legenda asal usul burung ruai dari kalimantan barat yang berasal dari jelmaan si bungsu baik hati - News | Good News From Indonesia 2025

Legenda Asal Usul Burung Ruai dari Kalimantan Barat yang Berasal dari Jelmaan Si Bungsu Baik Hati

Legenda Asal Usul Burung Ruai dari Kalimantan Barat yang Berasal dari Jelmaan Si Bungsu Baik Hati
images info

Terdapat sebuah legenda dari daerah Kalimantan Barat yang menceritakan asal usul dari burung ruai. Konon katanya burung ruai ini merupakan jelmaan dari putri bungsu seorang raja.

Lantas bagaimana cerita lengkap dari legenda asal usul burung ruai tersebut? Temukan kisah lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Legenda Asal Usul Burung Ruai

Dilihat dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu terdapat sebuah kerajaan yang dimiliki oleh orang-orang Dayak. Kerajaan ini berada jauh di pedalaman Banua Bantahan.

Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang memiliki tujuh orang putri. Sang raja seorang diri membesarkan ketujuh putrinya.

Hal ini terjadi ketika permaisuri raja meninggal dunia saat si bungsu masih kecil. Sejak saat itu, sang raja membesarkan ketujuh putrinya dengan baik.

Dari ketujuh putrinya, si bungsu merupakan yang paling menonjol jika dibandingkan yang lainnya. Si bungsu memiliki sifat dan budi pekerti yang baik hati.

Sifat ini jauh berbeda dengan apa yang dimiliki oleh keenam kakaknya. Akibatnya sang raja lebih menyayangi si bungsu dan sering memanjakannya.

Namun perlakuan sang raja ini ternyata memancing rasa iri dari keenam kakak si bungsu. Tidak jarang keenam kakaknya berbuat jahat kepada si bungsu karena iri terhadap dirinya.

Pada suatu hari, sang raja hendak pergi ke kerajaan tetangga. Pada saat sang raja pergi, keenam kakak si bungsu memukuli hingga lebam.

Sepulangnya dari kerajaan tetangga, sang raja melihat tubuh si bungsu penuh luka lebam. Dirinya kemudian bertanya kepada si bungsu mengapa kondisinya seperti itu.

Si bungsu berkata bahwa dia tidak sengaja terjatuh pada saat sedang bermain. Sang raja percaya begitu saja mendengar jawaban dari putri bungsunya tersebut.

Beberapa saat kemudian, sang raja kembali melakukan perjalanan ke kerajaan tetangga. Kali ini sang raja harus melakukan perjalanan selama satu bulan lamanya.

Ketika sang raja sedang pergi ke kerajaan tetangga, keenam kakak si bungsu mulai menyusun rencana untuk mencelakai dirinya. Mereka berniat mengajak si bungsu mencari ikan di Gua Batu.

Sesampainya di sana, keenam kakaknya menyuruh si bungsu untuk masuk ke dalam gua terlebih dahulu. Ketika si bungsu sudah masuk, keenam kakaknya ternyata sudah pergi meninggalkannya seorang diri.

Si bungsu hanya bisa menangis di dalam gua tersebut. Sebab dirinya tidak tahu bagaimana cara kembali pulang ke istana.

Tepat pada hari ketujuh di dalam gua, tiba-tiba seorang kakek tua muncul di hadapan si bungsu. Kakek tua tersebut kemudian bertanya kepada si bungsu mengapa dirinya ada di dalam gua tersebut.

Si bungsu kemudian menceritakan apa yang sudah dia alami. Air mata si bungsu terus berjatuhan ketika dirinya menceritakan hal tersebut kepada sang kakek.

Dengan kesaktian yang dia miliki, sang kakek kemudian mengubah tetesan air mata si bungsu menjadi telur putih yang besar dan banyak. Sang kakek kemudian berkata akan mengubah si bungsu menjadi seekor burung untuk mengerami telur tersebut.

Kelah burung-burung tersebut akan selalu menemaninya ke manapun. Si bungsu kemudian setuju dengan perkataan sang kakek.

Perlahan-lahan tubuh si bungsu mulai ditumbuhi bulu-bulu yang indah. Tidak lama kemudian, seluruh tubuh si bungsu sudah berubah menjadi seekor burung.

Dirinya kemudian mengerami telur-telur yang ada di gua tersebut. Setelah 25 hari, semua telur tersebut menetas dan menjadi seekor burung.

Ketika burung tersebut beranjak dewasa, mereka kemudian bertengger di istana raja. Si bungsu yang juga sudah menjelma menjadi seekor burung juga ikut bertengger di sana.

Pada saat itulah dia menyaksikan keenam kakaknya sudah menerima ganjaran dari sang raja atas perbuatan yang mereka lakukan. Kelak burung yang menjadi jelmaan si bungsu inilah yang dikenal dengan nama burung ruai.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.