legenda la moelu dari sulawesi tenggara kisah seorang anak dan ikan kesayangannya - News | Good News From Indonesia 2025

Legenda La Moelu dari Sulawesi Tenggara, Kisah Seorang Anak dan Ikan Kesayangannya

Legenda La Moelu dari Sulawesi Tenggara, Kisah Seorang Anak dan Ikan Kesayangannya
images info

Legenda La Moelu merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Sulawesi Tenggara. Legenda ini berkisah tentang seorang anak dengan ikan kesayangan yang dia miliki.

Simak cerita lengkap terkait legenda La Moelu dalam artikel berikut ini.

Legenda La Moelu

Dinukil dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu terdapat sebuah desa di daerah Sulawesi Tenggara. Di desa tersebut tinggal seorang anak bernama La Moelu.

Sehari-hari La Moelu hidup dengan sang ayah yang sudah tua. Untuk membantu kehidupan keluarganya, La Moelu selalu pergi memancing ke sungai setiap harinya.

Pada suatu hari, La Moelu pergi ke sungai untuk memancing seperti biasa. Namun pada hari tersebut dia hanya berhasil mendapatkan seekor ikan kecil saja.

La Moelu kemudian membawa ikan kecil tersebut pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, sang ayah menyuruh La Moelu untuk merawat ikan hasil tangkapannya tersebut.

Akhirnya La Moelu mengikuti perkataan sang ayah. Dia kemudian mengambil sebuah wadah dan memasukkan ikan kecil tersebut ke dalamnya.

Keesokan harinya, ikan tersebut tiba-tiba sudah tumbuh besar seukuran wadahnya tersebut. Melihat hal itu, sang ayah menyuruh La Moelu memindahkan ikan tersebut ke dalam lesung.

Hal serupa kembali terjadi keesokan harinya. Kali ini sang ayah menyuruh La Moelu memindahkan ikan peliharaannya ke dalam sebuah guci.

Pada hari berikutnya, ikan tersebut kembali membesar seukuran guci. Karena sudah tidak ada lagi wadah yang bisa menampungnya, sang ayah memerintahkan La Moelu untuk melepaskan ikan tersebut ke laut.

Sebelum melepaskannya ke laut, La Moelu memberi nama ikan tersebut Jinnande Teremombonga. Dia berkata jika nama tersebut dipanggil, maka ikan tersebut agar muncul dan mendatanginya.

Keesokan harinya, La Moelu kembali ke pinggir pantai. Dari sana dia meneriakkan nama Jinnande Teremombonga dengan kerasnya.

Benar saja, ikan besar tersebut kemudian muncul dan menghampirinya. La Moelu langsung memberi makan ikan kesayangannya tersebut.

Rutinitas ini selalu dilakukan La Moelu setiap paginya. Setelah diberi makan, ikan tersebut akan kembali ke laut lepas.

Pada suatu hari, La Moelu diikuti oleh tiga orang pemuda. Para pemuda ini mengetahui bahwa La Moelu memiliki seekor ikan besar.

Mereka berencana untuk menangkap ikan tersebut. Setelah melihat cara La Moelu memanggil ikannya, mereka berniat melakukan hal yang sama dan menangkapnya.

Ketika La Moelu sudah kembali pulang, salah seorang pemuda kemudian meneriakkan nama Jinnande Teremombonga. Saat ikan tersebut muncul, dua pemuda lain langsung menombaknya.

Keesokan harinya, La Moelu kembali ke pinggir pantai seperti biasa. Dia kemudian memanggil nama ikan kesayangannya untuk diberi makan.

Namun Jinnande Terembonga tidak muncul setelah dipanggil berulang kalii. La Moelu kemudian merasa khawatir dengan keadaan ikannya tersebut.

Pada malamnya, La Moelu pergi berkunjung ke rumah salah satu pemuda tersebut. Dirinya kemudian dijamu dengan hidangan daging ikan besar.

Seketika La Moelu ingat dengan ikan kesayangannya. La Moelu kemudian dari mana asal daging ikan besar yang ada di hadapannya tersebut.

Setelah didesak, pemuda tersebut kemudian mengakui bahwa sudah menangkap Jinnande Teremombonga. La Moelu merasa sedih setelah mengetahui hal tersebut.

Dirinya kemudian memungut sisa tulang ikan dan menguburnya. Keesokan harinya dari atas kuburan tersebut tumbuh sebuah tanaman yang memiliki batang emas, berdaun perak, berbunga intan, dan berbuah berlian.

Sejak saat itu, La Moelu menjadi seorang kaya raya bersama ayahnya. Meskipun sudah memiliki banyak harta, La Moelu tetap pemurah dan baik hati dengan sesama.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.