bisa mengeluarkan air mata apakah kucing menangis saat sedih - News | Good News From Indonesia 2025

Bisa Mengeluarkan Air Mata, Apakah Kucing Menangis saat Sedih?

Bisa Mengeluarkan Air Mata, Apakah Kucing Menangis saat Sedih?
images info

Kucing, mamalia berbulu yang menggemaskan kadang terlihat sedih, dan tak jarang seperti mengeluarkan air mata. Para pemilik kucing lantas bertanya-tanya apakah mereka sedang sedih?

Meskipun kucing memiliki saluran air mata, ternyata mereka tidak menangis karena emosi seperti manusia.

Menurut drh. Tetty Barunawati Siagian, MSi, dosen IPB University dari Program Studi Paramedik Veteriner Sekolah Vokasi, air mata pada kucing biasanya disebabkan oleh iritasi atau masalah kesehatan, bukan karena kesedihan.

Air Mata Kucing Bukan karena Emosi

Kucing memang memiliki kelenjar air mata yang berfungsi menjaga kelembaban mata dan membersihkan kotoran.

Namun, penelitian dalam Journal of Veterinary Behavior (2019) menyatakan bahwa kucing tidak menghasilkan air mata sebagai respons emosional seperti manusia.

Jika mata kucing berair, penyebabnya bisa karena iritasi (debu, bulu, atau bahan kimia), infeksi (konjungtivitis dan alergi) atau kelainan anatomi pada tubuhnya. 

Baca juga Ragam Kucing Liar di Indonesia yang Terancam Punah

Bagaimana Kucing Mengekspresikan Emosi?

Bukan dengan air mata, kucing berkomunikasi melalui suara dan bahasa tubuh. Menurut Cornell University College of Veterinary Medicine, vokalisasi seperti mengeong, mendengkur, atau menggeram adalah cara kucing menyampaikan perasaan. Misalnya:

  • Meongan panjang: Lapar, kesakitan, atau stres
  • Mendengkur: Nyaman atau justru sakit (tergantung situasi)
  • Ekor mengibas: Gelisah atau tidak nyaman

Selain itu, kucing menunjukkan emosi melalui perilaku, seperti bersembunyi yang menandakan stres atau ketakutan, makan berkurang karena sakit atau sedih, serta sering tidur yang menunjukkan rasa bosan atau tidak enak badan.

Lalu, kapan harus khawatir?

Jika kucing terus-menerus mengeluarkan air mata disertai gejala seperti mata merah, sering menggaruk, atau keluar kotoran, segera bawa ke dokter hewan. Menurut PLOS ONE (2020), perubahan perilaku kucing sering kali terkait dengan masalah kesehatan yang perlu penanganan medis.

Adapun tips untuk merespons “tangisan” kucing, antara lain melakukan pemeriksaan kebutuhan dasar (makanan dan kebersihan litter box), mencari tanda sakit jika kucing tidak mau makan, serta memberikan perhatian karena kemungkinan kucing merasa kesepian dan butuh lebih banyak interaksi. 

Baca juga Tanda Penyakit FLUTD, Waspada Sering Buang Air Kecil pada Kucing!

Referensi:

  • Caeiro, C. C., Burrows, A. M., & Waller, B. M.(2017). Development and application of CatFACS: Are domestic cats capable of facial expressions indicative of emotional states?. Journal of Veterinary Behavior, 20, 104-116.
  • Cornell Feline Health Center.(2020). How Cats Communicate: Understanding Feline Vocalizations and Body Language. Cornell University College of Veterinary Medicine. 
  • Stella, J. L., Croney, C. C., & Buffington, C. A. T. (2020). Effects of stressors on the behavior and physiology of domestic cats. PLOS ONE, 15 (6), e0234826.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.