Legenda Sarip Tambak Oso merupakan salah satu legenda yang berasal dari daerah Jawa Timur. Kisah legenda ini sering ditampilkan dalam pagelaran kesenian ludruk.
Bagaimana kisah lengkap dari legenda Sarip Tambak Oso tersebut?
Legenda Sarip Tambak Oso
Dilihat dari buku Wahyu Setyorini dan Tim Wong Indonesia Nulis yang berjudul 78 Legenda Ternama Indonesia, alkisah pada zaman dahulu di Desa Tambak Oso, hiduplah sepasang suami istri. Pada suatu hari, sang suami hendak pergi bertapa ke sebuah tempat.
Sang suami mesti meninggalkan istrinya yang tengah mengandung untuk pergi bertapa. Dengan berat hati dia tetap menjalankan pertapaannya tersebut.
Dalam pertapaannya ini, sang suami mendapatkan sebongkah tanah berwarna merah. Bongkahan tanah ini kemudian dia beri nama "lemah abang".
Sang suami membawa "lemah abang" tersebut kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, ternyata sang istri sudah melahirkan seorang bayi laki-laki.
Bayi tersebut kemudian diberi nama Sarip. Selain itu sang suami membelah "lemah abang" dan menyuruh istrinya serta Sarip untuk memakannya.
Kelak Sarip akan memiliki kekuatan tidak bisa mati meskipun sudah terbunuh berulang kali. Hal ini akan terus berlaku selama sang ibu masih hidup.
Beberapa tahun kemudian, ayah Sarip meninggal dunia. Sang ayah meninggalkan tambak bagi keluarga kecilnya.
Ibu Sarip kemudian memberikan tambak tersebut kepada paman Sarip, Ridwan. Sang ibu memberikan perjanjian agar Ridwan membayar pajak tambak tersebut, sementara dirinya akan mendapatkan hasil yang secukupnya.
Namun ternyata Ridwan merupakan seorang yang serakah. Ketika petugas datang meminta pajak, dirinya selalu berkata bahwa tambak tersebut merupakan milik ibu Sarip, bukan dirinya.
Padahal ibu Sarip hanya menjalani hidup sehari-sehari dengan sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, sang ibu akan pergi ke pasar dan menjual sedikit hasil kebun yang mereka miliki.
Seiring berjalannya waktu, Sarip tumbuh menjadi jagoan di daerahnya. Dirinya sangat menghormati sang ibu dan peduli dengan masyarakat sekitar.
Sarip selalu marah ketika melihat masyarakat dimintai pajak oleh penjajah Belanda yang berkuasa pada waktu itu. Melihat hal ini, dia sering kali mencuri ke rumah-rumah orang Belanda dan membagikan hasilnya ke masyarakat sekitar.
Perbuatan Sarip sebenarnya meresahkan pejabat Belanda pada waktu itu. Namun pejabat lokal dan masyarakat sekitar selalu mendukung dan melindungi Sarip atas perbuatan yang sudah dia lakukan.
Pada waktu itu, Sarip bukanlah satu-satunya jagoan yang ada di Tambak Oso. Wilayah desa ini dipisahkan oleh sungai menjadi bagian barat dan timur.
Tambak Oso bagian timur menjadi wilayah kekuasaan Sarip. Sementara itu, bagian barat dikuasai oleh seorang pendekar yang bernama Paidi.
Paidi juga bekerja sebagai jagoan sang paman, Ridwan. Dirinya memiliki senjata andalan yang membuat dia tidak terkalahkan, yakni Jagang Baceman.
Pada suatu hari, Sarip memberi tahu sang ibu bahwa dia ingin pergi merantau. Meskipun dengan berat hati, sang ibu memberikan izin untuk putranya tersebut pergi merantau.
Belum lama Sarip pergi dari rumahnya, tiba-tiba datang segerombolan pejabat Belanda yang hendak menagih pajak kepada sang ibu. Mereka menagih pajak dengan kasar dan galak.
Ibu Sarip menjelaskan bahwa tambak tersebut sudah diberikan kepada saudara iparnya. Namun pejabat Belanda tetap tidak percaya dan berusaha menyakiti ibu Sarip.
Sarip yang belum pergi terlalu jauh merasakan firasat yang tidak enak atas kondisi rumahnya. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke rumah untuk memeriksa keadaan.
Benar saja, sesampainya di rumah dia melihat sang ibu yang sedang menangis dan merintih kesakitan. Dengan penuh emosi, Sarip langsung memukul mundur semua pejabat Belanda yang datang ke rumahnya tersebut.
Setelah mengetahui situasi yang tengah terjadi, Sarip memutuskan untuk menemui pamannya. Dia merasa bahwa perbuatan sang paman lah yang membuat ibunya menjadi kesakitan seperti yang ada di hadapannya.
Sesampainya di kediaman Ridwan, Sarip langsung dihadang oleh Paidi yang menjadi pengawalnya. Pertarungan antara dua jagoan ini akhirnya tidak terelakkan.
Berkat senjata yang dia miliki, Paidi berhasil mengalahkan Sarip. Kabar kematian Sarip kemudian sampai di telinga sang ibu.
Ibu Sarip kemudian meratapi kepergian anaknya. Ajaibnya Sarip langsung bangun seperti sedia kala berkat "lemah abang" yang diberikan oleh sang ayah dulunya.
Sejak saat itu, Sarip tidak pernah dikalahkan oleh siapapun juga. Namun pada suatu hari, rahasia kekuatan Sarip diketahui oleh Belanda.
Para pejabat Belanda kemudian menangkap ibu Sarip dan membunuhnya. Hal ini kemudian membuat Sarip bisa dikalahkan dengan mudah.
Sejak saat itu, kisah Sarip Tambak Oso selalu dikenang di daerah Jawa Timur. Bahkan kisahnya juga sering dimainkan dalam kesenian ludruk.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News