alysa korea selatan dan aksinya untuk pendidikan - News | Good News From Indonesia 2025

Alysa, Korea Selatan, dan Aksinya untuk Pendidikan

Alysa, Korea Selatan, dan Aksinya untuk Pendidikan
images info

Program sukarelawan internasional AIESEC atau Global Volunteer (GV) adalah wadah bagi pemuda untuk berkontribusi pada isu global seperti pendidikan, budaya, dan pembangunan berkelanjutan, sambil mengalami kehidupan lintas budaya secara langsung di berbagai negara.

Alysa Aurelia Safa Kusumaputri, mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, mengikuti Global Volunteer di Korea Selatan pada tahun 2024. Alya mengikuti proyek mengajar di dua sekolah selama enam minggu untuk berkontribusi dalam di bidang pendidikan dan mendapatkan pengalaman lintas budaya. 

Selama proyeknya berlangsung, Alysa menghabiskan hari-harinya dengan mengajar bahasa Inggris di dua sekolah berbeda, di mana ia bekerja langsung dengan anak-anak dengan latar belakang yang beragam.

Salah satu sekolah tersebut, yang ternyata merupakan pusat belajar untuk anak-anak imigran dari berbagai negara seperti Tiongkok, Filipina, dan Thailand, cukup mengejutkan bagi Alysa. 

“Awalnya aku kira akan mengajar murid-murid Korea, tapi ternyata sekolah yang kedua itu sekolah untuk murid-murid imigran,” ungkap Alysa. Salah satu tantangan yang ia hadapi adalah dalam berinteraksi, karena banyak dari murid di sekolah tersebut belum lancar berbicara bahasa Inggris maupun Korea.

Namun, Alysa dan para relawan lainnya menemukan cara-cara kreatif untuk berkomunikasi. Salah satu cara efektif adalah dengan melakukan permainan interaktif berbasis bahasa Inggris dalam menyampaikan materi. 

Seiring berjalannya waktu, para siswa pun mulai percaya diri dalam berbicara bahasa Inggris dan lebih aktif berpartisipasi di kelas. Bersama relawan internasional lainnya, Alysa juga memperkenalkan budaya Indonesia kepada para siswa.

Tidak hanya budaya Indonesia, relawan dari Vietnam dan Meksiko juga memperkenalkan budaya mereka kepada para siswa. Mereka menunjukkan rasa ingin tahu dan antusiasme yang besar walau pada awalnya pemalu, terutama saat diberikan cendera mata kecil seperti gantungan kunci. 

Di luar kegiatan mengajar, Alysa menjalin hubungan erat dengan para relawan internasional serta tim AIESEC di Korea. Ia bahkan dipasangkan dengan seorang buddy yang mendampinginya selama proyek berlangsung, mereka dengan cepat menjadi teman dekat.

Bersama para relawan lainnya, Alysa memanfaatkan waktu luangnya mengeksplorasi kota Seoul dan menikmati kebersamaan momen-momen sederhana — seperti perayaan acara perpisahan kecil di tempat akomodasi dan berbincang santai sambil menikmati makanan pesan antar di malam hari — menjadi kenangan yang akan selalu ia ingat. 

“Aku juga sedih saat waktunya pulang, aku merasa beruntung bisa ketemu orang-orang sebaik mereka,” ungkap Alysa.

Alysa berbagi bahwa pengalamannya selama proyek ini mengajarkan lebih dari sekadar kemampuan untuk mengajar — tetapi juga bagaimana cara membangun koneksi dengan orang lain. Ia menyadari bahwa apa yang ia lakukan memberikan dampak positif, tidak hanya bagi anak-anak yang diajarinya, tetapi juga bagi dirinya sendiri dan teman-teman baru yang ia temui sepanjang perjalanan. 

Global Volunteer bukan program relawan biasa, ini benar-benar pengalaman yang mengubah hidup,” ujarnya.

Tinggal di negara baru dan bekerja bersama dengan orang-orang dari latar belakang serta budaya yang berbeda membuka matanya terhadap berbagai sudut pandang baru tentang dunia. Alysa merasa perspektifnya tentang berbagai hal meluas setelah mengikuti Global Volunteer.

“Aku merasa dalam program ini, kita tidak cuma membantu orang lain, tapi juga membantu diri kita sendiri berkembang sebagai individu.”

Melalui proses ini, Alysa menemukan sisi-sisi dari dirinya yang sebelumnya belum pernah ia kenali. Melangkah keluar dari zona nyamannya bukan merupakan hal yang mudah, tetapi Alysa menantang dirinya sendiri untuk hidup dalam lingkungan yang tidak ia kenali. Ia melihat keputusan untuk mengikuti Global Volunteer sebagai salah satu keputusan terbaik yang pernah ia ambil dalam hidupnya. 

Kisah Alysa hanyalah satu dari sekian banyak cerita yang menunjukkan betapa besar dampak yang bisa dihasilkan dari pertukaran budaya yang dipimpin oleh anak muda. Pengalamannya mencerminkan bahwa pemahaman lintas budaya adalah dasar terbentuknya saling percaya dan kebersamaan yang erat. Rasa ingin tahu generasi muda mampu menjadi jembatan antara perbedaan dan menciptakan koneksi yang bermakna. 

Program Global Volunteer AIESEC membuka kesempatan bagi pemuda seperti Alysa untuk keluar dari zona nyaman dan berkontribusi aktif dalam isu-isu global seperti pendidikan, sosial, hingga pembangunan berkelanjutan.

Melalui pengalaman langsung di lingkungan internasional, pemuda tidak hanya memberikan peran aktif yang nyata bagi komunitas setempat, tetapi juga membawa pulang pelajaran yang akan menjadi bekal dan terus mereka bawa dalam kehidupan, ke mana pun mereka melangkah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AI
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.