mengulik peninggalan sejarah palembang kota tertua di indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Mengulik Peninggalan Sejarah Palembang, Kota Tertua di Indonesia

Mengulik Peninggalan Sejarah Palembang, Kota Tertua di Indonesia
images info

Jika ditelusuri dari Prasasti Kedukan Bukit dari Kerajaan Sriwijaya, usia kota Palembang setidaknya 1337 tahun. Hal ini menjadikannya kota yang paling tua di Indonesia. Mengapa mesti diteliti dari prasasti Sriwijaya? Karena Palembang dulunya adalah ibu kota kerajaan tersebut.

Kerajaan Sriwijaya berakhir sekitar abad ke-13 dan meninggalkan banyak artefak, situs bangunan, hingga tulisan-tulisan bersejarah. Sayangnya, wilayah peninggalan kerajaan ini menjadi sepi dan tak bertuan sampai Kesultanan Palembang mengambil alih dan menghidupkannya kembali.

Dari Kesultanan Palembang pun juga ada banyak warisan budaya yang dapat Kawan GNFI lihat sekarang.

Pexels | Belle Mask
info gambar

Warisan Kerajaan Sriwijaya

Sriwijaya meninggalkan jejaknya di tanah Nusantara dalam berbagai bentuk warisan budaya seperti prasasti, bangunan, hingga arca-arca.

Salah satu yang paling terkenal adalah Prasasti Kedukan Bukit yang sempat disebut sebelumnya. Prasasti ini merupakan bukti bahwa Palembang juga termasuk wilayah Sriwijaya di masa lalu karena ditemukan di kampung Kedukan Bukit, tepi sungai Tatang, Palembang.

Tertulis juga di dalam prasasti tersebut sebuah riwayat tentang sekelompok orang yang melakukan ekspekdisi hingga membangun sebuah kota di daerah tersebut yang kemudian bernama Sriwijaya.

Kemudian, ada beberapa arca yang ditemukan di Bukit Siguntang, 3 kilometer dari pusat kota Palembang. Penemuan ini membuat para sejarawan yakin bahwa Bukit Siguntang dulu dijadikan sebagai tempat aktivitas keagamaan pada zaman Kerajaan Sriwijaya. Karena itu, bukit tersebut ditandai sebagai situs arkeologi yang amat penting.

Tak jauh dari Bukit Siguntang, ada lagi Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya atau yang dulunya idsebut sebagai situs Karanganyar. Taman ini kemungkinan dulunya bekas pemukiman dan taman Kerajaan Sriwijaya.

Di sinilah Kawan bisa menemukan jaringan kanal, parit, dan kolam yang tersusun rapi, sehingga diyakini kalau mereka dibuat oleh tangan manusia. Karena itulah, banyak orang beranggapan taman ini berada di wilayah pusat Kerajaan Sriwijaya.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang, Bukti Kekuasaan di Tanah Palembang

Warisan Kesultanan Palembang

Masa Kesultanan Palembang tidak lepas dari kisah-kisah akan perlawanan kepada penjajah asing. Karena itu, jika ditanya soal warisan budaya dari kesultanan tersebut, maka yang pertama terlintas di benak banyak orang adalah Benteng Kuno Besak yang dulu digunakan sebagai bangunan pertahanan.

Uniknya benteng tersebut secara garis besar terinspirasi dari gaya arsitektur Prancis. Panjang bangunan sekitar 288 meter dan lebarnya lebih dari 187 meter. Benteng ini menggunakan batu kapur yang diambil langsung dari Kabupaten Ogan Omering Ilir sebagai bahan utamanya.

Sayangnya, masyarakat biasa di zaman sekarang hanya bisa memandang bangunan tersebut dari luar. Sebab, Benteng Kuno Besak telah diubah menjadi ruang perkantoran Komando Daerah Militer (Kodam) Sriwijaya.

Menyelami Masa Lalu Lewat Kunjungan Museum

Masih ada begitu banyak peninggalan bersejarah Kota Palembang baik dari masa-masa gemilangnya sebagai Kerajaan Sriwijaya hingga kesultanan besar Palembang Darussalam yang tidak dijelaskan sepenuhnya di artikel ini.

Jika Kawan GNFI ingin melihat dan mempelajari langsung tentang warisan-warisan tersebut serta kisah-kisah tersembunyi di baliknya, maka Kawan bisa berkunjung ke Museum Sultan Mahmud Badaruddin II di kecamatan Bukit Kecil, kota Palembang, Sumatra Selatan.

Lebih tepat lagi, di seberang sungai Musi, Jalan Sultan Mahmud Badaruddin No. 2.

Museum ini menyimpan sekitar 500 artefak termasuk beberapa replika prasasti yang ditemukan di Palembang. Namun, bukan hanya batu-batu dan patung-patung saja yang berada di museum ini, tetapi juga kain tradisional khas Kesultanan Palembang, keramik, bahkan hingga mata uang yang pernah digunakan masyarakat sejak zaman Kerajaan Sriwijaya hingga kota Palembang saat ini.

Nah, jika Kawan GNFI tertarik untuk berkunjung, Museum Sultan Badaruddin II dibuka setiap Selasa hingga Jumat jam 08.00 sampai 15.30 WIB. Pada akhir pekan, pengunjung bisa datang dari jam 09.00 hingga 15.30 WIB.

Menziarahi Museum Taman Prasasti, Sejarah, Koleksi, Jam Buka dan Tiketnya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.