- Keladi tikus mengandung zat antikanker bernama alkaloid, triterpenoid dan lignan (polifenol).
- Sejak 2012, Binus University aktif meneliti dan mengembangkan keladi tikus sebagai obat kanker.
- Kini, produk hasil penelitiannya tengah menunggu izin edar dari BPOM.
Keladi tikus adalah tanaman hias yang cukup populer. Ada pula khasiat keladi tikus sebagai obat kanker.
Keladi tikus (Typhonium flagelliforme) adalah tumbuhan sejenis talas yang berasal dari Asia. Tumbuhan ini hidup di tempat terbuka pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.
Keladi tikus dapat ditemukan di Asia Tenggara dan sebagian Asia Timur. Seperti dicatat dalam data milik Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, tumbuhan ini terdapat di Malaysia, Indonesia, dan Korea bagian selatan. Di Indonesia penyebarannya ada di sepanjang pulau Jawa, juga sebagian Kalimantan, Sumatra dan Papua.
Dari bentuknya, keladi tikus dapat dikenali lewat daun hijau bulat berujung runcing. Tingginya 25 cm hingga 30 cm, sedangkan umbinya berbentuk bulat sebesar buah pala.
Patikan Kebo, Tanaman Liar dengan Senyawa Aktif yang Bermanfaat untuk Kecantikan
Keladi Tikus Jadi Obat Kanker
Selain jadi tanaman hias, keladi tikus juga sedang dicoba dimanfaatkan sebagai obat kanker. Kok bisa?
Ternyata, keladi tikus memang mengandung zat yang bisa menghambat bahkan mematikan pertumbuhan sel kanker, namanya alkaloid, triterpenoid dan lignan (polifenol). Bukan cuma itu, keladi tikus juga bisa menghilangkan efek buruk kemoterapi, juga antibakteri.
Binus University adalah salah satu institusi aktif meneliti dan mengembangkan keladi tikus sebagai obat kanker. Sejak 2012, Prof. Dr. Nesti F. Sianipar dan tim Food Biotechnology Research Center (FBRC) Binus telah berupaya meningkatkan kandungan senyawa alami keladi tikus melalui kultur jaringan sel in vitro.
Dari laboratorium Binus di Alam Sutra, Tangerang, dihasilkanlah 3 varietas unggul baru yang diberi nama Tipobio, Typonesiaraga, dan Binusantara 1. Keunggulan varietas ini adalah kandungan senyawa bioaktifnya lebih tinggi dari tanaman asalnya.
"Memiliki nilai 10 kali lebih efektif sebagai bahan baku antikanker, terutama breast cancer." ujar Nesti kepada awak media dalam acara pertemuan bersama Dewan Guru Besar Binus University di Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Inovasi ini tentu jadi kabar baik berhubung kanker masih menghantui masyarakat Indonesia, khususnya kanker payudara. Ekstrak unggul keladi tikus Tipobio telah diuji terhadap sel kanker payudara (MCF-7) dan menunjukkan efek sitotoksisitas (merusak atau membunuh zat) yang lebih tinggi. Ekstrak ini dapat menyebabkan apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker dalam waktu 24 jam.
Kini, Kawan tinggal menunggu obat kanker berbahan keladi tikus buatan Binus ini beredar di pasaran dalam bentuk kapsul. Nesti mengatakan jika saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan salah satu industri dan proses pengurusan perizinan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah dalam proses.
"Mudah-mudahan tahun depan Binus ulang tahun, kita sudah bisa konsumsi, izinnya sudah keluar dari Badan POM, kita langsung bisa konsumsi bagi penderita (kanker)." pungkas Nesti.
Jahe Emprit, Si Kecil Pedas yang Kaya Nutrisi untuk Kesehatan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News