Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini (2/4/2025) dipilih sebagai momentum transformasi program Kampus Merdeka. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, secara resmi meluncurkan program baru yang dinamai Diktisaintek Berdampak.
Program ini dicanangkan untuk membuat iklim Diktisaintek lebih hidup dan memberikan dampak bagi masyarakat, sekaligus sebagai jawaban usai kabar program Kampus Merdeka akan ditiadakan.
Jalin Kerja Sama, Mahasiswa UGM Berpeluang KKN Internasional di Timor Leste
Peran Kemdiktisaintek dalam Perwujudan 8 Misi Presiden dan Wakil Presiden (Asta Cita)
Program Diktisaintek Berdampak yang diluncurkan Kemdiktisaintek ini didasari oleh perwujudan amanat 8 Misi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. 8 misi ini dinamai Asta Cita.
Mengutip Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, dari 8 misi yang ada, 3 di antaranya berhubungan erat dengan peran Kemdiktisaintek dalam rangka perwujudannya.
Tidak hanya itu, program Diktisaintek Berdampak juga dilandasi oleh pentingnya peran Kemdiktisaintek dalam mendorong terlaksananya 17 Program Prioritas Presiden.
Dengan dasar yang kuat, Diktisaintek Berdampak dirancang untuk menjadi program yang mampu menjawab tantangan pembangunan nasional dan membantu mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Pendaftaran Politeknik Pariwisata Dibuka Sampai Mei, Bisa Pilih Tiga Prodi Sekaligus
Transformasi Kampus Merdeka Menjadi Diktisaintek Berdampak
Dalam perwujudannya, nilai-nilai yang sudah ada di Kampus Merdeka tidak dihilangkan, melainkan ditransformasikan. Peresmian Diktisaintek Berdampak menjadi simbol transformasi yang memastikan bahwa seluruh aktivitas pendidikan tinggi, sains, dan teknologi tidak hanya menghasilkan luaran akademik, tetapi juga luaran yang memberikan dampak dan dirasakan langsung oleh masyarakat.
Terdapat tiga poin utama transformasi Diktisaintek Berdampak, yaitu menjadi motor transformasi sosial dan ekonomi, menghasilkan inovasi yang relevan, dan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.
"Diktisaintek Berdampak adalah gerakan nasional untuk mewujudkan hal itu,” ujar Menteri Brian
Indonesia Punya Melon Hitam, Varietas Baru Temuan Mahasiswa S3 UB
Fokus Utama Diktisaintek Berdampak
Program baru Kemdiktisaintek ini fokus utamanya adalah memperkuat SDM unggul. Untuk mencapai tujuan tersebut, Diktisaintek memberi KIP kuliah dan KIP kuliah daerah untuk memperluas kesempatan bagi anak bangsa menempuh pendidikan tinggi, serta membangun Sekolah Garuda yang disertai Beasiswa Garuda untuk membina talenta dan menghidupkan ekosistem sains di Indonesia.
Fokus lainnya adalah menjadikan kampus sebagai simpul pertumbuhan ekonomi dengan cara mendorong hilirisasi produk akademik.
Selain itu, Diktisaintek Berdampak juga berfokus pada penguatan pusat riset dan akselerator kebijakan strategis, yaitu memberikan solusi berbasis riset untuk kebijakan riset dan pembangunan nasional.
Sosok Waitatiri yang Bukunya Jadi Kurikulum Sekolah di Amerika Serikat
Implementasi Diktisaintek Berdampak dalam Berbagai Bidang
Sebagai bentuk keberlanjutan Kampus Merdeka, implementasi Diktisaintek Berdampak dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kemitraan, kelembagaan, belmawa, dan sumber daya.
Untuk kemitraan, Diktisaintek Berdampak berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, Perpusnas, dan KemenPPA. Di bidang kelembagaan diadakan inisiasi revitalisasi perguruan tinggi swasta (PTS), penguatan otonomi PT vokasi, penguatan tata kelola dan talenta, internasionalisasi perguruan tinggi, dan diadakan kompetisi kampus berdampak.
Sementara itu, beberapa program yang dicanangkan untuk belmawa ialah program Magang Berdampak (sebelumnya MSIB) untuk mengembangkan keterampilan kerja mahasiswa. Program ini menjadi program yang banyak diminati oleh mahasiswa.
Prof. Emil Salim, Sang Pelopor Lingkungan yang Membawa Indonesia ke Panggung Global
Selain itu, upaya-upaya lain lewat program Diktisaintek Berdampak juga dilakukan di berbagai bidang, misalnya penguatan ormawa dengan PPK ormawa dan LKMM; pembinaan wirausaha dengan P2MW; peningkatan kreativitas mahasiswa dengan PKM dan PIMNAS; penyelenggaraan kompetisi nasional bidang penalaran, seni, dan olahraga; penguatan unit layanan disabilitas; memfasilitasi eksposur internasional dengan ICT dan AIMS; serta pembelajaran di luar kampus.
Sementara itu, untuk kelompok sumber daya, Diktisaintek Berdampak hadir dengan program peningkatan kualifikasi dosen dan tendik, pengembangan modul peningkatan kompetensi melalui MOOC & program KILAB, peningkatan pengelolaan sertifikat pendidikan dan jabatan akademik dosen, penguatan sarpras dan K3 laboratorium, serta pemetaan kebutuhan peningkatan sarpras untuk PTN baru di daerah.
Yulion Mirin, Siswa dari Papua yang Sisihkan Uang untuk Bantuan Pendidikan Papua
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News