tanda penyakit flutd waspada sering buang air kecil pada kucing - News | Good News From Indonesia 2025

Tanda Penyakit FLUTD, Waspada Sering Buang Air Kecil pada Kucing!

Tanda Penyakit FLUTD, Waspada Sering Buang Air Kecil pada Kucing!
images info

Kucing bisa menjadi teman peliharaan yang menyenangkan untuk mengisi hari-hari Kawan di rumah. Bulunya yang lembut untuk dibelai dan tingkah yang dibuatnya sering kali membuat gemas.

Meski terkadang tampak manja, tidak peduli, dan malas bergerak (mager), kucing merupakan hewan yang mudah diajak bermain untuk mengisi waktu senggang Kawan.

Namun demikian, jangan mengabaikan hal-hal rutin terkait perawatan agar kucing Kawan tetap dalam kondisi segar dan terhindar dari masalah kesehatan seperti Feline Lower Urineary Tract Disease (FLUTD).

Apa itu FLUTD?

Ada beberapa isu terkait kesehatan pada kucing yang perlu Kawan perhatikan. Dengan melakukannya, hewan peliharaan Kawan ini tetap dalam kondisi prima dan menyenangkan.

Salah satu hal yang perlu dicegah agar tidak terjadi pada kucing Kawan adalah penyakit FLUTD (Feline Lower Urineary Tract Disease). FLUTD merupakan penyakit yang dialami kucing terkait dengan saluran kemihnya di bagian bawah.

FLUTD dikenal juga dengan nama lain, yakni Feline Urologic Syndrome (FUS). Gangguan pada vesika urinearia (VU) dan uretra ini lebih sering dialami oleh kucing jantan.

Masalah FLUTD biasanya muncul pada kucing yang telah berumur paruh baya, memiliki kelebihan berat, jarang beraktivitas, dan tidak pernah atau jarang ke luar ruangan atau rumah.

Pemicu utama yang dapat meningkatkan risiko ini antara lain perubahan rutinitas, berpindah ke rumah yang baru, atau tinggal di tempat yang sama bersama banyak kucing lainnya.

Baca Juga: Ciri-ciri Kucing Rabies dan Cara Menangani Gigitannya

Penyebab FLUTD pada Kucing

Gangguan FLUTD pada kucing banyak disebabkan oleh struktur unik uretra kucing jantan. Bentuknya yang seperti tabung memiliki bagian menyempit, sehingga menimbulkan penyumbatan urine dari VU untuk ke luar.

Masalah kesehatan yang terjadi pada kucing ini dapat terdeteksi melalui terjadinya pembentukan kristal di dalam VU. Kristal inilah yang menyebabkan inflamasi, perdarahan pada urine, dan kesulitan dalam buang air.

Pada beberapa kasus terkait ini, dapat menyebabkan terjadinya hambatan aliran normal urine untuk keluar dari VU yang dapat menyebabkan kematian kucing.

Manifestasi gangguan disebabkan oleh akumulasi kristal mineral pada saluran urinearia antara lain adalah peradangan kandung kemih (cystitis) akibat iritasi dari kristal pada dinding VU.

Selain itu terjadi urolithiasis, yakni pembentukan batu VU, pembentukan sumbatan pada uretra berupa pasir kristal mineral (blokade uretra), dan akumulasi zat kimia yang beracun pada aliran darah (uremia).

Ciri-Ciri FLUTD pada Kucing

Ada beberapa kemungkinan sumber penyebab terjadinya FLUTD pada kucing. Oleh karena itu penting untuk mendeteksi gejala dan tanda-tanda klinis yang mendukung dugaan Kawan.

Perhatikan beberapa gejala atau pertanda di bawah ini. Jika kucing Kawan mengalami salah satu dari beberapa gejala berikut ini, sebaik kucing Kawan segera ditangani dokter hewan agar dapat diatasi sedini mungkin.

  • Mengejan atau kesulitan untuk membuang air kecil
  • Mengeluarkan sedikit urine
  • Buang air kecil di luar kotak pasir
  • Meningkatnya frekuensi buang air kecil
  • Mengeluarkan suara saat buang air kecil seperti menangis atau merengek
  • Menjilati area genital secara berlebihan
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Bulu Kucing Rontok

Cara Mengatasi FLUTD pada Kucing

Cara untuk mengatasi terjadinya Feline Lower Urineary Tract Disease (FLUTD) pada kucing, bergantung pada apa yang menjadi penyebab serta gejala-gejala yang mendasarinya.

Tindakan umum yang bisa Kawan lakukan untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan asupan air serta mendorong kucing untuk lebih sering membuang air kecil dan membuatnya berada dalam kondisi nyaman.

Jika terdeteksi telah terjadi infeksi bakteri, maka kucing Kawan membutuhkan antibiotik berdasarkan resep dokter untuk mengobati infeksi tersebut.

Jika ditemukan adanya batu pada saluran kemih kucing Kawan, maka batu tersebut perlu segera diangkat melalui proses pembedahan.

Kemungkinan lain yang tanpa pembedahan adalah melarutkan batu tersebut melalui diet khusus. Namun efektif atau tidaknya tindakan ini sangat tergantung pada jenis batu tersebut. 

Diet khusus pada kucing juga dapat membantu menjaga agar tidak terjadi FLUTD dan meminimalkan pertumbuhan kristal urine pada saluran kemih.

Cara Mencegah FLUTD pada Kucing

Cara terbaik untuk mencegah agar tidak terjadi Feline Lower Urineary Tract Disease (FLUTD) pada kucing adalah memastikan hewan peliharaan Kawan itu menjalani aktivitas harian dengan nyaman.

Untuk mendorong dan memperkuat perilaku baik yang dilakukan oleh kucing Kawan, berilah apresiasi atau hadiah sewajarnya baginya.

Selain itu, pastikan kucing Kawan mendapatkan asupan air yang cukup sehingga membuatnya konsisten buang air kecil secara teratur.

Jika kucing buang air di luar kotak pasir atau tempatnya, segera bersihkan. Disarankan untuk menggunakan pembersih enzimatik untuk menghilangkan bau, noda, dan kandungan protein dalam urine. Gunakan juga pembersih berbasis alkohol untuk menghilangkan kandungan lemaknya.

Baca Juga: Jenis Kucing Anggora, Ciri-Ciri, Serta Tips Perawatannya, Yuk, Pecinta Kucing Merapat!

Selamat merawat hewan peliharaan Kawan ini agar tetap sehat dan bugar, sehingga terhindar dari FLUTD dan menjadi kucing yang menyenangkan bagi Kawan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ang Tek Khun lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ang Tek Khun.

AT
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.