Dentang lonceng kematian datang dari Basilika Santo Petrus yang sekaligus menandakan meninggalnya Paus Fransiskus pada Senin (21/04/2025) di usia ke-88 tahun.
Berita duka terkait meninggalnya Paus dengan nama asli Jorge Mario Bergoglio ini disampaikan oleh Kardinal Kevin Farrel melalui siaran telegram Vatikan, dilansir dari portal berita detik.com.
Paus Fransiskus merupakan Paus Gereja Katolik ke-266, terpilih pada 13 Maret 2013, menggantikan Paus Benekdiktus XVI yang menggundurkan diri. Ia meninggal dunia setelah masuk Rumah Sakit Universitas Agostino Gemelli sejak 14 Februari 2025 untuk pengobatan penyakit bronkitisnya.
Paus Fransiskus sebagai tokoh inovatif memiliki perjalanan panjang sebelum akhirnya dapat mencapai dan membuat gagasan baru serta reformasi di masa kepemimpinannya. Berikut fakta-fakta menarik dari Paus Fransiskus.
Profil Singkat Paus Fransiskus
Paus Fransiskus lahir dengan nama asli Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina. Ia lahir dari pasangan Mario José Bergoglio dan Regina María Sívori.
Paus Fransiskus merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Diwartakan dari situs resmi Vatikan terkait biografi sang Paus, ayahnya bekerja sebagai seorang akuntan di perusahaan kereta api, sedangkan ibunya merupakan ibu rumah tangga.
Perjalanan keimanan Paus Fransiscus dimulai di tahun 1955 ketika ia belajar di Seminari Tinggi Keuskupan di Villa Devoto, Buenos Aires yang tiga tahun kemudian bergabung ke Serikat Yesus atau dikenal dengan Yesuit/Jesuit, dilansir dari Wikipedia.
1. Latar Belakang Pendidikan Unik
Sebelum menempuh pendidikan di bidang humaniora, Paus Fransiskus sebagai seorang pemimpin umat Katolik ternyata pernah menempuh gelar pendidikan di bidang sains teknologi, tepatnya di ilmu teknik kimia.
Paus Fransiskus menempuh pendidikan di Escuela Nacional de Educacion Tecnica (ENET) No 27 Hipolito Yrigoyen, Buenos Aries, Argentina untuk menjadi seorang teknisi kimia.
Paus Fransiskus Wafat: Menanti Pemimpin Baru Gereja Katolik
Setelah selesai pendidikan, ia berkarier untuk sementara waktu di Laboratorium Hickethier-Bachmann yang meneliti makanan sebagai teknisi.
2. Mengajar dan Menjadi Rektor
Paus Fransiskus memiliki pengalaman mengajar yang cukup sering sebelum akhirnya dilantik menjadi pemimpin umat Katolik. Pada tahun 1964 hingga 1965, ia mengajar sastra serta psikologi di Immaculate Conception College dan di tahun 1966, masih dengan subjek yang sama, ia mengajar di Colegio del Salvatore.
Paus Fransiskus juga pernah menjadi Profesor di Fakultas Teologi San Miguel yang mana menunjukkan dedikasi sang Paus di bidang pendidikan.
Paus Fransiskus dilansir dari situs resmi Vatikan telah menjabat sebagai rektor 2 kali, yaitu sebagai Rektor di Fakultas Filsafat dan Teologi, Colegio Máximo de San José sebelum tahun 1973 dan melanjutkannya lagi di tahun 1980 hingga 1986.
3. Dinobatkan sebagai 'Person of The Year'
Selama menjadi pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang penuh kasih sayang serta lebih progresif dalam memimpin dibandingkan pendahulunya.
Oleh karena itu, ia dinobatkan majalah TIME sebagai 'Person of The Year' atas kepribadian dan kepemimpinannya sehingga dapat dikatakan telah melakukan reformasi di Vatikan.
Penghargaan ini menandai ketiga kalinya seorang Paus dinobatkan sebagai 'Person of the Year' oleh TIME, setelah Paus Yohanes XXIII pada tahun 1963 dan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1994.
4. Wasiat Dimakamkan secara Sederhana
Sebelum meninggal, Paus Fransiskus membuat wasiat yang menginginkan pemakamannya dilaksanakan secara sederhana. Dilansir dari kompas.com, sang Paus telah melakukan revisi terhadap upacara pemakaman untuknya sejak November 2024.
Penyederhanaan pemakaman terhadap Paus merupakan langkah Paus Fransiskus untuk menekankan peran Paus sebagai seorang Uskup.
5. Berkunjung ke Indonesia
Paus Fransiskus pernah berkunjung ke Indonesia pada 3 hingga 6 September 2024. Kunjungan ini dilakukan sebagai salah satu rangkaian perjalanan apostolik (kerasulan) Asia Pasifik. Paus Fransiskus berkunjung menandai hubungan baik antara Indonesia dengan Vatikan.
Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Apa Selanjutnya untuk Gereja Katolik?
Dilansir dari situs Kanwil Kemenang Kalteng, kunjungan Paus Fransiskus terhitung merupakan ketiga kalinya seorang Paus berkunjung ke Indonesia, setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Sebagai seorang pemimpin umat beragama, Paus Fransiscus telah melaksanakan tugasnya dengan sangat baik sehingga dapat menjadi contoh bagi para jemaah. Ia selalu mementingkan kepentingan umatnya dibandingkan apapun yang menunjukkan sosok panutan bagi umatnya.
Bahkan, dirinya enggan mengundurkan diri ketika sedang menjalani proses pengobatan sehingga menunjukkan dedikasi Paus Fransiskus terhadap tanggung jawabnya sebagai Paus.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News