Bumi menjadi tempat di mana manusia dapat tinggal. Akan tetapi, banyaknya manusia yang hidup di bumi menyebabkan Bumi kelebihan beban serta memunculkan masalah lingkungan, yaitu perubahan iklim.
Fakana dalam artikelnya yang diterbitkan di Global Journal of Science Frontier Research: H Environment & Earth Science menjelaskan bahwa perubahan iklim merupakan perubahan yang memiliki dampak besar dalam iklim, seperti suhu, curah hujan, salju, atau pola angin yang berlangsung selama beberapa dekade atau lebih.
Baik penyebab maupun dampak perubahan iklim dapat dilihat berdasarkan perspektif Islam dan Barat.
Perspektif Islam
Koehrsen dalam artikelnya yang diterbitkan di Wiley Interdisciplinary Reviews: Climate Change menyatakan berdasarkan temuan Shehu & Molyneux-Hodgson, penyebab perubahan iklim dalam Islam disebabkan oleh masalah spiritual seperti hukuman Tuhan atas dosa manusia serta takdir manusia yang semakin dekat dengan akhir zaman.
Hukuman Tuhan karena kerusakan yang dibuat oleh manusia dapat dilihat dalam surah Al-A’raf ayat 56 yang artinya “Janganlah kamu berbuat kerusakan di Bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.”
8 Cara Sederhana untuk Merayakan Hari Bumi
Qomarullah dalam artikelnya yang diterbitkan di Jurnal Studi Ilmu-ilmu Al-Qur'an dan Hadis menjelaskan bahwa ayat tersebut menunjukkan apa yang diberikan oleh Allah kepada manusia itu sesuai dengan ukuran yang diberikan-Nya.
Manusia sebagai khalifah (pemimpin) di Bumi memiliki tugas untuk menjaga Bumi dan lingkungannya.
Yankumara dalam artikelnya yang diterbitkan di Journal Intellectual Sufism Research (JISR) dalam pendapat Hayu, yang mana menyatakan perubahan iklim akan berdampak terhadap manusia itu sendiri karena perilaku mereka yang eksploitatif.
Dengan demikian, ini mengakibatkan kegagalan panen serta kurangnya air dan makanan yang akan meningkatkan gejolak sosial serta ancaman keamanan nasional dan global.
Hal ini juga berdasarkan surah Al-Baqarah ayat 60 yang artinya "Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan."
Perspektif Barat
Artikel Fakana pada Global Journal of Science Frontier Research: H Environment & Earth Science menjelaskan berdasarkan Environmental Protection Agency atau EPA, perubahan iklim dapat disebabkan oleh 2 hal, yaitu penyebab antropogenik dan penyebab alamiah.
Penyebab antropogenik mengacu pada aktivitas manusia seperti penggundulan hutan, perubahan penggunaan lahan, emisi gas rumah kaca, pembakaran bahan bakar fosil, perpindahan penduduk, dan perluasan pertanian.
Adapun penyebab alamiah merujuk pada jumlah cahaya matahari yang memasuki Bumi, perubahan orbitnya, perubahan arus laut, letusan gunung berapi, mencairnya gletser, dan kenaikan permukaan air laut.
Hari Bumi, Budaya Indonesia yang Diam-Diam Ramah Lingkungan
Manusia sebagai penghuni Bumi dilarang merusak apa yang ada di dalamnya demi kepentingan pribadi tanpa memikirkan dampaknya sehingga mengarah pada perubahan iklim.
Oleh karena itu, manusia harus menjaga bumi dan seisinya agar perubahan iklim tidak semakin buruk dengan cara, yaitu:
1. Membuang Sampah Sesuai Kategori
Membuang sampah tidak hanya pada tempatnya, tetapi kategori sampah harus diperhatikan. Ada 3 kategori, yaitu sampah organik atau sampah yang dapat terurai seperti sisa makanan atau kulit buah, sampah anorganik atau yang sulit terurai seperti kertas atau plastik, dan sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) seperti baterai bekas atau kaleng pembasmi serangga.
Hal ini penting dilakukan karena sampah mengandung gas metana (salah satu gas rumah kaca) yang dapat menyebaskan perubahan iklim sehingga perlu dipilah dengan baik.
2. Mengurangi Karbon Pribadi
Emisi karbon terutama karbondioksida (CO2) menjadi penyebab perubahan iklim. Hal ini dihasilkan melalui kendaraan bermotor.
Oleh karena itu, penting untuk menggunakan transportasi ramah lingkungan seperti jalan kaki atau menaiki transportasi umum guna mengurangi pelepasan emisi karbon ke atmosfer.
3. Menanam Pohon dan Melestarikannya
Pohon berfungsi sebagai penyerap karbon dioksida sehingga penting untuk menanamnya dan menjaganya. Jangan sembarangan menebang pohon tanpa memikirkan dampaknya karena pohon sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk Bumi.
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan, penting bagi Kawan GNFI untuk mulai meninggalkan atau mengurangi aktivitas buruk yang dapat menyebabkan perubahan iklim.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News