roti sehat sourdough sejarah proses hingga manfaatnya - News | Good News From Indonesia 2025

Serba Tahu tentang Roti Sehat Sourdough: Sejarah, Proses, hingga Manfaatnya

Serba Tahu tentang Roti Sehat Sourdough: Sejarah, Proses, hingga Manfaatnya
images info

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak sulit untuk memberi roti di berbagai tempat. Roti bahkan sering kali bukan sekadar camilan, telah menjadi bagian dalam pola konsumsi harian.

Keberadaan roti pun telah melintasi waktu selama ribuan tahun. Jika mengacu kisah penemuannya, usia roti diperkirakan telah mencapai sekitar tiga puluh ribu tahun lampau.

Dalam kehidupan modern, ada beragam roti yang bisa dipilih untuk konsumsi. Sebagai misal, roti tawar, roti manis, roti gandum, roti lapis, roti pastry dan croissant, atau sourdough.

Di antara semua jenisnya, mungkin sourdough merupakan roti yang tidak terlalu populer. Namun seiring dengan kesadaran untuk hidup sehat, roti ini makin digemari.

Sourdough: Roti Sehat Hasil Fermentasi Alami

Apa itu roti sourdough? Dari mana asal roti sourdough? Bagaimana Sejarah Ditemukannya Roti Sourdough? Roti Sourdough terbuat dari tepung apa? Apa perbedaan roti sourdough dan roti biasa? Mengapa roti sourdough lebih sehat? Apakah roti sourdough mengandung gula?

Itulah sejumlah pertanyaan yang mungkin muncul dalam benak banyak orang berkenaan dengan keberadaan roti sourdough yang kian digemari. Berikut penjelasan ringkas atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Baca Juga: Sejarah Roti Kuro, Perjalanan, Makna, dan Keunikan Roti Hitam yang Memikat

Apa itu Roti Sourdough?

Sourdough adalah sejenis roti yang berbeda dari roti lainnya terkait dengan proses pembuatannya. Roti sourdough diolah dengan cara fermentasi, bukan menggunakan ragi seperti roti pada umumnya.

Untuk menggantikan penggunaan ragi instan, maka proses fermentasi yang berlangsung alami pada roti ini, menggunakan campuran tepung dan sejenis air yang biasa disebut sebagai "biang" atau “starter”.

Biang untuk roti sourdough ini mengandung mikroorganisme alami, seperti ragi liar (wild yeast) dan bakteri asam laktat (lactobacillus). Mikroorganisme inilah yang membuat adonan roti mengembang seperti adonan roti lainnya.

Dari Mana Asal Roti Sourdough?

Sejarah keberadaan sourdough sebagaimana dikenal saat ini, memiliki catatan panjang untuk dirunut ke belakang. Kisah tentang roti ini bermula pada era Mesir Kuno, sekitar 1500 SM.

Itu sebabnya tidak mengherankan dengan sejarah asal-muasal yang panjang ini, roti sourdough dianggap sebagai jenis roti yang tertua di dunia.

Pada masa itu masyarakat umum belum mengenal ragi instan, yang kini banyak dijumpai terutama di toko bahan roti. Untuk membuat roti, mereka menggunakan cara tradisional melalui proses fermentasi alami.

Baca Juga: Mengenal Sourdough, Roti Sehat dengan Rasa yang Unik

Bagaimana Sejarah Ditemukannya Roti Sourdough?

Menurut perkiraan, roti sourdough ditemukan pada masa Mesir Kuno itu secara tidak sengaja. Ada kebiasaan dalam kehidupan masyarakat masa itu untuk menyimpan adonan tepung gandum yang telah dicampur air.

Adanya ragi liar dan bakteri asam laktat di udara bebas, kemudian menjadi sumber penyebab adonan tersebut mengalami fermentasi dan mengembang secara natural.

Seiring waktu, cara pembuatan roti sourdough yang alami ini menyebar ke berbagai wilayah di Eropa. Pada masa sebelum adanya ragi instan, sourdough pun menjadi roti umum dan menjadi bagian penting dari budaya kuliner di banyak negara.

