sigupai mambaco gerakan literasi dari aceh untuk tumbuhkan kecintaan anak pada buku - News | Good News From Indonesia 2025

Sigupai Mambaco, Gerakan Literasi dari Aceh untuk Tumbuhkan Kecintaan Anak pada Buku

Sigupai Mambaco, Gerakan Literasi dari Aceh untuk Tumbuhkan Kecintaan Anak pada Buku
images info
  • Sigupai Mambaco adalah komunitas literasi yang berbasis di Aceh.
  • Sigupai Membaco kini punya lebih dari 1.500 judul buku dengan 39 relawan aktif.

Di Kampung Tengah Rawa, Aceh Barat Daya, sebuah gerakan literasi bernama Sigupai Mambaco menjadi wadah untuk peningkatan wawasan anak-anak desa.

Sigupai Mambaco dalam bahasa lokal berarti "Padi yang Membaca", digagas oleh Nita Juniarti, seorang pemuda desa yang bertekad mengubah nasib masyarakat melalui buku.

Dari Ransel ke Taman Baca

Bermula dari kegiatan sederhana membawa buku dalam ransel ke pelosok desa pada 2015, Nita kemudian mengembangkan konsep ini menjadi taman baca permanen. Pada 2018, Nita bersama adiknya Randa Zahrial, secara resmi mendirikan Sigupai Mambaco di Kampung Tangah Rawa.

Dengan koleksi awal 400 buku yang disimpan di terpal sederhana, komunitas ini mulai menarik minat anak-anak setempat yang haus akan bacaan.

Sigupai Mambaco terpilih sebagai salah satu komunitas dalam program Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget yang diinisiasi oleh Good News From Indonesia (GNFI) bersama Komunitas Lali Gadget.

Program ini sejalan dengan visi Sigupai Mambaco dalam menciptakan ruang belajar alternatif yang mengalihkan anak-anak dari ketergantungan gawai melalui aktivitas literasi kreatif.

Inovasi di Tengah Tantangan

Dengan keterbatasan sarana, Sigupai Mambaco menciptakan berbagai program unggulan. "Bukling" (Buku Keliling) menggunakan becak motor sumbangan Asuransi Astra memungkinkan buku-buku menjangkau anak-anak di pelosok.

Program "Keta Buku" yang digagas oleh dua anggota ciliknya, Shifa dan Tasya, menghadirkan perpustakaan bergerak menggunakan sepeda. Komunitas ini juga mengintegrasikan pendidikan lingkungan melalui kegiatan daur ulang dan pembuatan ecobrick.

Baca juga Hidup atau Mati di Era Digital: Mengapa Literasi Digital Menentukan Masa Depan?

Sigupai Mambaco Terus Berkembang

Dari awalnya hanya memiliki 100 buku, kini Sigupai Mambaco telah mengumpulkan lebih dari 1.500 judul buku dengan 39 relawan aktif. Dedikasi Nita telah membuahkan berbagai penghargaan, termasuk sebagai Perempuan Inspiratif Tingkat Provinsi Aceh. Yang lebih penting, komunitas ini telah berhasil mengubah persepsi masyarakat tentang pentingnya literasi.

Di tengah tantangan pandemi yang memaksa adaptasi digital melalui program "Bicang Asik" (Bincang Asyik), Sigupai Mambaco lantas terus berkembang. Visi kedepannya adalah menjadi pusat pembelajaran dan penelitian pendidikan di Aceh Barat Daya.

Dengan semangat pantang menyerah dan dukungan kuat dari keluarga serta relawan, Sigupai Mambaco membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil di desa terkecil.

Baca juga Dari Maluku ke Blok M: Taman Literasi Martha Christina Tiahahu Hadir sebagai “Beranda Timur” di Jakarta

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
AA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.