berpotensi jatuh di indonesia apakah wahana antariksa kosmos 482 berbahaya - News | Good News From Indonesia 2025

Berpotensi Jatuh di Indonesia, Apakah Wahana Antariksa Kosmos 482 Berbahaya?

Berpotensi Jatuh di Indonesia, Apakah Wahana Antariksa Kosmos 482 Berbahaya?
images info

Sejarah eksplorasi antariksa mungkin akan mencatat peristiwa unik pada Mei 2025. Sebuah peninggalan era Perang Dingin akhirnya kembali ke Bumi setelah lebih dari setengah abad hilang di orbit.

Kosmos 482, wahana antariksa Soviet yang diluncurkan pada 1972 untuk misi Venus, justru terperangkap di sekitar planet kita akibat kegagalan teknis.

Kini, benda seberat hampir 0,5 ton itu perlahan kehilangan ketinggian dan diprediksi akan jatuh dalam waktu dekat, dan Indonesia termasuk wilayah yang berpotensi menjadi lokasi kejatuhannya. 

Keindahan Satam, Batu Meteor dari Pulau Belitung yang Diburu oleh Kolektor

Fenomena ini bukan sekadar cerita tentang sampah antariksa, melainkan juga pengingat betapa rumitnya misi penjelajahan luar angkasa.

Dirancang untuk menahan tekanan ekstrem di Venus, modul pendarat Kosmos 482 diperkirakan akan bertahan saat menembus atmosfer Bumi, menciptakan pemandangan spektakuler layaknya meteor raksasa.

Namun, di balik daya tariknya, tersimpan pertanyaan penting: seberapa besar risiko yang dibawa oleh peninggalan teknologi antariksa berusia puluhan tahun ini dan mengapa ia berpotensi jatuh di Indonesia?

Mengenal Kampung Alien di Kulon Progo, Warga Sering Lihat Benda Angkasa di Langit

Misi Gagal ke Venus, Apakah Kini Jadi Ancaman bagi Bumi? 

Lebih dari setengah abad yang lalu, Uni Soviet meluncurkan Kosmos 482 dengan misi ambisius: mendarat di Venus. Misi yang dinamakan program Venera itu mengirimkan wahana ke Venus bertujuan untuk mempelajari atmosfer dan permukaan planet tersebut. 

Namun, kegagalan teknis membuat pesawat ini terperangkap di orbit elips Bumi sejak 1972. Artinya, sudah 53 tahun Kosmos 482 tertahan di sana.

Upaya peluncuran menuju Venus tersebut gagal karena kerusakan mesin yang menyebabkan pembakaran tidak sempurna.

Mengenal Rahayu Oktaviani, Wanita Hebat Konservasionis Primata Owa Jawa

Dilansir NASA, wahana seberat 1.184 kg ini terpecah menjadi empat bagian. Dua bagian kecil jatuh dalam 48 jam. Sementara itu, bagian yang tersisa adalah modul pendarat berbobot 0,5 ton, dirancang untuk bertahan di atmosfer Venus yang ekstrem.

Kini, setelah 53 tahun mengelilingi planet kita, Kosmos 482 diperkirakan akan jatuh ke Bumi pada pekan kedua Mei 2025. Karena kekuatannya, modul ini mungkin tetap utuh saat memasuki atmosfer Bumi, menciptakan fenomena mirip bola api raksasa.

Meski demikian, para ahli memperkirakan kemungkinan besar puing akan jatuh di lautan atau wilayah tak berpenghuni. 

Aeshnina Azzahra, Polisi Sampah Muda yang Surati Pemimpin Dunia

Mengapa Indonesia Termasuk Wilayah Potensial Kejatuhan? 

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa Indonesia termasuk dalam zona potensial kejatuhan Kosmos 482 karena orbitnya melintasi wilayah antara 52° Lintang Utara hingga 52° Lintang Selatan.

“Sebagai negara di wilayah ekuator dengan wilayah yang sangat luas, Indonesia memiliki potensi kejatuhan Kosmos 482. Namun karena ketidakpastian faktor hambatan atmosfer, lokasi dan waktu jatuhnya masih sulit dipastikan,” jelas Thomas Djamaluddin, Peneliti Utama BRIN. 

Meski demikian, peluang Kosmos 482 menghantam permukiman sangat kecil. Sebagian besar Bumi tertutup air, dan kemungkinan seseorang tertimpa puing antariksa ini jauh lebih rendah daripada tersambar petir.

“Masyarakat tidak perlu panik, tetapi tetap waspada,” tambah Thomas. 

Apa Itu Microneedle? Teknik Konsumsi Obat Lewat Kulit yang Dikembangkan Qonita di Queen's University Belfast

Kosmos 482 Menjadi Peringatan tentang Bahaya Sampah Antariksa 

Kasus Kosmos 482 mengingatkan dunia akan ancaman sampah antariksa yang tak terkendali. Selama puluhan tahun, astronom dan pelacak satelit memantau pergerakannya, tetapi ketidakpastian hambatan atmosfer membuat prediksi jatuhnya sampah antariksa menjadi sulit. 

Beberapa ahli, seperti Marco Langbroek dari Belanda, menyatakan bahwa risiko Kosmos 482 lebih rendah dibandingkan sampah antariksa lain karena kemungkinan jatuh dalam satu bagian utuh.

Namun, fenomena ini menegaskan pentingnya kerja sama global dalam memantau dan mengelola benda-benda luar angkasa yang sudah tidak aktif. 

Dengan terus menurunnya ketinggian orbit, Kosmos 482 akan segera mengakhiri perjalanan panjangnya, yang entah di laut, hutan, atau wilayah terpencil.

Satu hal yang pasti, kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia dalam menghadapi tantangan eksplorasi antariksa.

Jamaludin, Si Local Hero Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida di Dusun Bondan Cilacap

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.