- pencak silat adalah suatu seni bela diri asli Indonesia yang kini sedang diupayakan untuk dilestarikan.
- Provinsi Sumatra Barat punya inisiatif untuk melestarikan pencak silat dengan menjadikannya kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah.
- Nantinya, di Sumatra Barat juga akan dibangun pusat budaya pencak silat.
Indonesia menjalankan berbagai inisiatif untuk melestarikan pencak silat. Maklum saja, bagi negeri ini, pencak silat bukan sekadar olahraga beladiri, melainkan punya nilai sejarah dan budaya yang amat panjang.
Telah menyebar di Nusantara sejak abad ke-7 Masehi, pencak silat tumbuh sebagai bagian dari budaya Melayu di wilayah pesisir Sumatera dan Semenanjung Melayu, serta diadopsi oleh berbagai etnik lain. Kini, pencak silat dikenal luas di Asia Tenggara dan menjadi identitas budaya Indonesia dengan nama resmi “pencak silat” sejak tahun 1948.
Pada dasarnya, pencak silat adalah suatu seni bela diri asli Indonesia yang mempunyai beberapa unsur seni bela diri yaitu pukulan dan tendangan. Tak hanya Indonesia, pencak silat juga dikenal di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Brunei, Singapura Filipina, dan Thailand.
Fungsi pencak silat mengalami perkembangan seiring zaman. Dari yang awalnya merupakan perpaduan antara bela diri dan seni tari rakyat, silat kemudian menjadi bagian dari pendidikan bela diri nasional. Dalam sejarah perjuangan melawan kolonialisme, silat juga tercatat menjadi senjata bagi tokoh-tokoh seperti Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, hingga Imam Bonjol dalam menghadapi penjajah Belanda.
Pengakuan dunia terhadap pencak silat dimulai pada Maret 2017 ketika Indonesia mengajukannya sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO. Dua tahun berselang, tepatnya pada 2019, pencak silat resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia. Kini, Indonesia pun terus berusaha menjaga eksistensi pencak silat lewat berbagai inisiatif.
Stephanus Widjanarko, Anak Bandung yang Jadi Insinyur F1
Di Sumbar, Pencak Silat Jadi Ekskul Wajib
Tahukah Kawan bahwa di Sumbar pencak silat jadi ekstrakurikuler alias ekskul wajib di sekolah?
Ya, anak-anak di Sumbar memang bisa dengan mudah mengenal dan mempelajari pencak silat. Tak perlu repot mencari tempat latihan, mereka bisa berlatih di sekolahnya masing-masing.
Langkah berani Pemerintah Provinsi Sumbar ini mendapat pujian langsung dari Dito. Sebab, Kebijakan ini dianggap strategis dalam membentuk karakter generasi muda.
"Kami sangat mengapresiasi. Bahkan sebelum datang ke sini, saya sudah mendengar bahwa Sumatera Barat adalah salah satu daerah yang telah menetapkan pencak silat sebagai ekstrakurikuler wajib. Ini langkah yang sangat baik," ujar Dito.
Menurutnya, inisiatif ini tak hanya akan mendorong siswa untuk aktif berolahraga, namun juga menanamkan nilai-nilai luhur pencak silat seperti hormat, sopan santun, disiplin, dan semangat juang.
Diharapkan, langkah Sumbar ini bisa menjadi contoh positif bagi provinsi lain dalam pembinaan atlet usia dini dan penguatan jati diri bangsa.
"Pencak silat itu kaya akan nilai-nilai kearifan lokal yang sangat dibutuhkan generasi muda hari ini. Dengan memasukkannya dalam sistem pendidikan formal, saya yakin Sumatera Barat akan melahirkan generasi yang unggul secara fisik, mental, dan moral," katanya.
Mau Bakar Lemak atau Bentuk Otot? Simak Perbedaan Kardio, Angkat Beban, dan HIIT
Wacana Bangun Pusat Budaya Pencak Silat, Akankah Terwujud?
Setelah menjadikan pencak silat sebagai ekskul wajib, Sumbar sebagai salah satu jantung pencak silat, juga akan segera memiliki ikon baru yang menggabungkan tradisi dan modernitas. Menpora Dito sendiri yang mencetuskan gagasan ambisius tersebut lewat rencana membangun sebuah Gedung Olahraga (GOR) yang akan menjadi pusat pelatihan sekaligus pertunjukan pencak silat, dari jenjang junior hingga senior.
Tentu saja inisiatif membangun GOR bergaya rumah gadang ini bukan tanpa alasan. Dito melihat ada potensi besar silat sebagai warisan budaya dan magnet pariwisata.
"Silat berasal dari sini. Jadi kenapa tidak dibangun GOR yang arsitekturnya seperti bentuknya Rumah Gadang, tapi isinya untuk pusat budaya dan olahraga pencak silat. Ini bukan hanya olahraga, ini warisan dan potensi wisata budaya," ujar Dito.
Ia berharap Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumatera Barat terus mengembangkan ekosistem pencak silat sebagai bagian tak terpisahkan dari denyut budaya daerah. Ia meyakini bahwa dengan akar sejarah yang kuat, Sumatera Barat dapat menjadi pionir dalam menghidupkan pencak silat sebagai daya tarik budaya dan pariwisata.
"Kita dorong IPSI Sumbar membangun ekosistem pencak silat bukan hanya untuk bertanding, tapi juga sebagai daya tarik budaya dan pariwisata. Jadikan Sumbar pusat budaya pencak silat Indonesia," lanjut Dito.
Dorongan kuat pun diberikan kepada pemerintah daerah dan IPSI Sumbar untuk segera merumuskan konsep besar pengembangan ini.
"Kami tunggu konsep dari IPSI Sumbar dan Pak Gubernur. Saya yakin Sumbar bisa jadi pusat budaya pencak silat Indonesia. Kami siap dukung seribu persen," pungkasnya.
Jenis dan Manfaat Yoga untuk Kesehatan Fisik dan Mental yang Wajib Kamu Tahu