persitangsel klub asal kota tangerang selatan yang masih perlu banyak pembenahan - News | Good News From Indonesia 2025

Persitangsel, Klub Asal Kota Tangerang Selatan yang Masih Perlu Banyak Pembenahan

Persitangsel, Klub Asal Kota Tangerang Selatan yang Masih Perlu Banyak Pembenahan
images info

Persitangsel merupakan klub sepak bola asal Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang kondisinya jauh tertinggal dengan klub lain di kawasan Tangerang Raya, mulai dari popularitas hingga kepesertaan di liga tertinggi, sebut saja Persita Tangerang asal Kabupaten Tangerang yang bermain di Liga 1 musim 2024/2025 ataupun Persikota Kota Tangerang di Liga 2 Musim 2024/2025.

Bahkan dari segi pamor dan kualitas juga kalah jauh dengan klub pendatang baru yang pernah berdomisili di Tangerang Selatan seperti Dewa United (diakuisisi dari Martapura FC) yang sudah bermain di Liga 1.

Semenjak berdiri di tahun 2009 lalu, Persitangsel belum pernah sama sekali menginjakkan kakinya di kasta tertinggi persepakbolaan Indonesia. Selama 16 tahun berdiri klub yang berjuluk Laskar Cipasera itu hanya bisa berkutat di Kasta 3 serta ke 4 Liga Indonesia, dan di musim 2024/2025 masih berjuang di Liga 4 Wilayah Banten.

Baru-baru ini masalah juga datang dari Stadion Mini Ciputat selaku markas Persitangsel yang menjadi sorotan di berbagai pemberitaan media lokal karena kondisinya terbengkalai dan terkesan kumuh, sebab lokasinya kini menjadi tempat parkir liar dan tempat pembuangan sampah. Salah satu pemainnya pun mendapat sorotan di lapangan saat melakukan tindak kekerasan dengan mencekik pemain Raga Negeri pada pertandingan Liga 4 Wilayah Banten musim ini.

Tentu ini menjadi PR besar utamanya bagi khazanah persepakbolaan di Tangsel, ada banyak sisi yang harus dibenahi mulai dari pembibitan pemain, membangun pusat pembinaan dan pengembangan bakat lokal, membangun ulang tata kelola serta manajemen klub hingga membangun kembali sarana prasarana latihan dan pusat kebugaran pemain.

Sebenarnya di Kota Tangerang Selatan memiliki bibit pemain muda yang talenta dan berbakat, salah satunya ialah Muhammad Kafiatur Rizky. Pemain kelahiran Tangsel pada 17 Juli 2006 ini merupakan sosok pemain kunci di lini tengah Timnas Indonesia U-19 kala bermain di Piala AFF 2024 lalu.

Tapi jika hanya melahirkan satu atau dua pemain berbakat saja dari kota yang total warganya menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 berjumlah 1,43 juta jiwa itu merupakan angka yang sangat kecil, jelas pembibitan pemain muda harus lebih massif lagi dilakukan sehingga akan semakin banyak lagi pemain-pemain muda yang bisa diorbitkan.

Dengan adanya bakat-bakat serta bibit pemain muda di Tangsel, tentu akan menjadi nilai tambah dan bisa membuat Persitangsel memiliki banyak opsi dalam membidik pemain lokal untuk mengisi skuadnya.

Persitangsel sebetulnya juga pernah menjadi tempat persinggahan para pemain yang di kemudian hari menjadi pemain-pemain papan atas Liga Indonesia seperti Adam Alis Setyano dan Muhammad Rezaldi Hehanusa yang kini telah melanglangbuana bermain di klub-klub besar Liga Indonesia.

Meskipun pernah disinggahi dua pemain di atas, hal ini tentu jangan malah membuat Persitangsel berjumawa diri karena sudah menjadi tempat persinggahan dari para pemain yang akhirnya bisa pentas ke liga nasional.

Sebab evaluasi klub dan peningkatan kualitas pemain harus terus dilakukan, sehingga tidak hanya menjadi terminal atau pemberhentian sementara bagi pemain yang ingin menapaki karir ke jenjang nasional tetapi Persitangsel-nya juga harus ikut naik kelas ke liga teratas.

Untuk mewujudkan itu tentu pihak internal klub tidak bisa hanya berjuang sendirian, bersinergi dengan pihak Pemkot, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) serta PSSI Tangsel harus segera dilakukan agar saling bahu membahu dalam memajukan klubnya. 

Akan lebih bagus lagi jika pihak klub bisa menggandeng dan meyakinkan pihak swasta menjadi sponsor sekaligus investor, mengingat kota ini merupakan tempat bermukim raksasa-raksasa properti seperti Jaya Real Properti dan Sinar Mas Land, hal ini tentu akan menambah angin segar bagi keuangan klub.

Jika semua itu sudah dilakukan tentu bukanlah hal yang mustahil kalau nantinya kita bisa melihat Persitangsel bermain di Liga 1 atau bahkan sampai mentas di Liga Champions Asia.

Langkah-langkah di atas tentu harus dilakukan se-segera mungkin agar klub tidak semakin tenggelam dan terus terpuruk di kasta terbawah Liga Indonesia. Selain itu pihak klub juga perlu belajar dan berkaca dari Jepang dalam membangun sepakbolanya, karena dalam jangka waktu 25 tahun Negeri Sakura tersebut bisa melahirkan banyak talenta berbakat dari bibit lokal yang mampu bersaing di pentas dunia.

Tujuannya jelas agar semua warga bisa melihat dan menikmati persepakbolaan di Tangsel utamanya Persitangsel menjadi lebih baik lagi dan lebih maju kedepannya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RI
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.