Pangan merupakan kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi. Konsumsi makanan yang kurang dari kebutuhan akan menyebabkan rasa lapar, tubuh lemas, menghambat pertumbuhan, menimbulkan penyakit, dan efek buruk lainnya.
Perkembangan teknologi membuat makanan umumnya dilakukan pengemasan yang bertujuan untuk keamanan pangan, memperpanjang masa simpan, dan meningkatkan nilai gizi.
Akhir-akhir ini, masyarakat lebih menyukai makanan kemasan terutama makanan ready to eat karena lebih praktis, mudah dibawa, dan menghemat waktu.
Selain itu, makanan kemasan juga memiliki informasi nilai gizi yang jelas pada setiap kemasannya.
Informasi nilai gizi (Nutrition Fact) merupakan label informasi yang berisi angka-angka dalam jumlah persen (%) kandungan gizi pada makanan tersebut. Informasi nilai gizi biasanya mencakup kandungan karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
Antara Klaim dan Kenyataan, Peran Analisis Gizi Jaga Keaslian Kandungan Protein
Selain itu, informasi nilai gizi juga mencakup perasa seperti garam dan gula. Informasi tersebut membantu konsumen untuk mengetahui jumlah kalori yang akan dikonsumsi.
Dengan demikian, masyarakat dapat memilih pangan sesuai dengan kebutuhan dan manfaat untuk kesehatannya.
Informasi nilai gizi mencantumkan energi total atau jumlah kalori yang terdapat dalam kemasan. Jumlah kalori berasal dari jumlah nilai karbohidrat, protein, dan lemak.
Di mana setiap 1 gram karbohidrat dan protein menghasilkan energi sebesar 4 kilo kalori, sedangkan 1 gram lemak menghasilkan 9 kilo kalori.
Informasi nilai gizi tersebut dibandingkan dengan rekomendasi konsumsi harian, yaitu rata-rata manusia membutuhkan 1200-2000 kilo kalori perhari dan disarankan 45% sampai 60% dari kebutuhan kalori diperoleh dari karbohidrat.
Melalui informasi nilai gizi tersebut dapat diperkirakan jumlah kalori yang masuk ke tubuh.
Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah kandungan gula dan garam. Di mana makanan kemasan umumnya mengandung gula dan garam tinggi sehingga perlu menjadi perhatikan masyarakat.
Kementerian Kesehatan menyarankan batas konsumsi gula 4 sendok makan atau 50 gram per orang per hari. Selain itu juga garam 1 sendok teh atau 2.000 miligram per orang per hari.
Konsumsi garam dan gula berlebih dapat menyebabkan hipertensi dan diabetes. Selain itu, konsumsi makanan yang mengandung garam tinggi akan memberikan efek ketagihan sehingga orang akan cenderung mengonsumsi makanan lebih banyak.
Wujudkan Misi Asta Cita Kreatif, Tagar Motekart Gelar Tebar Gizi dan Sosialisasi Ekonomi Kreatif
Hal serupa juga dengan gula, konsumsi gula dapat meningkatkan kalori secara signifikan tanpa mengonsumsi zat gizi lain.
Namun, konsumsi gula tidak dapat membuat tubuh merasa kenyang. Konsumsi gula yang berlebihan dapat memicu terjadinya obesitas.
Informasi nilai gizi pada beberapa makanan terdapat informasi sajian per kemasan yang tidak boleh diabaikan. Hal tersebut dikarenakan, jika terdapat informasi sajian per kemasan maka nilai zat gizi yang terdapat dalam informasi zat gizi tidak mewakilkan seluruh isi kemasan.
Misalnya dalam informasi zat gizi tertulis guka 5 g dan sajian per kemasan 3. Maka, jumlah gula yang terdapat dalam keseluruhan makanan adalah 5 (gula) dikali 3 (sajian per kemasan), yaitu 15 g.
Sajian per kemasan memiliki arti bahwa dalam 1 bungkus makanan tersebut dikonsumsi sebanyak nilai sajian per kemasan (misal 3). Walaupun terkadang makanan tersebut tidak cocok untuk dimakan sebanyak 3 kali konsumsi.
Informasi nilai gizi dilakukan dengan melalui serangkaian proses analisis, dimana setiap masing-masing nilai gizi dilakukan analisis sendiri. Untuk mengetahui kadar lemak dilakukan dengan menggunakan metode soxlet.
Kadar protein dilakukan menggunakan metode kjeldahl dan gula dengan metode DNS. Dari hasil analisis tersebut didapatkan data-data yang akan dimasukkan kedalam informasi nilai gizi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News