Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) kembali mencatat prestasi membanggakan di tingkat internasional. Kali ini, tiga tim mahasiswa dari kampus kebanggaan Aceh ini sukses membawa pulang tiga medali emas dan dua medali perak dalam ajang bergengsi SAFE 2025 – International Product Innovation Competition yang diselenggarakan di National Economic University, Hanoi, Vietnam, pada 26–28 Juni 2025.
Kompetisi ini mengangkat tema “Empowering Sustainability, Advancing Innovation” dan mempertemukan 52 tim finalis dari berbagai negara, seperti Vietnam, Pakistan, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Selain kompetisi inovasi, acara ini juga mencakup konferensi internasional di bidang pertanian, pangan, dan energi berkelanjutan.
Keikutsertaan USK dalam ajang ini ditandai dengan keberhasilan tiga tim mahasiswa mereka dalam menghadirkan solusi kreatif berbasis keberlanjutan.
Tim pertama, XEERELAM, menampilkan produk minyak urut inovatif berbahan dasar nilam dan rempah-rempah khas Aceh, dilengkapi dengan dried flower sebagai elemen estetika. Produk ini merupakan kolaborasi antara warisan lokal dan pendekatan ilmiah untuk kesehatan alternatif. Tim yang terdiri dari Fathia Maula Caisary, Varza Setia, dan Najwa Audi Windira dari Teknik Industri ini berhasil meraih satu medali emas dan satu medali perak.
Tim kedua, ECOPANA, menghadirkan solusi kemasan ramah lingkungan yang terbuat dari pelepah pisang dan pewarna alami dari kulit kacang. Inovasi ini lahir dari keprihatinan terhadap limbah plastik sekaligus mengoptimalkan limbah organik yang sering terabaikan.
Tim ini digawangi oleh Cut Hidarajatun Najah dan Farin Aisya Amyri, keduanya dari Program Studi Teknik Industri, dan berhasil menyabet dua medali emas. Sementara itu, tim ketiga, SAVEPLANTS, mengembangkan aplikasi berbasis machine learning yang mampu mendeteksi penyakit pada daun tanaman secara dini, bertujuan meningkatkan hasil pertanian dengan pendekatan teknologi cerdas yang berkelanjutan.
Tim ini terdiri dari Rahmat Maulana, Muhammad Cheryl Amelin Alsa, Ajibul Riski, dan Dhiya Rahmad, yang berasal dari program studi Teknik Elektro, Agribisnis, dan Teknik Komputer, dan berhasil meraih satu medali perak.
Ketiga tim ini berada di bawah bimbingan para dosen yang kompeten di bidangnya, yaitu Ir. Sarika Zuhri, S.T., M.T. serta Dr. Ir. Melinda, ST., M.Sc., yang mendampingi para mahasiswa dalam proses pengembangan hingga tahap presentasi di Vietnam. Penilaian dalam kompetisi dilakukan oleh dewan juri dari Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia, yang menilai berdasarkan orisinalitas ide, potensi keberlanjutan, dan dampak produk terhadap masyarakat.
Pencapaian ini mendapat apresiasi penuh dari pimpinan Universitas Syiah Kuala. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Prof. Dr. Mustanir, M.Sc., menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas capaian luar biasa tersebut, seraya berharap prestasi ini bisa menjadi pemantik semangat bagi seluruh mahasiswa USK untuk terus mengembangkan kreativitas dan berkompetisi secara global.
Sementara itu, Direktur Prestasi dan Kemahasiswaan USK, Prof. Dr. Farid Mulana, M.Sc., mengungkapkan bahwa keberhasilan ini menunjukkan betapa besarnya potensi mahasiswa Indonesia dalam menjawab tantangan dunia melalui riset dan inovasi. Ia menegaskan bahwa karya-karya mahasiswa ini patut dikembangkan lebih lanjut agar bisa memberi dampak nyata bagi masyarakat luas.
Keberhasilan mahasiswa USK dalam ajang SAFE 2025 menjadi bukti bahwa inovasi berkelas dunia dapat lahir dari kampus di daerah. Dengan mengangkat potensi lokal, menggabungkannya dengan semangat keberlanjutan dan teknologi modern, para mahasiswa ini menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia memiliki peran penting dalam menciptakan solusi global.
Dari Aceh, inovasi itu kini berbicara di panggung dunia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News