Tahukah kawan, kalau kucing di Indonesia tidak sebatas jenis anggora, persia atau kucing kampung yang banyak berkeliaran di jalan. Di alam liar pun, selain harimau sumatera dan macan dahan, Indonesia merupakan habitat dari beragam jenis kucing liar. Mau tahu apa saja kah itu?
Kucing Hutan (Prionailurusbengalensis)
Sering disebut dengan nama kucing macan tutul atau kucing kuwuk, di alam liar satwa ini bisa ditemukan di beberapa hutan Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Postur dan besar badannya tidak berbeda jauh dengan kucing domestik, tetapi kakinya lebih panjang dan ciri khasnya selalu berbulu putih pada area mulutnya. Selain di Indonesia, kucing hutan ini juga berhabitat di India, Korea, China, Pakistan dan Filipina Selatan.
Kucing Batu (Pardofelismarmorata)
Satwa liar satu ini bisa dibilang paling eksotis dibandingkan yang lainnya. Selain dari postur badannya yang ramping dan berkaki panjang, motif pada bulunya terbilang indah, memiliki bintik hitam pada area paha dan kaki, lalu motif seperti jaguar di area punggung. Buntutnya juga mekar dan lebih panjang dibanding kucing domestik.
Kucing batu merupakan satwa yang aktif di malam hari dan cenderung menghabiskan waktunya di atas pohon. Satwa ini tersebar di Sumatera dan Kalimantan. Namun selain itu kucing ini juga berhabitat di Kamboja, Myanmar, Nepal, Thailand, Laos, dan India.
Kabar terakhirnya, pada September 2024 silam, satgas menemukan indikasi perdagangan kucing batu antara Indonesia dan Malaysia di Kabupaten Sanggau.
Flat-headed cat (Prionailurusplaniceps)
Di Indonesia satwa ini dikenal juga dengan nama kucing tandang. Ketika dewasa, kucing ini berukuran sama dengan kucing domestik. Pembedanya adalah muka satwa ini terlihat bulat beserta dengan telinga bundarnya yang kecil.
Umumnya satwa ini berbulu coklat terang dengan warna putih di bagian bawah tubuhnya. Sayangnya keberadaan satwa yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan ini sudah terbilang hampir punah karena deforestasi. Bahkan di Malaysia satwa ini hanya tercatat berjumlah 10 dan semuanya berada di kebun binatang.
Kucing Emas (Cotapumatemminckii)
Sekilas seperti singa betina, dengan warna bulu yang lebih gelap serta berukuran lebih kecil. Berat dewasanya sekitar 9-16 kg dan memiliki panjang sekitar 66-105 cm. Satwa ini memiliki julukan kucing misterius di Sumatera.
Hal ini dikarenakan populasinya yang terancam punah karena deforestasi di pulau Sumatera yang menyebabkan satwa ini kehilangan habitat aslinya lalu berburu ke pemukiman penduduk setempat yang kemudian memudahkannya jadi buruan untuk perdagangan ilegal.
Kabar terakhir, ada sepasang kucing emas yang dilepasliarkan ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) pada 27 Februari 2025 lalu setelah sebelumnya sempat dibesarkan di penangkaran PT Alam Jaya Nusantara sejak tahun 2021. Selain ditemukan di beberapa taman Nasional di Pulau Sumatera, satwa ini bisa ditemukan di beberapa negara Asia seperti Malaysia, Laos, Nepal, China,Tebet, Vietnam, Thailand, dan Myanmar.
Kucing Bakau (Prionailurus viverrinus)
Satwa satu ini adalah spesies kucing liar yang tersebar di pesisir Utara pulau Jawa. Diketahui besar dewasanya sekitar dua kali lipat dari kucing domestik dewasa dan memiliki bulu berwarna abu muda dengan bintik hitam seperti macan tutul. Berbeda dengan kucing pada umumnya, kucing bakau dikenal sebagai penyelam handal dalam berburu ikan.
Satwa ini memiliki selaput diantara jari-jari kakinya dan buntut yang lebih pipih daripada kucing umumnya. Selain di hutan Jawa, kucing bakau juga dapat ditemui di Nepal, India, Pakistan Timur, Bangladesh, Vietnam, Thailand, Sri Lanka Laos, dan Malaysia.
Kucing Merah (Catopumabadia)
Jika dibandingkan dengan kucing liar lainnya, spesies satu ini bisa dibilang kucing yang paling terlihat menyeramkan. Ini bisa terlihat dari mukanya dan kemudian dengan bulu coklat kemerahan, ditambah lagi postur tubuh satwa satu ini sangat mirip seperti kucing batu.
Kucing Merah berhabitat di pulau Kalimantan khususnya wilayah utara hingga ke Malaysia. Keberadaan satwa ini sangat jarang terlihat, maka dari itu satwa ini dianggap misterius di Kalimantan. Bahkan dalam kurun waktu setahun terakhir, kucing ini tidak banyak disorot media.
Nah! ApakahKawan GNFI pernah melihat salah satunya? Yuk! Mari bekerjasama dalam melestarikan persebaran satwa liar satu ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News