Divisi Tari Maheswari dari UKM Kesenian Universitas Bojonegoro raih prestasi dengan memperoleh juara ketiga Kategori Tari Tradisional di lomba PEACE 2025.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Universitas Hayam Wuruk Surabaya. Kompetisi ini digelar secara daring pada bulan Mei 2025, menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan situasi yang memungkinkan pelaksanaan lomba secara online.
Keberhasilan ini menegaskan komitmen dan dedikasi Divisi Tari Maheswari dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya tradisional Indonesia melalui medium tari.
Lomba PEACE 2025 merupakan ajang kompetitif yang mengumpulkan berbagai perguruan tinggi dari seluruh Indonesia untuk berkompetisi dalam kesenian tari tradisional. Pelaksanaan secara online memberikan tantangan tersendiri bagi para peserta, terutama dalam hal penyajian ekspresi dan teknik tari yang harus tetap dapat dinilai secara objektif oleh dewan juri meskipun tidak bertatap muka langsung.
Divisi Tari Maheswari mampu mengatasi tantangan tersebut dengan menampilkan karya tari tradisional yang tidak hanya memukau secara visual. Namun, juga sarat akan nilai-nilai budaya dan filosofi yang mendalam.
Legenda Sarip Tambak Oso dari Jawa Timur yang Kisahnya Dimainkan dalam Kesenian Ludruk
Persiapan yang dilakukan oleh Divisi Tari Maheswari meliputi latihan intensif yang dilakukan secara berkelanjutan, penguasaan teknik tari yang autentik, serta pemahaman mendalam terhadap makna dan konteks budaya dari tarian yang dibawakan.
Selain itu, adaptasi terhadap format lomba online juga menjadi fokus utama, mulai dari pengaturan pencahayaan, sudut pengambilan gambar, hingga sinkronisasi gerak tari agar dapat tersaji dengan maksimal melalui media digital.
Semua upaya ini membuahkan hasil yang signifikan dengan diraihnya posisi juara ketiga, sebuah pencapaian yang membanggakan bagi UKM Kesenian Universitas Bojonegoro.
Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan internal universitas, tetapi juga menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam menjaga dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia di tingkat nasional.
Pencapaian tersebut juga menunjukkan bahwa inovasi dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi dapat menjadi sarana efektif dalam pelestarian seni tradisional, terutama di masa di mana interaksi tatap muka terbatas.
Pembina UKM Kesenian Universitas Bojonegoro menyatakan bahwa prestasi ini merupakan hasil kerja keras, semangat kebersamaan, dan ketekunan seluruh anggota Divisi Tari Maheswari. Mereka berharap pencapaian ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh civitas akademika untuk terus mengembangkan potensi seni dan budaya, serta meningkatkan kualitas karya yang dihasilkan.
Selain itu, prestasi ini juga diharapkan dapat membuka peluang lebih luas bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam berbagai ajang seni baik di tingkat regional maupun nasional.
Secara akademis, keberhasilan Divisi Tari Maheswari dalam lomba tari tradisional PEACE 2025 mencerminkan sinergi antara pengembangan kompetensi seni dengan penguasaan teknologi digital sebagai media penyampaian karya.
Dulmuluk dan Asal Mulanya, Sebuah Kesenian Teater Tradisional dari Sumatera Selatan
Hal ini sejalan dengan upaya universitas dalam membekali mahasiswa dengan keterampilan multidimensional yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Melalui pencapaian ini, Universitas Bojonegoro menunjukkan bahwa pendidikan tinggi tidak hanya berorientasi pada aspek akademik semata, tetapi juga pada pengembangan karakter dan budaya yang berakar pada nilai-nilai lokal.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News