- Macan Cisewu di kantor Koramil Cisewu, Garut, Jawa Barat sempat ramai diperbincangkan sebab bentuknya yang lucu dan jauh dari kesan seram
- Macan tersebut dihancurkan untuk membangun kembali harimau yang sesuai konstruksi
- Patung macan Cisewu kini jadi legenda
Tahun 2017, sebuah patung macan di depan kantor Koramil Cisewu, Garut, Jawa Barat, jadi bahan obrolan. Alasannya, patung berbentuk macan itu kurang garang.
Alih-alih merepresentasikan kegagahan, ekspresi macan tersebut justru tampak menyeringai. Sorot matanya pun sayu, layaknya macan yang tengah menahan kantuk.
Kisah Patung Jenderal Sudirman yang Menjaga Nasionalisme di Kabupaten Alor
Bentuk patung yang keluar dari konstruksi standar macan di kalangan masyarakat, membuat patung tersebut viral di sosial media.
Tapi setelah viralitas macan selesai, patung itu dibongkar, habis tak bersisa. Yang tersisa hanya meme dan kenangan.
Padahal, di balik patung yang dianggap "tidak mirip" itu, ada cerita panjang yang jarang dibahas. Tentang seni rakyat, kebanggaan lokal, sampai bagaimana sebuah karya sederhana bisa mengubah persepsi banyak orang.
Patung Buddha hingga Ganesha, Ini Cerita Pengrajin Cor Kuningan di Kampung Majapahit
Patung Macan Cisewu Dibuat Seniman Lokal
Patung macam Cisewu itu bukan dibuat oleh seniman profesional berskala nasional apalagi internasional, melainkan seorang seniman lokal, atas permintaan pihak Koramil. Tak ada kurasi dan tak ada konsultan seni rupa. Yang ada adalah semangat membangun ‘macan’ — lambang Divisi Siliwangi, simbol militer TNI di wilayah Jawa Barat.
Patung ini jadi sumber tertawaan nasional. Banyak warga Facebook yang menggunakan foto patung itu sebagai meme. Akan tetapi, patung itu akhirnya dihancurkan setelah 7 tahun berdiri.
"Macan adalah simbol dari prajurit Kodam Siliwangi. Kami akan membuat yang lebih baik," ungkap Kapendam Siliwangi Kolonel Desy Ariyanto, dikutip dari Kumparan (2017).
Pembongkaran itu mendapat dukungan dari Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta (periode 2013–2018) yang juga merupakan putra dari mantan prajurit Kodam Siliwangi. Ia turut menyumbangkan patung pengganti yang dsebut sebagai Maung Sancang Siliwangi.
Patung itu dibuat oleh pemahat profesional dan dirancang dengan mempertimbangkan konstruksi, standar, nilai estetika, serta kesesuaian sejarah antara Prabu Siliwangi dan macan.
Kasrin Endro Prayono, Maestro Pemahat Batu dari Magelang
Kenapa Harus Dibongkar?
Di balik pembongkaran itu ada tekanan sosial. Banyak yang merasa patung itu mencoreng citra militer. Sebab Divisi Siliwangi, menggunakan macan sebagai simbol dari militer yang penuh keberanian dan kelincahan.
Macan itu pun diganti dengan harimau Siliwangi menggunakan visualisai garang, tegas, dan tidak tersenyum.
Padahal, macan Cisewu justru menarik karena berbeda. Lucu? Iya. Tapi juga otentik.
Candi Asu Sengi, Tempat Wisata di Magelang dengan Kisah Patung Sapi Serupa Anjing
Selain itu pun, nama Cisewu dikenal banyak orang. Seiring waktu, Macan Cisewu justru menjadi ikon. Meme-nya abadi di internet, dan orang mulai mencari tahu: “Sebenarnya Cisewu itu di mana sih?”
Banyak warganet yang merasa kehilangan patung macan Cisewu setelah dihancurkan sebab ia telah menjadi salah satu eskapisme dari dunia nyata.
Ini membuktikan satu hal: kadang yang bikin daerah dikenal bukan bangunan megah atau festival besar, tapi hal kecil yang mengundang rasa ingin tahu.
Mungkin, kalau patung ini tidak dibongkar, ia akan tetap jadi daya tarik. Bukan karena bentuknya sempurna, tapi karena ceritanya beda.
Kini, patung pengganti yang lebih ‘standar’ berdiri kokoh. Tapi kenangan tentang ‘macan lucu’ itu masih hidup — sebagai meme, sebagai ironi, dan sebagai pengingat bahwa tidak semua yang berbeda harus dihapuskan.
Arca Dwarapala, Patung Raksasa yang Menjaga Kedaton Singosari
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News