mengenal benteng kuto besak palembang dari sejarah arsitektur hingga objek wisata - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Benteng Kuto Besak Palembang, dari Sejarah, Arsitektur, hingga Objek Wisata

Mengenal Benteng Kuto Besak Palembang, dari Sejarah, Arsitektur, hingga Objek Wisata
images info

Indonesia memiliki banyak benteng kuno yang kini menjadi destinasi wisata menarik berkat nilai sejarah dan arsitektur uniknya. Benteng-benteng ini sering kali terkait dengan peristiwa besar yang menyimpan cerita penting tentang masa lalu. 

Benteng Kuto Besak sempat menjadi viral karena kontroversi seorang konten kreator bernama Willie Salim. Ia mengunggah video di media sosial tentang hilangnya rendang seberat 200 kilogram yang ia masak di Pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang, pada Selasa, 18 Maret 2025.

Dalam narasinya, Salim menyebut rendang tersebut raib saat ia meninggalkan lokasi selama satu menit untuk ke toilet. Padahal, rendang itu rencananya akan dibagikan kepada warga. Aksi ini menuai beragam reaksi, karena kontennya dinilai mencoreng citra Kota Palembang.

Mengesampingkan hal tersebut, Benteng Kuto Besak di Palembang, Sumatra Selatan, dibangun oleh pribumi dan terletak di tepi Sungai Musi. Benteng ini menjadi saksi bisu sejarah yang menarik untuk Kawan kunjungi dan pelajari!

Asal Usul Nama Kota Palembang, Awalnya Merupakan Daerah Hutan Belantara yang Luas

Sejarah Benteng Kuto Besak Palembang 

Benteng Kuto Besak awalnya merupakan keraton yang dibangun pada abad XVIII sebagai pusat Kesultanan Palembang. Pembangunannya dimulai oleh Sultan Mahmud Badaruddin I (1724–1758) pada masa pemerintahannya. Namun, pembangunan baru selesai di bawah penerusnya, Sultan Muhammad Bahauddin (1776–1803). 

Sultan Muhammad Bahauddin adalah seorang agamawan yang menjadikan Palembang pusat sastra agama di Nusantara. Beliau lalu memindahkan pusat kerajaan dari Keraton Kuto Lamo ke Kuto Besak. Belanda menyebutnya sebagai "nieuwe keraton" atau keraton baru.

Pembangunan benteng ini dimulai pada tahun 1780 dan memakan waktu sekitar 17 tahun. Kuto Besak dibangun menggunakan batu kapur dari Sungai Ogan ditambah dengan putih telur sebagai bahan perekat bata. Keraton ini resmi ditempati pada Senin, 21 Februari 1797. 

Terletak di lokasi strategis menghadap Sungai Musi, benteng ini dikelilingi Sungai Sekanak di barat, Sungai Tengkuruk di timur, dan Sungai Kapuran di utara. Hal ini memberikan kesan seolah-olah Kuto Besak berdiri di atas sebuah pulau. Saat ini, Benteng Kuto Besak menjadi markas Komando Daerah Militer Sriwijaya.

Mengulik Peninggalan Sejarah Palembang, Kota Tertua di Indonesia
Benteng Kuto Besak Palembang Tempo Dulu @ Iwan Said/wikimedia commons
info gambar

Arsitektur Khas Benteng Kuto Besak Palembang

Benteng Kuto Besak memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran 288,75 meter x 183,75 meter. Setiap sudut benteng dilengkapi dengan selekoh yang berbentuk trapesium di sudut utara, timur, dan selatan, serta selekoh segi lima di sudut barat. 

Terdapat tiga pintu gerbang yang terletak di timur laut, barat laut, dan tenggara, serta celah-celah pengintai di dinding yang semakin mengecil ke dalam. Di bagian depan benteng, terdapat dermaga yang digunakan oleh sultan untuk menuju Sungai Musi, dengan gerbang beratap limasan di ujung dermaga. 

Alun-alun terbentang di depan benteng, sementara meriam-meriam diletakkan sejajar dengan gerbang utama. Dinding benteng ini dibangun setebal 1,99 meter dan setinggi 9,99 meter, dilengkapi dengan empat kubu di setiap sudutnya. 

Di sekitar gerbang utama, terdapat dua bangunan kayu berbentuk persegi panjang dengan atap sirap tanpa dinding, salah satunya merupakan tempat duduk sultan. Selain itu, keraton ini juga dilengkapi dengan pelataran luas, balai agung, serta berbagai ruang penting seperti keputren, paseban, dan tempat kediaman sultan.

Di dalam kompleks benteng, terdapat juga kolam dengan perahu, taman, serta pohon buah-buahan yang menambah keasrian suasana. Jalan yang menghubungkan Keraton Kuto Besak dengan Keraton Lamo juga memberikan akses menuju masjid utama kerajaan.

Pada 3 Maret 2004, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Benteng Kuto Besak sebagai cagar budaya Indonesia dengan nomor registrasi CB.678. Benteng ini tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah Nusantara, tetapi juga menyimpan keindahan arsitektur yang penuh cerita. 

Dari Pempek ke Tradisi Keunikan Sosial Budaya Masyarakat Palembang
Panorama Benteng Kuto Besak Palembang @ Arisdp/wikimedia commons
info gambar

Benteng Kuto Besak Palembang sebagai Objek Wisata

Lokasi Benteng Kuto Besak Palembang

Benteng Kuto Besak terletak di pusat kota, tepatnya di Jalan Sultan Mahmud Badaruddin, Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Kuto Besak dapat diakses dengan LRT Palembang (melalui stasiun LRT Ampera) serta bus Trans Musi. 

Akses yang mudah dari berbagai tempat terkenal seperti Jembatan Ampera dan Masjid Agung Palembang membuat Benteng Kuto Besak menjadi destinasi yang ideal bagi Kawan yang ingin menikmati sejarah dan sambil menjelajahi keindahan kota.

Biaya dan Fasilitas Benteng Kuto Besak Palembang

Kompleks Benteng Kuto Besak menyimpan berbagai bangunan bersejarah, seperti pelataran luas, balai agung, serta ruangan penting seperti keputren, paseban, ruang tamu, dan kediaman sultan dan permaisuri. 

Di tengah benteng, terdapat kolam dengan perahu, taman, dan pohon buah-buahan yang menambah keindahan suasana. Untuk menikmati sejarah dan keindahan tempat ini, pengunjung cukup membayar tiket masuk sebesar Rp5.000.

Pengembangan Wisata Plaza Benteng Kuto Besak Palembang

Pembangunan dan pengembangan kawasan sekitar Plaza Benteng Kuto Besak direncanakan untuk menjadi tempat hiburan terbuka yang memamerkan pesona Sungai Musi dan bangunan bersejarah. 

Dari Seberang Ulu atau Jembatan Ampera, pemandangan yang terlihat adalah pelataran luas dengan pohon palem di halaman benteng, serta menara air di Kantor Wali Kota Palembang. Pada malam hari, suasana semakin dramatis dengan cahaya lampu taman yang memantulkan warna kuning di permukaan sungai. 

Benteng Kuto Besak Palembang kini telah bertransformasi menjadi destinasi wisata populer dan museum yang menyajikan artefak sejarah dan budaya lokal. Mempelajari sejarah Benteng Kuto Besak memungkinkan Kawan untuk menghargai signifikansi kekayaan Indonesia, yang seharusnya kita jaga dan lestarikan sebagai identitas bangsa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ashnov Brillianto Ahmada lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ashnov Brillianto Ahmada.

AB
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.