Wimar, siswa sekolah menengah pertama (SMP) Cikal Surabaya yang merupakan penyandang autisme menjadi salah satu sosok inspiratif. Laki-laki ini memiliki kelebihan mampu membawakan cerita wayang.
Sebagai dalang, ia bisa menunjukkan kemampuannya dengan sangat apik.
Wimar bahkan tercatat pernah meraih prestasi nasional sebagai penyaji terbaik dalam kompetisi pencarian bakat bidang Seni Pertunjukkan tingkat SMP/SMA di Surabaya pada 2024. Ajang ini diikuti oleh murid-murid inklusi seluruh indonesia.
Ketertarikan, kegigihan, dan kelebihannya dalam memainkan peran sebagai dalang perlu diapresiasi. Tidak hanya mampu mengembangkan diri, ketertarikan Wimar dalam seni tradisional, terutama wayang juga akan turut menjaga eksistensi wayang di tengah arus kesenian global.
Sosok Aming Ajen, Dalang Gen Z dari Banten yang Jadi Pegiat Budaya
Bibit Ketertarikan pada Seni Tradisional Dipupuk Sejak Kecil
Bibit ketertarikan Wimar terhadap wayang sudah muncul sejak dirinya berusia 6 tahun. Mimpinya ialah menjadi dalang yang tidak hanya profesional, tapi juga terkenal.
“(Aku suka mendalang sejak) umur 6 tahun. Aku senang sekali (setiap kali mendalang),” katanya.
Dalam usahanya mewujudkan mimpi-mimpi tersebut, Wimar berlatih mendalang dengan bimbingan langsung oleh maestro seni Wayang Kulit di Surabaya. Bahkan, tiga seniman bersama-sama memberi pelatihan khusus bagi Wimar.
Mereka adalah Ki Surono Ganda Taruno (seniman dalang senior di Jawa Timur yang juga dosen di salah satu universitas swasta di Surabaya), Ki Dalang Bonjol Kasranto, dan Ki Dalang Bambang Handoyo.
Potret Kamaku, Merek Batik yang Libatkan Para Down Syndrome dalam Proses Produksi
Kepercayaan, Keyakinan, dan Tekad Wimar
Walaupun didiagnosis sebagai penyandang autisme yang mengalami gangguan pada perkembangan otak dan saraf, Wimar memiliki kepercayaan dan keyakinan yang tinggi.
Wimar, bahkan sama sekali tidak merasa malu atau grogi saat tampil di depan banyak orang.
“Aku tidak takut (saat mendalang),” ucapnya.
Rafa Kusuma Si Sosok Istimewa, Dalang Cilik Down Syndrome Asal Yogyakarta
Ia justru merasa senang saat bisa membawakan cerita wayang di hadapan banyak orang. Apalagi, saat ia ditetapkan menjadi pemenang dalam ajang pencarian bakat bidang Seni Pertunjukkan tingkat SMP/SMA di Surabaya pada 2024 lalu.
“Aku senang sekali menang. Wimar hebat. Aku ingin menjadi dalang yang terkenal di Indonesia,” ungkapnya.
Kemenangan Wimar ini tidak terlepas dari kelebihannya yang mampu menghafal dan menuturkan jalan cerita pewayangan dengan baik.
Kopi Kamu, Coffee Shop Indonesia yang Berdayakan Anak Down Syndrom sebagai Barista
“Wimar memiliki kemampuan verbal yang baik, namun masih perlu pengembangan di komunikasi. Kemudian, dari sisi pengetahuan pada anak-anak seusianya,” ungkap Saffa Aulia Lestari, Homeroom yang mendampingi Wimar di Pendidikan Inklusi Cikal Surabaya.
Keikutsertaan Wimar dalam ajang tersebut merupakan rekomendasi dari sekolahnya. Saffa adalah salah satu orang yang mendeteksi kemampuan Wimar dalam mendalang lewat program pembelajaran indivisual (PPI). Ia lantas mendampingi Wimar berpartisipasi dalam ajang pencarian bakat tingkat SMP/SMA di Surabaya.
“Karena saya lihat ternyata ada bidang seni pertunjukan dan spesifik mendalang begitu. Jadi saya pikir saya akan mengikutkan Wimar pada kompetisi tersebut,” imbuh Saffa.
Band Anak Berkebutuhan Khusus I’M Star Pecahkan Rekor Dunia dan Muri di HUT ke-79 RI
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News