- Mitos legenda asal usul Telaga Sarangan di Magetan merupakan salah satu cerita rakyat dari Jawa Timur.
- Legenda ini menjelaskan tentang asal usul dari telaga yang ada di kaki Gunung Lawu tersebut.
- Konon menurut mitos Telaga Sarangan tercipta dari pasangan suami istri yang dikutuk menjadi ular naga.
Telaga Sarangan merupakan salah satu objek wisata yang bisa Kawan kunjungi di daerah Magetan, Jawa Timur. Ada sebuah legenda yang menceritakan tentang asal usul Telaga Sarangan ini dulunya.
Bagaimana cerita dari legenda asal usul Telaga Sarangan tersebut? Berikut kisah lengkapnya.
Mitos Legenda Asal Usul Telaga Sarangan, Cerita Rakyat dari Jawa Timur
Dilansir dari buku Wahyu Setyorini dan Tim Wong Indonesia Nulis yang berjudul 78 Legenda Ternama Indonesia, pada zaman dahulu hiduplah sepasang suami istri yang hidup di kaki Gunung Lawu. Pasangan suami istri tersebut bernama Kyai Pasir dan Nyai Pasir.
Rumah pasangan suami istri ini jauh dari pemukiman warga. Mereka tinggal di sebuah rumah kecil yang ada di hutan Gunung Lawu.
Kyai Pasir dan Nyai Pasir hanya hidup berdua saja sejak mereka menikah. Pasangan suami istri ini tidak dikaruniai anak meskipun sudah menikah dalam kurun waktu lama.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Kyai Pasir dan Nyai Pasir menanam umbi-umbian di sekitar rumah mereka. Selain itu, pasangan suami istri ini juga mencari kebutuhan lain di dalam hutan.
Bisanya Kyai Pasir dan Nyai Pasir mencari sayur dan buah-buahan di dalam hutan. Biasanya mereka juga sekalian mencari kayu bakar untuk keperluan sehari-harinya.
Pada suatu hari, Kyai Pasir dan Nyai Pasir pergi ke dalam hutan seperti biasa. Mereka hendak mencari kayu bakar yang nantinya digunakan untuk keperluan memasak.
Kyai Pasir dan Nyai Pasir kemudian membersihkan semak-semak yang ada di dalam hutan. Tidak lama kemudian, pasangan suami istri ini menemukan sebutir telur di balik semak-semak.
Pasangan suami istri ini merasa heran melihat telur tersebut. Sebab telur itu memiliki ukuran yang lebih besar dari biasanya.
Nyai Pasir mengira bahwa itu telur ayam hutan yang ada di sana. Namun dirinya juga heran melihat ukuran telur tersebut.
Kyai Pasir kemudian menenangkan istrinya. Dirinya beranggapan bahwa telur tersebut merupakan rezeki untuk mereka.
Nyai Pasir kemudian berkata bagaimana jika telur tersebut merupakan telur ular. Nyai Pasir khawatir bahwa sang induk akan mencari telur tersebut nantinya.
Kyai Pasir kembali menjawab bahwa dia tidak melihat seekor pun ular di sana. Akhirnya pasangan suami istri ini memutuskan untuk membawa telur tersebut pulang.
Sesampainya di rumah, Nyai Pasir kemudian mempersiapkan berbagai macam bahan masakan. Nyai Pasir kemudian memasak telur itu untuk mereka santap bersama.
Nyai Pasir memasak telur ini bersama ubi singkong yang ada di sekitar rumah mereka. Setelah matang, Nyai Pasir kemudian menghidangkan hasil masakan tersebut.
Kyai Pasir dan Nyai Pasir membagi dua masakan tersebut. Pasangan suami istri ini memakan hidangan yang ada di hadapan mereka dengan lahapnya.
Setelah menghabiskan semua makanan, tiba-tiba Kyai Pasir merasakan gatal di sekujur tubuhnya. Nyai Pasir ternyata juga merasakan hal yang sama seperti suaminya.
Tidak hanya gatal, pasangan suami istri ini juga merasakan panas di sekujur tubuh mereka. Kyai Pasir dan Nyai Pasir kemudian berguling-guling di tanah akibat tidak kuat menahan rasa gatal dan panas tersebut.
Tiba-tiba tubuh pasangan suami istri ini perlahan mengalami perubahan. Lambat laun tubuh Kyai Pasir dan Nyai Pasir berubah menjadi ular naga.
Seketika Nyai Pasir teringat dengan telur yang mereka bawa pulang dan konsumsi tadinya. Nyai Pasir merasa telur inilah yang menjadi penyebab tubuh mereka berubah menjadi ular naga.
Namun Nyai Pasir tidak bisa berbuat apa-apa. Dirinya hanya bisa menyesali apa yang sudah diperbuat sebelumnya.
Lama kelamaan Kyai Pasir dan Nyai Pasir yang terus berguling membentuk sebuah cekungan. Cekungan ini makin lama membesar dan dalam.
Tidak lama kemudian muncul air yang mengalir deras dari cekungan tersebut. Dalam waktu lama, akhirnya cekungan tersebut berubah menjadi telaga.
Konon cekungan yang mengeluarkan air inilah yang nantinya menjadi asal usul Telaga Sarangan. Masyarakat setempat juga mengenal telaga ini dengan nama Telaga Pasir.
Penamaan ini berasal dari nama Kyai Pasir dan Nyai Pasir yang dianggap sebagai pencipta telaga tersebut dulunya.
Itulah mitos legenda asal usul Telaga Sarangan di Magetan yang menjadi salah satu cerita rakyat dari Jawa Timur.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News