negeri Sakura.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.