Film Jumbo sukses mendulang jumlah penonton yang cukup besar. Film animasi buatan Indonesia yang digarap Visinema Studios bersama Springboard dan Anami Films itu berhasil menarik antusiasme dari berbagai kalangan.
Film yang diperuntukkan bagi semua umur ini, menjadi film yang bisa dinikmati oleh anak-anak maupun dewasa. Tidak hanya menyajikan karakter lucu, Jumbo juga penuh pesan moral bagi orang dewasa yang disampaikan lewat jalan cerita unik.
Sebagian anak-anak dibuat tertawa lepas oleh karaker-karakter di film Jumbo, sebagian orang dewasa lainnya merasakan kesedihan yang mendalam atas cerita yang dibangun. Betapa kerennya!
Ada Kemenekraf dan InJourney di Balik Kesuksesan Film Jumbo, Sudah Tahu?
Tidak heran, sebab proses produksi film animasi ini membutuhkan waktu selama lima tahun. Oleh karena itu, kualitas dari segi visualisasi maupun narasi tidak dapat diragukan.
Akan tetapi, tahukah Kawan, bahwa film Jumbo yang lucu sekaligus mengharukan ini digawangi oleh Ryan Adriandhy yang merupakan seorang komika? Menariknya lagi, Ryan juga turut andil tampil di film Jumbo dengan perannya sebagai penelpon misterius.
Lantas, sebenarnya siapa Ryan dan mengapa bisa menghasilkan film keren?
Film animasi Indonesia "Jumbo" Banjir Pujian, Hadirkan Kisah Hangatnya Persahabatan
Ryan Adriandhy, Seorang Komika dan Sutradara
Ryan Adriandhy adalah salah satu sosok multitalenta. Ia tidak hanya komika, tetapi juga sutradara. Sutradara film animasi Jumbo ini merupakan sosok yang mengemban berbagai peran, mulai dari animator, pelawak, sutradara, pemeran, hingga presenter.
Nama Ryan mulai melejit saat ia berhasil menjuarai Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV musim pertama pada tahun 2011. Sebagai pemenang perdana, Ryan berhasil mendongkrak eksistensi kompetisi tersebut dan tentunya namanya sendiri.
Usai memenangi ajang tersebut, Ryan mulai menerima berbagai tawaran, termasuk tawaran untuk bermain di serial televisi Malam Minggu Miko (2012—2013) karya Raditya Dika—yang juga seorang komika—dan Kokoro no tomo pop (2014—2015).
265 Siswa SMK Raden Umar Said Kudus Garap Film Pendek Animasi "NYLA"
Animasi Film Pendek untuk Tugas Akhir Dapat Penghargaan Piala Citra
Sebenarnya, Ryan memang memiliki minat di bidang animasi. Hal ini dilihat dari jurusan yang diambil saat menempuh pendidikan sarjana. Ryan adalah lulusan Binus Univeristy tahun 2012 jurusan Desain Komunikasi Visual.
Usai menyelesaikan perannya di Kokoro no tomo pop, Ryan memutuskan untuk kembali melanjutkan pendidikannya di bidang animasi. Ia mengambil S2 di Rochester Institute of Technology (RIT) jurusan School of Film and Animation. Ia mendapatkan beasiswa fullbright untuk menempuh jenjang magister tersebut.
Di sanalah ia mendalami berbagai teknik pembuatan film dan animasi.
Industri Animasi Lokal Kian Melejit, Tembus Pasar Dunia dan Kolaborasi Internasional
Pada saat menggarap tugas akhir, Ryan membuat proyek film animasi berjudul Prognosis pada 2020. Film animasi ini cukup unik sebab Ryan menghadirkan tokoh tanpa kata-kata.
Film berdurasi 10 menit 24 detik ini hanya dibumbui beberapa hentakan atau lenguhan ekspresif dari tokoh-tokohnya.
Animasi ini berhasil memenangkan FFI 2020 kategori Animasi Pendek Terbaik.
Usai menyelesaikan pendidikannya di New York, Ryan kemudian bergabung dengan Visinema dengan membawa proyek besarnya, Jumbo. Ryan menjadi salah satu sosok yang berhasil “membesarkan” Jumbo bahkan hingga ke mancanegara. Ia berperan sebagai sutradara dan terlibat dalam penulisan naskah Jumbo.
Kontribusi Anak Bangsa di Kancah Internasional dalam Film Animasi
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News