Pada abad ke-19 di Amerika Serikat, jenis roti ini merebak menjadi santapan terkenal. Sourdough menjadi makanan favorit, terutama di San Francisco.

Roti Sourdough Terbuat dari Tepung Apa?

Pembuatan roti sourdough umumnya menggunakan berbagai jenis tepung. Pilihan ini sangat tergantung pada preferensi masing-masing pembuat roti. Namun demikian, terdapat tiga jenis tepung paling umum digunakan.

  • Tepung terigu: Penggunaan tepung terigu berkontribusi pada tekstur khas roti sourdough.
  • Tepung gandum: Jika menggunakan tepung gandum, maka akan memberikan rasa yang lebih unik, sekaligus menawarkan kandungan serat yang tinggi.
  • Tepung rye (gandum hitam): Tepung gandum hitam ini akan membuat tekstur sourdough lebih padat dan menguarkan rasa agak asam yang khas.

Selain menggunakan tepung-tepung dengan karakteristik tertentu, ada pula pembuat roti yang menggunakan cara lain. Mereka memadukan berbagai jenis tepung tersebut untuk mendapatkan jenis rasa dan tekstur yang berbeda.

Apa Beda Roti Sourdough dan Roti Biasa?

Berikut adalah beberapa perbedaan utama yang membedakan roti sourdough dan roti biasa.

  • Biang: Untuk membuat sourdough dibutuhkan biang, yang dibuat selama beberapa hari hingga minggu.
  • Proses: Proses membuat sourdough menggunakan mikroorganisme, sedangkan roti biasa menggunakan ragi komersial.
  • Durasi: Waktu yang dibutuhkan untuk fermentasi alami sourdough, jauh lebih lama dibandingkan roti biasa yang tergolong cepat.
  • Aroma: Sourdough memberikan rasa asam khas yang tidak terdapat pada roti biasa.
  • Tekstur: Umumnya tekstur luar pada sourdough renyah, sementara di bagian dalam kenyal.
  • Rongga: Rongga roti pada sourdough lebih tidak beraturan bila dibandingkan roti biasa.
  • Dicerna: Untuk orang yang sensitif gluten, akan lebih mudah mencerna sourdough. Hal ini karena proses fermentasi pada sourdough membantu memecah protein gluten dalam tepung.

Mengapa Roti Sourdough Lebih Sehat?

Proses fermentasi alami dalam membuat sourdough, membuat roti ini lebih bernutrisi bila dibandingkan dengan roti biasa. Fermentasi ini meningkatkan ketersediaan nutrisi seperti vitamin B dan mineral.

Sementara bakteri asam laktat yang terdapat pada roti sourdough, akan mengurangi kadar asam fitat. Ini merupakan senyawa yang dapat menghambat terjadinya penyerapan mineral.

Rongga dalam sourdough yang cenderung tidak beraturan, membuat roti ini lebih mudah dicerna. Fermentasi telah membantu dalam hal memecah kandungan pati di dalamnya.

Apakah Roti Sourdough Mengandung Gula?

Roti sourdough yang dibuat menggunakan cara fermentasi alami, tidak membutuhkan tambahan gula. Tentu tidak bebas gula, sebab kandungan karbohidrat alami dari tepung akan diubah tubuh menjadi gula.

Menurut beberapa penelitian, roti sourdough memiliki Indeks Glikemik (IG) yang lebih rendah dibandingkan roti putih biasa. Dengan demikian tidak terjadi lonjakan gula darah yang drastis.

Sebagai informasi, Indeks Glikemik merupakan ukuran yang berkenaan dengan seberapa cepat makanan yang mengandung karbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.

Baca Juga: Bukan Sekedar Roti dan Kue, Pahami Perbedaan Bakery dan Pastry!

Dalam perjalanan keberadaan sourdough, popularitas roti fermentasi alami yang sehat ini sempat mengalami kemerosotan pamor terkait adanya ragi komersial yang praktis dan instan dalam penggunaannya.

Namun dalam perkembangannya, terutama beberapa tahun terakhir, minat pada roti sourdough kembali meningkat. Hal ini seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ang Tek Khun lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ang Tek Khun.

AT
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.