Kita semua pasti akan sepakat, kalau matematika adalah salah satu pelajaran yang cukup rumit di masa sekolah. Akar kuadrat, deret aritmatika, aljabar, hingga geometri. Namun, berbeda dengan seorang pelajar asal Bojonegoro bernama Parama Hansa Abhipraya. Meski baru menginjak 7 tahun, tetapi bagi dirinya, matematika bukanlah suatu pelajaran yang rumit.
Belum lama ini Hansa berhasil meraih penghargaan World Star Championship di ajang Thailand International Mathematical Olympiad (TIMO) yang digelar di Chiang Mai, Thailand, pada 21 — 23 Februari 2025.
Tidak sampai di situ, yang makin membuat pencapaiannya terasa luar biasa yakni karena Hansa berhasil mencatatkan “perfectscore” atau skor sempurna di semua ajang yang dia ikuti kala itu.
TIMO 2025
Hansa menjadi salah satu dari 23 peserta yang dapat meraih skor yang sempurna. Ini dilansir dari siaran langsung TIMO Final Round 2024 - 2025 yang disiarkan oleh Olympiad Champion Education Centre (OCEC) pada 27 April 2025.
Akhir Petualangan Megawati Hangestri bersama Red Sparks: Air Mata, Penghormatan, dan Prestasi Melebur Jadi Satu
Dalam pembukaannya, Dr. Andy Lamb selaku Presiden TIMO saat ini menyampaikan ada 1.014 pemenang yang mendapatkan medali emas, 1.325 medali perak dan 1.272 medali perunggu yang diraih. Pesertanya dari 16 negara yang beberapa diantaranya ada Brazil, India, Kanada dan Australia.
Pada pengumumannya itu, dirinya menyampaikan bahwa selain Indonesia, negara ASEAN lainnya yang turut menjadi salah satu pemenang ada dari Kamboja, Filipina, Malaysia, Singapura, Myanmar, Vietnam, dan Thailand itu sendiri. Cabang yang dikompetisikan ada lima bidang utama yakni
- Logika
- Geometri
- Aritmatika/Aljabar
- Kombinatorika, dan
- Teori Bilangan
Tak hanya di Thailand, kompetisi ini juga diadakan secara online. Terbagi menjadi 2 tahap yaitu babak penyisihan dan babak final, acara finalnya berlangsung di Chiang Mai International Exhibition and Convention Center, Thailand. Dari 300 peserta yang mengikuti olimpiade, Indonesia mengirim 75 pelajar, dengan yang termuda masih duduk di bangku TK.
Selama di Thailand, para perwakilan Indonesia didampingi oleh Pendiri Pusat Matematika (PPM), Ami Triono dan beberapa staff dari kedutaan besar Thailand.
Di sana, mereka tidak hanya berkompetisi, tetapi sebelum kompetisi berlangsung, TIMO menawarkan kelas-kelas pembelajaran contoh soal yang diadakan oleh pelatih dari OCEC pada 15 Februari 2025.
Pelajar Indonesia yang Mendapat Penghargaan
Keluar sebagai juara umum, tak hanya Hansa. Ada juga beberapa pelajar lainnya yang berhasil mencatatkan namanya sebagai peraih penghargaan. Di antaranya:
- Brennan Akeno dan Katalina Tedja — Skor Sempurna tingkat Kindergarten
- Nathanael Reinhardt Sukantio — Skor Sempurna tingkat Sekolah Dasar
- Daran Karya Tenniz, Lionel Anson Setiawan — Juara tingkat Sekolah Dasar
- Dirgham Ghassan Ariq Gumilar, Kennard Kusuma, Bryan Sam Gunawan — Medali Emas tingkat Sekolah Dasar
- Raja Charisson Sinurat — RunnerUp tingkat Sekolah Dasar
- Christopher Bryce Reagan Lin — Skor Sempurna tingkat Sekolah Menengah Pertama
- Alif Pradani — Juara tingkat Sekolah Menengah Pertama
- Flintwood Richheart Soesanto — RunnerUp tingkat Sekolah Menengah Pertama
- Ravellino Theodore Tan, Darren Herbert Yang — Medali Emas tingkat Sekolah Menengah Pertama
- Nabiilah Nur Aanisah — Juara tingkat Sekolah Menengah Atas
Dikutip dari situs resmi Kedutaan Besar Thailand, pelajar Indonesia berhasil meraih 26 medali emas, 16 medali perak, 14 medali perunggu. Selain itu juga, ada 17 meritaward/honorablemention yang dicapai.
Setelah ini, para pemenang medali emas tahun ini akan mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam World International Mathematical Olympiad Final 2025. Acara ini akan berlangsung pada 3—4 Januari 2026 di Chinese University of Hong Kong (Shenzen), China.
Prestasi Siswa Indonesia, Mentereng di Outstanding Cambridge Learner Awards
Thailand International Mathematical Olympiad (TIMO) adalah olimpiade yang diadakan Olympiad Champion Education Centre (OCEC) dan Thailand Mathematics Society sejak pertama kali diadakan di showDC, Bangkok, Thailand pada tahun 2017.
Dikutip dari situs Global Olympiads Academy, yang membedakan olimpiade matematika ini dengan yang lainnya adalah, di TIMO setiap peserta akan menerima laporan evaluasi pribadi yang menunjukkan kekuatan dan kelemahan mereka dalam berbagai topik yang dikompetisikan.
Melalui laporan ini, peserta dapat menyusun strategi belajar yang lebih tepat untuk pengembangan kemampuan di masa depan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News