penelitian pkm universitas slamet riyadi solo dan sasajo jogja soroti diaspora - News | Good News From Indonesia 2025

Penelitian PKM Universitas Slamet Riyadi Solo dan SASAJO Jogja, Soroti Diaspora

Penelitian PKM Universitas Slamet Riyadi Solo dan SASAJO Jogja, Soroti Diaspora
images info

Penelitian PKM Universitas Slamet Riyadi Solo dan SASAJO Jogja, Soroti Diaspora


Diskusi bertajuk "Peran Diaspora Mahasiswa SASAJO Jogja dalam Diplomasi Budaya Indonesia" telah diselenggarakan di Kelurahan Demangan Jumat (14/6/2025).

Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Slamet Riyadi (Unisri) dan Perkumpulan SASAJO Jogja.

Diskusi tersebut secara khusus menyoroti potensi signifikan yang dimiliki oleh generasi muda untuk memperkenalkan dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia di ranah global. Melalui sinergi ini, diharapkan peran aktif mahasiswa dalam diplomasi budaya dapat semakin dimaksimalkan, membawa nama Indonesia harum di mata dunia.

Perkumpulan SASAJO Jogja menjadi rumah bagi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berasal dari Sabah, Serawak, dan Johor Bahru, Malaysia.

baca juga

Anggota perkumpulan ini adalah para alumni Community Learning Center (CLC) yang kini tengah melanjutkan pendidikan tinggi di berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, di Yogyakarta.

Keberadaan mereka sebagai diaspora muda Indonesia membawa perspektif dan pengalaman yang sangat berharga. Berbekal latar belakang sebagai anak-anak PMI dan pengalaman hidup di luar negeri, mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang dua budaya atau lebih.

Hal ini menjadikan SASAJO Jogja bukan hanya sekadar perkumpulan mahasiswa, tetapi juga aset penting dalam upaya diplomasi budaya Indonesia, siap memperkenalkan kekayaan Tanah Air di kancah global.

Acara diskusi dibuka dengan sambutan hangat dari perwakilan SASAJO Jogja. Muhammad Farid, mahasiswa UGM, memperkenalkan sejarah terbentuknya komunitas ini.

"Perkumpulan ini muncul dari tongkrongan nongkrong biasa," ujar Farid.

Sambutan dilanjutkan oleh pihak Universitas Slamet Riyadi (Unisri) yang diwakilkan oleh Dra. Christy Damayanti, M.Si. Beliau menjelaskan pentingnya kegiatan pengabdian masyarakat ini.

Menurutnya, acara semacam ini berfungsi sebagai jembatan strategis bagi SASAJO Jogja agar nantinya para anggotanya dapat bertransformasi menjadi duta soft diplomacy bagi Indonesia di kancah internasional.

Diskusi tersebut diharapkan menjadi langkah awal untuk mengoptimalkan peran mereka dalam memperkenalkan kekayaan budaya Tanah Air.

Gali Peran Diaspora Mahasiswa SASAJO dalam Diplomasi Budaya

Christy menggarisbawahi harapan besar agar SASAJO dapat menjadi aktor kunci dalam diplomasi budaya, karena "budaya adalah jembatan, bukan batas". Ia juga menegaskan bahwa SASAJO merepresentasikan wajah multikultural Indonesia yang kaya.

Selanjutnya, giliran para anggota SASAJO Jogja yang berbagi pandangan dan pengalaman mereka. Mereka menceritakan bagaimana pengalaman hidup sebagai anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) telah membentuk identitas ganda yang kaya—memiliki akar budaya Indonesia namun juga terpapar kuat oleh budaya negara tetangga.

Posisi unik ini, dengan pemahaman mendalam tentang dua budaya atau lebih, menjadikan mereka memiliki kemampuan unik untuk menjadi duta budaya.

baca juga

Mereka mampu menjelaskan keragaman Indonesia dengan cara yang lebih mudah diterima dan relevan bagi masyarakat internasional, khususnya di wilayah perbatasan seperti Sabah, Serawak, dan Johor Bahru.

Interaksi Sosial dan Penguatan Identitas, Peran Diaspora dalam Diplomasi Budaya

Diskusi menjadi semakin menarik dengan terungkapnya bagaimana aktivitas sehari-hari anggota SASAJO Jogja telah menjadi bentuk diplomasi budaya yang tak terduga. Mulai dari interaksi sosial, pertukaran cerita, hingga penggunaan media sosial,

Sejatinya mereka tengah menanamkan benih pemahaman dan apresiasi terhadap kekayaan budaya Tanah Air di kalangan teman dan kenalan dari beragam latar belakang.

Ini menunjukkan bahwa diplomasi budaya tak selalu formal, melainkan bisa terwujud dalam setiap narasi personal yang dibagikan.

Sesi kemudian dilanjutkan dengan pemaparan inspiratif dari Estrelita Gracia, M.Sc., M.Psi., Psikolog, Founder of Momentizing, dengan materinya "Embark on The Journey Embrace the Identity".

Estrelita Gracia mendalami beberapa isu krusial, termasuk tantangan kesehatan mental sebagai diaspora (Mental Health Struggles as Diaspora) dan Model Identitas Budaya Polvan (The Polvan Cultural Identity Model), yang disusul dengan pembahasan studi kasus.

Sebagai penutup sesi, peserta diarahkan pada aktivitas reflektif: menggambar telapak tangan di kertas dan mengisi setiap jari dengan elemen identitas diri. Mulai dari identitas di ibu jari, makanan dan minuman favorit di jari telunjuk, tradisi di jari tengah, kelebihan di jari manis, hingga motto hidup di kelingking.

Aktivitas ini bertujuan untuk membantu peserta lebih memahami dan merayakan identitas multikultural mereka.

hasil gambar telapak tangan (Nurul Syakira)
info gambar

Foto Bersama (Nurul Syakira)


Acara yang digelar di Kelurahan Demangan bukan sekadar diskusi formal, tetapi sukses menjadi ajang silaturahmi sekaligus pembuka jalan bagi kolaborasi di masa mendatang.

Semangat kebersamaan terpancar jelas dari setiap wajah yang hadir, menunjukkan komitmen kuat dari seluruh pihak untuk memajukan Indonesia melalui jalur budaya. Baik peserta maupun pembicara sepakat bahwa diplomasi budaya bukanlah tugas eksklusif diplomat atau pemerintah semata. Melainkan tanggung jawab bersama yang dapat diemban oleh siapa saja, termasuk para mahasiswa.

baca juga

Melalui diskusi inspiratif ini, kita diingatkan bahwa diaspora, khususnya anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI), memiliki peran krusial dalam memperkenalkan wajah Indonesia yang sebenarnya—yakni negara yang kaya akan budaya, hangat, dan toleran.

Dengan setiap interaksi dan setiap kisah personal yang mereka bagikan, para diaspora ini adalah pahlawan budaya yang secara aktif sedang membangun jembatan persahabatan antarbangsa.

Diharapkan, inisiatif positif semacam ini akan terus berlanjut dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat aktif dalam upaya diplomasi budaya Indonesia di kancah global.

 

 

 

Penulis: Muhammad Farid

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MF
MA
KG
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.